*✧・゚:*『 28 』 *:・゚✧*:

1.2K 87 6
                                    

AUTHOR POV

Setelah kira-kira lima menit, mereka telah sampai di rumah Beneta. Beneta langsung saja menerima Aaron masuk ke rumahnya tanpa penolakan. Toh, kalau misalnya dia larang nanti si Aaron bakal masuk juga dengan caranya sendiri. Jadi, Beneta tidak mau membuang-buang tenaganya untuk hal-hal yang sia-sia.

"Lo kagak pulang apa?" tanya Beneta yang nada suara yang sepertinya ingin mengusir Aaron.

"Eh buset ... lo mau ngusir gw ya?" tanya Aaron tersindir.

"Kagak ... tapi kan udah sore menjelang malam nih," ucap Beneta yang setelahnya langsung menunjuk langit yang memang sudah berubah warna menjadi warna hitam.

"Ya udah deh ... gw balik ya," tutur Aaron. Setelah itu, ia langsung mengambil tasnya dan melangkahkan kakinya ke pintu depan rumah Beneta.

"Bye Aaron," ucap Beneta sambil melambaikan tangannya pelan. Namun, wajahnya tetap datar.

"Wah akhirnya lo mau ngelakuin hal kayak gitu juga ya," balas Aaron sambil tersenyum manis, lagi.

Tanpa aba-aba, Aaron berlari ke arah Beneta dan memeluknya, lagi. Lalu ia menatap mata Beneta lekat dan berkata, "Lo beda dari yang lain dan gw suka."

Setelah ia berkata seperti itu, langsung saja ia berlari ke arah motornya dan langsung menaikinya. Tanpa menunggu lama, sosok Aaron pun sudah tak nampak lagi di kedua mata Beneta. Ia pun hanya bisa terheran-heran dengan apa yang terjadi hari ini.

Seorang Aaron bilang kangen sama dia?

Seorang Aaron bisa bilang sayang ke dia padahal dia udah punya pacar cantik pake banget walaupun perlakuannya kayak begitu tapi jika dibandingkan dengan Beneta, pastinya para kaum adam akan memilih Isabela.

Seorang Aaron bisa dengan mudahnya meluk tubuh berlemaknya itu?

Hah...

Sudah terlalu banyak yang terlintas di pikiran Beneta sekarang. Ia pun memutuskan untuk tidur saja.

⊱ ────── {⋅. ✯ .⋅} ────── ⊰

Di sebuah kamar, remaja perempuan itu sudah menangis untuk ke berapa kalinya. Sudah sekian kali ia berusaha untuk menghentikan tangisnya itu, tapi selalu ia gagal untuk menghentikan cairan matanya yang berwarna bening itu keluar dari matanya.

"Apakah ini yang dikatakan orang sebagai cinta?" tanya gadis itu entah kepada siapa.

"Jika iya, apakah harus sesakit ini untuk merasakan cinta itu?" tanyanya lagi sambil membiarkan matanya yang terus mengeluarkan cairan bening.

⊱ ────── {⋅. ✯ .⋅} ────── ⊰

Di waktu yang sama, seorang remaja pria juga sedang merebahkan tubuh letihnya di atas kasurnya itu. Ia pun sudah tidak bisa lagi untuk membendung air matanya yang terus menerus keluar.

Kenapa?

Karena ia merasa sudah tidak mempunyai harapan lagi untuk bisa meraih hati gadis pujaannya itu.

Bahkan sikap dari orang yang ia suka itu sudah berubah 180 derajat berubah. Sekarang, ia menghindarinya. Walaupun gadis itu mengelaknya, ia tahu pasti kalau gadis itu tengah berbohong.

✓Impossible Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang