*✧・゚:*『 25 』 *:・゚✧*:

1.2K 86 4
                                    

AUTHOR POV

“Hahahaha ... takut mati kan lo babi ... makanya lo gak usah sok deh di depan gw. Sekarang juga ... kasih tuh HP lu sama gw ... kalau enggak ... gw bakal bunuh lo sekarang di sini juga,” tegas Isabela dengan matanya yang memicing tajam je arah gadus gendut yang masih saja menampilkan wajah datarnya itu, seakan-akan ia berani menantang gadis cantik yang sedang mengancamnya itu.

“Wah lo berani ya sama gw. Lo bener-ben—“ ucap Isabela yang terpotong karena ada sepasang guru yang sedang piket untuk mengecek keadaan sekolah.













“APA YANG BARUSAN KAMU LAKUKAN ISABELA?????!!!” geram seorang guru wanita yang sedang piket itu. Isabela hanya bisa mematung, lain halnya dengan Beneta yang sudah menunjukkan sebuah senyuman kemenangannya.

“Ibu ... ini bukan seperti yang ibu pi—“ ujar Isabela dengan terbata-bata, namun belum selesai ia berbicara, ucapannya dipotong lagi oleh seorang guru laki-laki yang tadi jalan bersama dengan guru perempuan yang memarahi Isabela.

“Kalian berdua ikut saya ke ruang kepala sekolah,” ucap pak guru itu dengan tegas. Isabela pun semakin takut dengan keadaannya sekarang dan Beneta malah tersenyum simpul saja. Karena ia tahu kalau misalnya dia akan menang. Toh, emang dia yang benar kok. Dia gak salah sama sekali.

ˏ⸉ˋ‿̩͙‿̩̩̥͙̽‿̩͙ ‿̩̥̩‿̩̩̥͙̽‿̩͙ˊ⸊ˎ

“Mengapa kamu melakukan itu Isabela?” tanya ibu kepala sekolah dengan nada tegasnya yang sudah bisa membuat murid-murid nakal di sekolahnya tobat hanya karena mendengar suara tegasnya itu. Oh. Jangan lupa juga dengan tatapan matanya yang tajam yang bisa membuat siapa pun yang memandangnya langsung bergidik ngeri.

“Iya bu ... saya ti—“ ucap Isabela yang sudah terpotong karena Beneta langsung saja memutar kembali rekaman yang ia putar tadi.

Setelah Beneta memutar itu, ia berkata, “Ini adalah bukti bahwa Isabela lah yang telah membuat saya diculik bu.”

Setelah dia mengatakan itu, ia langsung menceritakan semuanya dari awal. Dari Aaron yang memfoto dia secara diam-diam dan bagaimana ia diculik dan makian-makian yang keluar dari mulut Isabela saat dia masih diculik, juga luka yang dibuat oleh Isabela dan tak lupa ia juga menceritakan bagaimana Pak Asep menolongnya saat dia tengah menangis.

Saat gadis gendut itu menjelaskan semuanya, ia tidak nangis atau sedih. Ia hanya memberi tahu semua informasi itu dengan nada yang tegas dan wajahnya yang datar. Karena sudah cukup air matanya terbuang sia-sia hanya karena orang yang sudah menyiksa dia.

“Kamu harus keluar dari sekolah Isabela. Hal ini akan saya langsung beri tahu kepada orang tua mu,” tegas ibu kepala sekolah itu, “ dan kamu Beneta ... lanjutkanlah aktivitasmu seperti biasa. Oh. Dan jangan lupa bukti itu kamu kasih ke Pak Bagas selaku guru yang memegang bidang kesiswaan agar rekaman itu bisa dijadikan sebagai bukti.”

“Baik bu,” ucap Beneta patuh.

Isabela yang di situ sudah hanya bisa pasrah. Bener-bener pasrah. Tak pernah sekali pun di hidupnya ia diperlakukan seperti ini. Biasanya, ia yang mempermalukan orang. Namun, sekarang malah sebaliknya. Sekarang ia yang benar-benar dipermalukan.

“Ambil semua barangmu dan pulanglah ke rumahmu. Sekarang,” tegas ibu kepala sekolah itu. Lagi dan lagi, Isabela hanya bisa menahan malunya. Karena jika ia melawan, bisa-bisa ia tidak akan pernah bisa sekolah lagi.

✓Impossible Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang