Can Fix it?

999 126 12
                                    



Dobel abdet yey:> siapa senank?




Sudah hampir jam empat pagi. Hyunjae menoleh ke arah Jam dinding di dapur.

/3.36/

Dan dia masih betah dengan posisinya tertidur sambil duduk, menaruh tangannya di meja untuk dijadikan bantal.
Sama dengan Juyeon yang menahan dingin di balkon, tapi dia tidur dengan posisi duduk di kursi.
Dia sempat tidur tapi beberapa kali terbangun karena merasa tidak nyaman.
Juyeon berdiri saat matanya tidak ingin tertutup.
Tapi dia lelah berdiri, dan kembali duduk berusaha untuk kembali tidur.

Sementara Hyunjae yang menahan matanya untuk tidak terpejam. Dia tertidur hanya sebentar dan sekarang ia tidak ingin tidur lagi.
Ia membuka layar Handphonenya kemudian melihat beberapa orang yang masih aktif.

Hyunjae berjalan ingin pergi ke arah sofa di ruang tengah untuk menyalakan tv.
Tapi saat melewati balkon utama, ia melihat sekelebat bayangan seperti ada yang tengah berdiri tadi namun sudah tidak ada saat Hyunjae menoleh.

Oh jangan katakan tentang hal berbau mistis seperti itu. Hyunjae sama sekali tidak takut, alasannya karena dia belum pernah liat langsung hantu itu bagaimana.
Langkahnya mengarah ke balkon tempat kejadian dia dan Juyeon tadi.

Dia mengintip dan betapa terkjutnya melihat Juyeon dengan wajah kantuknya mencoba untuk tidur pulas di antara udara malam yang dingin.

"Apa dia mikir gue dikamar?" Hyunjae berbisik pelan.
"Mungkin kayaknya, tapi setidaknya masuk kek dari pada di balkon gitu dingin" Jiwa keibuannya seakan-akan keluar. Ia mengambil selimut yang berada di atas kursi entah kepunyaan siapa. Lalu berjalan tanpa ragu menuju balkon utama sambil mengeratkan jaketnya.
Benar-benar dingin, ga bisa dibayangkan Juyeon tidur di balkon dengan suhu seperti ini cuma memakai lapisan sweater. Bahkan Hyunjae yang memakai jaket tebal masih merasa dingin.

"Masuk Ju, disini dingin" Hyunjae memberikan sehelai selimut yang tadi diambil.

Juyeon yang dalam keadaan mengantuk menatap Hyunjae tanpa beranjak dari tempatnya.

"Juy! Masuk, dingin banget ini"

Juyeon berdiri dan berjalan masuk, kemudian duduk di atas karpet bulu di ruang tengah yang tadi mereka pakai untuk kumpul.

"Kenapa diluar?" Pertanyaan Hyunjae yang membuat Juyeon bingung ingin menjawab apa.

"Ga enak masuk, masih gabisa ketemu lo"

Hyunjae terdiam, alasan ia belum masuk kamar juga sama seperti Juyeon.

"Eum.. Jae, dengerin gue dulu ya jadi gue suka sama lo bukan keinginan gue" Juyeon memasang selimutnya agar menutupi badannya, "Lo kira gue yang atur perasaan? Bukan Jae"
Juyeon memejamkan matanya dengan kepala di sadarkan ke sofa, badannya masih terduduk di karpet berbulu. Ia memejamkan matanya memaksa tidur tapi itu semakin tidak bisa dilakukan saat Hyunjae membuka suara.

"Maaf kalau gue kasar dan bikin lo down, sekarang terserah lo mau apa, tapi resikonya lo tanggung semua gue ga akan marah lagi"



---

Sejak itu, mereka berduabelas jadi lebih akrab dari sebelumnya. Misalnya Haknyeon yang biasanya ke kantin sendiri sekarang ia sering dipanggil untuk duduk bersama salah satu kakak kelasnya itu jika berpapasan.

"Nyeon, Sini samping gua" Panggil Younghoon sambil mengunyah makanannya. Disampingnya ada Sangyeon dan Chanhee. Entah sejak kapan juga belakangan ini Chanhee lebih dekat dengan Sangyeon. Sangyeon yang sering menempeli Chanhee sebenarnya.

Haknyeon duduk di hadapan Younghoon dan mulai menyantap makanannya.
"Kak sebentar lagi ujian semester, abis itu libur, ga niat liburan kah?" Tanya Haknyeon.

Sebenarnya Younghoon yang ditanya olehnya tapi Sangyeon yang bersuara, "Biasa kalau Younghoon sih Nyeon, kelowar negry kita mah b aja pulang rumah like usually"
Lengan Sangyeon di pukul oleh Chanhee yang ada disebelahnya.
"Kok lo yang jawab sih kak? Hobi banget maen asal ngejawab"

"Biarin Nhee bantu Younghoon jawab"

Haknyeon tertawa kecil melihat pertengkaran kecil antara Sangyeon dan Chanhee, lalu kembali menatap Younghoon meminta jawaban yang lebih tepat.

"Kalau gue sih Nyeon tergantung Nyokap gue, gue mah ngikut"

"Keluar negri bisa dong kak?"

Younghoon mengangguk kecil, "Bisa iya bisa tidak"

Chanhee sedari tadi menguping percakapan Younghoon dan Haknyeon. Ia sedikit iri dengan Haknyeon yang dengan lancar bisa bertanya sambil bincang-bincang santai dengan Younghoon. Sedangkan dia untuk bertegur sapa saja grogi. Bagaimana ia bisa bincang santai begitu bersama Younghoon, dia bahkan payah dalam memilih topik.

"Gausah cemburu" Ucap Sangyeon dengan matanya yang fokus ke arah makanannya.
Chanhee yang disinggung itu tersadar, membuat wajahnya tertekuk.

"Dih, Siapa yang cemburu juga" untungnya Younghoon dan Haknyeon tidak mendengar percakapan dua orang ini.

Sangyeon hanya mengangkat bahunya acuh.

---

"Eric ga gitu Ma, Eric ada kegiatan. Mama lebih percaya omongan orang dari Eric?"
Eric menggebu-gebu, ia lelah menjelaskan berulang kali agar wanita paruh baya didepannya tidak salah paham.

"Emang ada kegiatan yang pulangnya sampai larut gitu? Jam 1 loh ric, kelewatan banget itu" Balas mama Eric tidak mau kalah

"Mama tau dari mana sih, mama sibuk kerja, jarang dirumah, tiba-tiba marahin Eric pulang larut mana tambah lagi nuduh Eric mabuk-mabukan" Suara Eric bergetar, ia menahan air matanya agar tidak tumpah, "Terserah mama mau percaya Eric atau nggak, Eric pusing"
Eric mengambil beberapa barangnya lalu keluar dengan jalan kaki.

Selalu saja begitu. Orang tua Eric selalu sibuk dengan kerjaan, jarang dirumah, tapi sekalinya dirumah ya begini. Eric dituduh dengan bertubi-tubi hal yang aneh-aneh. Parahnya, mamanya mendengar dari mulut-mulut orang penggila gosip.
Kali ini ia dituduh pulang larut malam dari tempat 'nongkrong', bayangan seperti anak-anak malam yang mabuk-mabukan di pinggir jalan sambil menghisap rokok dengan nikmat.
Bahkan umurnya belum legal untuk hal semacam itu, tapi Mamanya itu tetap lebih percaya omongan orang.

Kejadian serupa selalu terulang, Eric terus melawan tuduhan itu kemudian keluar dari rumah dan berdiri di tempat kemarin saat ia bertemu Jacob.
Saat bertemu dengan Jacob tempo hari, ia juga habis bertengkar dengan mamanya.
Kali itu dituduh membawa seorang gadis kerumah.
Yang dimana itu adalah Kakak kelasnya Choi Chanhee. Ya maklum kalau orang yang melihat salah paham dengan postur Chanhee yang terlihat manis dibandingkan dengan kebanyakan wajah cowok. Bahkan Chanhee hanya datang untuk memberi surat kegiatan ektrakulikuler. Tapi mamanya itu selalu saja percaya dengan apa yang dikatakan orang.

Eric hanya butuh tenang, ia tidak minta lebih. Ia tidak memaksa kedua orang tuanya hidup normal -yang tidak menjadikan kantor sebagai rumahnya. Eric hanya ingin saat keduanya dirumah ia bisa mendapat kedamaian.
Ia kadang iri dengan orang-orang yang dapat berbicara santai dengan orangtuanya.
Jangankan bicara santai, Eric menanyakan kabar lewat pesan sms saja tidak digubris.

Matanya mulai memerah saat memikirkan itu semua. Ia lelah.
Akhirnya, ia mengambil Handphonenya kemudian menelfon seseorang, yang paling terdekatnya.

"Kak Juy? Eric Bisa kesana ga?"

"Abis tengkar lagi Ric?"

Eric diam tidak menjawab.
Mengerti dengan situasi, Juyeon menghembuskan napasnya pelan
"Yaudah, kesini aja, gue panggilin yang lain mau ga?"

"Makasih, Gausah Kak Juy. Eric lagi pengen tenang"
setelah itu Eric segera menghentikan salah satu taksi yang lewat.



()()(TBC)()()

Terbelit belit ngga sih Bahasa gue hiks:")

Ini agak drama kayaknyaa, heyhey authornya dobel apdet.
Apa tida mau vote dan komen🙂💖 hehe

Lagi dan lagi maap kl ada typo yaa^^

Ours || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang