Halo kalian!
Gimana lebaran ketiganya? Semoga tetap diberi kesehatan ya! #lebarandirumahaja oke?
Semoga tulisan di bab ini bisa menemani lebaran kalian!
Jangan lupa vote, kritik, dan sarannya yakk..Selamat membaca!^^
****
"Itu yang namanya Zeze?"
"Biasa aja ah!"
"Mayan cantik, sih.. Pantesan Elan demen."
"Dia tuh yang deket sama Rian juga 'kan?"
"Eh, eh, bukannya dia pacar Kak Dimas? Itu lho, kakel pinter. Udah lulus, sih, orangnyamah.."
"Kayaknya gue pernah lihat dia dibonceng Angga juga, deh.."
"Emang ada yang namanya Angga, ya, di sekolah kita?"
"Playgirl kali si Zeze!"
Gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu menghela napas panjang dan berkali-kali tutup mata rapat-rapat. Sangat bising mendengar celoteh tak berguna di pagi hari ini. Koridor yang sangat luas itu terasa sesak untuk dilewati. Entah sejak kapan, mereka jadi terlalu peduli dengan kehidupan Zeze. Zeze merasa heran sekaligus kesal karenanya.
"Ze! Sini, deh, cepetan!" Tissa dari ujung koridor menyuruh Zeze untuk menghampirinya
"Kenapa, Tis?"
Tissa langsung menariknya menuju mading sekolah yang dekat dengan lapangan basket.
"Baca, deh!"
Zeze menoleh ke arah mading dan membaca satu persatu pesan anonim untuk dirinya.
"Lo pacaran sama Elan?"
"Hah?!" Zeze mengerut dahi. Kemudian terkekeh, "Sejak kapan? Gila lo!"
Mata Zeze masih mengamati setiap kalimat hinaan untuk dirinya di mading tersebut. Kira-kira ada 6 pesan yang dikirim untuknya dan Elan. Sembari menerka kalimat-kalimat mereka, Tissa mengomel.
"Ya, lo liat aja! Banyak anon yang gosipin lo sama Elan."
Kemudian Tissa kembali berdecak kesal, "Gila, ya, popularitas Elan tuh luar biasa, sampai-sampai buat binasa. Padahal 'kan mereka juga tahu lo sama Elan udah sahabatan dari kelas 10. Masih aja ada yang sirik."
Zeze menggigit bibir, "Dara gimana?"
"Nah itu! Gue nggak tahu, deh.." sentak Tissa. Kemudian ia menoleh Zeze, "Lo nggak apa-apa dihina-hina gini sama mereka?"
"Gue sih santai... Cumaaa, kenapa harus di saat-saat begini, sih???"
"Maksudnya?"
Zeze menghembus napas dalamnya dengan keras, "Kalau Angga salah paham gimana, Tis?"
"Apaan sih lo! Kok malah jadi khawatirin tuh bocah? Lo harus peduli juga sama diri lo. Masa lo mau dibilang playgirl dan PHO?"
"Wait, wait... PHO? Emang ada yang nulis gitu?"
Tissa mengarahkan telunjuknya pada secarik kertas yang menempel di ujung sudut karton, "Tuh!"
"Apa ini dari temen deketnya Dara? Bukannya Elan sama Dara backstreet, ya?"
"Eh, iya, ya! Apa Dara cemburu sama lo?"
"Ngaco! Dara sama gue di kelas baik-baik aja, kok. Sering main juga ke rumahnya. Dia tahu banget gue udah deket sama Elan dari dulu, sebelum mereka pacaran malah. Nggak mungkin, lah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Wanna Fall in Love Again
Romance"Lo nggak suka gue, tapi kenapa deketin gue, sih, Ngga?!" Bukan tentang cinta pertama. Ini perihal kasih yang telah jatuh bertahun-tahun walau hanya mengukir kisahnya sebentar saja. Mereka berusaha mengembalikan cinta dalam ego masing-masing. Zeze...