"Ya gitu, deh, ceritanya."
Tissa bersama Rian dan Elan memutuskan nongkrong malam di sebuah kafe. Setelah pengerjaan projek filmnya Rian dan Zeze sore tadi, mereka memilih merehatkan pikiran dengan secangkir kopi terkenal di kafe tersebut. Tissa pun yang lelah sehabis latihan dance ikut ajakan mereka.
"Mereka PDKT cuma dari DM? Angga deketin Zeze duluan, terus Zeze baper, dan sore tadi itu pertama kali mereka saling sapa?" Elan merumuskan cerita Tissa tentang pertemuan Zeze dan Angga.
"Intinya Zeze ngerasa kalau Angga cinta pertamanya, soalnya dia suka duluan sama cowok itu dan direspon baik sama doi."
"Gila, ya, tuh cewe," sahut Elan setelah meneguk kopi hitamnya.
"Lebih gilanya lagi, Zeze bilang ke Dimas alasan dia udah nggak suka ke doi gara-gara dia suka Angga," Tissa yang sedang memegang secangkir matcha coffee berdecak tak percaya.
"Polos banget dah tu bocah!"
Di samping kedua temannya yang sibuk membicarakan Zeze, Rian malah mengambil helaan napas berat. Iaseakan tak setuju dengan reaksi mereka. "Menurut gue, ya..." Rian mulai bersuara, "Dia udah ngelakuin hal yang benar, kok."
Tissa dan Elan melirik Rian keheranan.
"Seenggaknya dia nggak bohong sama perasaannya 'kan? Dan pilihan dia mengakhiri hubungan sama Dimas benar-benar luar biasa. Seharusnya Dimas sadar kalau dari awal Zeze itu cuma digiring sama dia."
Elan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Iya juga, sih.."
"Gimana sih lo! Nggak konsisten banget jadi ketos," omel Tissa pada Elan.
"Bukan gitu, Tis.. Tapi lo pernah nggak, sih, liat Zeze inisiatif kasih sesuatu gitu ke Dimas? Atau terima ajakan kencan Dimas, deh! Nggak pernah 'kan? Untuk pertama dan terakhir, dia jalan berdua sama Dimas pas liga bola kemarin. Dan coba lo pikirin, buat apa sih Dimas nembak Zeze dua kali kalau bukan karena nggak percaya sama perasaan Zeze ke dia?"
"NAH! Pinter juga lo!" sahut Rian.
"Tapi, yaaa... Dimas itu baikkkkk banget ke Zeze. Royal orangnya. Terus nge-treat Zeze tuh kayak spesial banget! Gue agak nggak rela Zeze ninggalin Dimas. Sayang aja gitu."
"Baik tapi kalau nggak berani speak up di depan orang tua Zeze buat apa? Lumayan lama, lho, 5 tahun Zeze harus bohongin Ayah sama Bunda nya demi permintaan Dimas."
"Yaa mungkin Dimas mikirnya hubungan mereka belum resmi. Belum serius gitu.."
"Emangnya hubungan yang jelas tuh harus ditembak dan diterima, ya?"
Elan menimpali ucapan Rian, "Lagian ini bukan masalah resmi atau nggak-nya, tapi sopan atau nggak sopannya ngajak anak gadis orang tanpa izin sama orang tuanya. Gue, sih, kalau jadi Zeze juga bakal enek sama cowok kayak gitu."
"Kayak lo pernah izin aja pas ngajak main Dara," balas Tissa.
"Enak aja! Gue selalu izin, ya.. Tanya aja Daranya."
"Ya, tapi lo juga masih sembunyi-sembunyi pacaran sama Dara," Tissa tak mau kalah.
"Lebih baik backstreet di depan anak-anak daripada di depan orang tuanya. Iya nggak, Yan?"
Rian mengangguk setuju, "Betul!"
"Lagian hubungan Zeze sama Dimas itu bohong!" lanjut Rian. "Menurut pandangan gue, ya, Zeze itu cuma ngerasa nyaman aja ada tameng di hidupnya. Pelindung dari gangguan anak-anak cowok. Tahu sendiri, yang deketin dia banyak banget! Dengan adanya Dimas, dia bisa jadi lebih fokus ngejar mimpinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Wanna Fall in Love Again
Romance"Lo nggak suka gue, tapi kenapa deketin gue, sih, Ngga?!" Bukan tentang cinta pertama. Ini perihal kasih yang telah jatuh bertahun-tahun walau hanya mengukir kisahnya sebentar saja. Mereka berusaha mengembalikan cinta dalam ego masing-masing. Zeze...