"Eh, Zeze? Lo ngapain kesini?"
Hari Minggu ini, Zeze menepati janji untuk bermain ke rumah Angga yang lokasinya tak begitu jauh dari rumahnya. Memiliki lingkungan perumahan yang sama, tidak membuat Zeze harus mengeluarkan ongkos demi menginjak kediaman pria yang disukainya itu.
Ada rasa takut serta bahagia ketika memasukinya. Namun, saat pintu rumah itu terbuka, sosok gadis dengan setelan celana pendek serta kaos ketat muncul di hadapannya. Zeze terkejut mengapa seorang perempuan yang menyombongkan lekuk tubuh indahnya itu berada di rumah Angga! Apa setiap hari, mata Angga sering melihat hal-hal seperti ini? Wah! Bulu kuduk Zeze berdiri tegak.
"Lo yang ngapain disini?"
"Yaa, gue main. Nggak ada orang di rumah, jadinya Mami gue nyuruh nginep di rumah Angga."
"Nginep?!"
"Iya," gadis itu mengangguk. "BTW, lo sendirian? Tumben tuh bocah," gumamnya heran.
Zeze tak menggubris, ia hanya terus menampakkan kekesalan kepada sahabat kecil Angga itu. Ia sebenarnya tahu posisi Syifa di mata Angga, namun tetap saja, bagaimana bisa seorang pria dan wanita yang bukan lagi anak kecil berada dalam satu rumah?
Sejenak memperlihatkan tatapan mematikan, tiba-tiba dari dalam sana, muncul suara berat yang semakin lama semakin mendekat, "Siapa, Syif?"
Zeze langsung menengok ke arah dalam. Ia ingin sekali melihat Angga di pagi cerah ini.
"Zeze," balas Syifa.
"Oh, masuk, Ze.." kata Angga yang sudah terlihat postur tegap nya dari luar rumah.
Syifa yang tampak santai menanggapi wajah sinis Zeze padanya, menyingkirkan tubuh indahnya itu dari pintu, "Sok.."
Sambil berjalan masuk dengan hati-hati, Zeze menghampiri Angga yang sedang mengambil air putih di ruang makan.
"Syifa ngapain disini, Ngga?" bisiknya.
Angga menjawab setelah segelas air terteguk olehnya, "Nginep. Nggak apa-apa 'kan kalau ada dia? Mau minum?"
Ternyata gadis itu berkata jujur. Syifa tidak sedang sengaja membuat tensi darah Zeze naik dan mengalami kecemburuan. Ia memang terlahir polos. Sangat polos hingga tidak bisa peka dalam memahami perasaan orang lain atas ucapannya itu.
Ia pun perlahan menoleh Syifa yang sedang berbaring santai di sofa di ruang TV. Sambil memegang ciki di tangannya, gadis cantik itu terbahak-bahak menonton serial Running Man. Zeze hanya mengembuskan napas pelan dan menggeleng-geleng melihat tingkahnya. Sepertinya memang mereka sangat dekat hingga tak punya urat malu dalam bersikap. Zeze sungguh lupa untuk berkaca. Padahal dirinya tak jauh berbeda ketika sudah bersama Rian.
"Yang lain pada kemana?" tiba-tiba Angga bertanya.
Zeze yang terkejut karena terus melemparkan tatapan heran ke Syifa, langsung menengok polos ke Angga, "Eh?... Itu... Rian ke sekolah dulu sama Elan, terus abis itu mereka jemput Tissa di rumahnya."
"Eh, ada Rian?!" Syifa berseru dengan semangat. Senyumnya menjadi lebar seketika.
"Iya, memang kenapa?" balas Zeze.
"Gue harus bunuh tuh anak!" tiba-tiba senyumnya membuat bergidik seluruh tubuh Zeze.
"Hah?! Gila, ya, lo! Salah apa teman gue sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Wanna Fall in Love Again
Romance"Lo nggak suka gue, tapi kenapa deketin gue, sih, Ngga?!" Bukan tentang cinta pertama. Ini perihal kasih yang telah jatuh bertahun-tahun walau hanya mengukir kisahnya sebentar saja. Mereka berusaha mengembalikan cinta dalam ego masing-masing. Zeze...