11. The Power of Felicia

4.1K 602 61
                                    

Ada beberapa keuntungan Feli tidak hidup di zaman kerajaan. Yang pertama, dia tidak suka memakai pakaian Jawa kuno seperti yang dia kenakan atau yang biasa di sebut Ken. Yang kedua, dia tidak akan melihat Indonesia yang kebanyakan masih hutan belantara.

Feli melihat sekeliling dimana mereka tengah melewati hutan yang lebat, meskipun masih pagi, namun suasana menyeramkan sangat terasa.

"Apa kau tau nama hutan yang sedang kita lewati ini, Feli?" Sembara membuka suara, tangan kekarnya masih dia gunakan untuk memacu kuda, sedangkan yang satunya memeluk pinggang ramping Feli agar gadis itu tidak jatuh.

"Lo serius nanya gituan ke gua? Ya mana gua tau!" Feli melirik sinis Sembara.

Sembara menunduk sekilas untuk melihat ekspresi Feli, sudut bibirnya terangkat ke atas, "Nama hutan ini adalah Patangtangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembara menunduk sekilas untuk melihat ekspresi Feli, sudut bibirnya terangkat ke atas, "Nama hutan ini adalah Patangtangan. Hutan yang pernah dilalui mendiang Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi."

"Buseeettt itu namanye panjang bener," Feli geleng-geleng kepala, "Siapa tuh? Gua kagak kenal."

Sembara mendengus, "Seharusnya kau tau siapa nama yang ku sebutkan tadi. Kau berasal dari masa depan bukan?"

Feli menaikkan sebelah alisnya, "Terus kalo gua dari masa depan, gua kudu tau semuanya gitu?"

Sembara menghentikan laju kudanya di sebuah rumah yang nampak ramai dengan orang-orang berpakaian seperti pendekar.

Sembara mengikat kudanya di tiang yang disediakan oleh rumah itu. Kemudian dia membantu Feli turun.

Sembara menggandeng tangan Feli masuk ke dalam rumah itu. Saat sampai di dalam, Feli baru tau ternyata rumah yang dia masuki adalah warung makan kalau di zamannya.

Sembara mengambil tempat duduk tak jauh dari pintu keluar. Feli melihat ada buah pisang di meja, dia pun mencomot pisang itu lalu memakannya dengan cepat. Beberapa lelaki yang ada disitu memperhatikan Feli, dan Sembara menyadari itu.

Sembara segera memanggil seorang pelayan, lalu menyebut makanan yang ingin mereka berdua makan. Pelayan itu pergi setelah Sembara selesai memesan.

"Oh iya, lanjut yang tadi dong, siapa orang yang lo sebut tadi?"

Sembara menghela nafas, "Aslinya itu adalah gelar seorang Raja. Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi adalah Ken Arok."

Feli membelalakkan matanya, dia baru tau gelar Ken Arok ternyata sepanjang jalan kenangan bersama mantan.

"Lalu, sekarang kita dimana?" Feli menelisik orang-orang yang ada di warung ini.

"Desa Oran. Masih wilayah kekuasaan kerajaan Kediri." Feli mengangguk paham.

Feli menatap Sembara, ada banyak sekali yang ingin dia tanyakan. "Gua mau nanya boleh kagak?"

Sembara turut menatap Feli, "Tanyakan saja."

ILLUSION OF WATCH NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang