Mengerjapkan matanya berulang-ulang kali adalah awal Feli mencoba membuka matanya. Seluruh tubuhnya nampak pegal, perlahan dia mencoba duduk. Feli merasakan lehernya seperti tercekik, saat dia merabanya ada sebuah kain yang mengikat di lehernya.
Dia juga merasakan angin yang menerpa tubuhnya seperti dia sedang tak berbusana. Dia seperti mengenakan handuk.
"Tunggu... Handuk?" Feli meraba tubuhnya sendiri, Feli memelototkan matanya kala merasakan bahunya yang terekspos.
Feli dengan horor menurunkan pandangannya untuk melihat tubuhnya. Ada lilitan kain yang melilit di bagian dadanya ke perut kemudian ada pula jarik yang menjulur menggulung pinggangnya ke bawah.
Feli menatap tak percaya apa yang tengah dia kenakan, dia seperti wanita pada zaman Jawa kuno. Eh tapi ini kan memang Jawa kuno.
"KYAAAAAA SERAGAM GUA MANAAA" Feli berteriak kencang sambil menyilangkan tangannya ke dadanya.
Brak
Pintu berbahan bambu itu terbuka secara kasar, menampilkan seorang laki-laki tinggi, bertubuh sixpack karena dia bertelanjang dada. Ada gelang di kedua lengan berototnya dan rambut lelaki itu yang di sanggul ke atas sepenuhnya. Kepalanya terdapat udheng alias ikat kepala yang bentuknya seperti ikat kepala yang digunakan oleh masyarakat Bali. Sedangkan bagian pinggang ke bawah, lelaki itu mengenakan celana panjang seperti milik orang India berwarna kuning.
Feli terpaku menatap lelaki kuno yang berjalan menghampirinya. Lelaki itu juga balas memandang Feli. Lelaki itu memperhatikan rambut Feli yang tergerai dan panjangnya se lengan dan beberapa helai rambutnya yang berwarna coklat terang.
INI COWOK SIXPACK ANJAY! JANTUNG GUA SEKETIKA DEG DEG KAN! Hatinya berkata seperti itu sedangkan pikirannya tengah mendendangkan lagu Sondia– First Love.
"Eh Astaghfirullah! Zina mata Felii!" seketika Feli tersadar, dia lalu menutup matanya.
Sembara menatap aneh gadis di depannya ini. Dia sama sekali tak mengeluarkan suara. Tadinya dia sedang ada di depan kamarnya sedang mengasah pedangnya hingga teriakan gadis itu mengagetkannya.
"MASYAALLAH! KOK LO MASIH DISINI SIH?" Feli kembali memekik karena tak menyangka cowok ini masih ada di depannya dan memperhatikannya. Dia kembali menutup matanya dengan kedua tangannya.
Sembara heran, gadis ini senang sekali berteriak. Tangannya pun menarik tangan Feli yang membuat Feli menganga.
"Kau lapar?" Sembara akhirnya buka suara.
"E-eh? Lapar?" Feli masih belum ngeh, "Oh iyaaa laper? Ah iya gua laper hehe" Feli tengsin sendiri, gini nih efek salting.
Sembara mengangguk, dia pun hendak berbalik namun di tahan oleh Feli.
"E-eh mau kemana? Oh iya, kok gua bisa disini?" Feli masih bingung dimana dia sekarang.
Sembara menaikkan alisnya tak paham, Feli menepuk jidatnya. Mana paham cowok kuno ini dengan bahasa gaul kaum milenial, dia pun berdehem.
"Ehm... Tuan, dimanakah aku ini? Kenapa aku bisa ada disini dan berpakaian seperti ini? Lalu dimana barang-barang ku? Seragam eh pakaianku yang terakhir ku kenakan, dimana itu semua?" tanya Feli beruntun.
Feli menatap Sembara yang menatapnya aneh, namun tangannya menunjuk ke sudut kamar sebelah kanan. Dimana ada tas ranselnya, lalu seragamnya yang menggantung.
Feli bernafas lega, dia kira barang berharganya akan hilang. Habis ini dia harus berganti baju dengan pakaiannya sendiri. Dia tak terbiasa menggunakan pakaian terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLUSION OF WATCH NECKLACE
Ficción histórica#Rank 1 in Majapahit (18 April 2021) #Rank 1 in Singosari (20 Maret 2021) Ini seri kedua dari Querencia. Felicia Adirata alias Lici itu menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Matanya mengerjap mencoba memahami situasinya. Dilihatnya orang-o...