16. Mimpi Aneh

3.2K 535 35
                                    

‪┊┊┊┊                        °‬
‪┊┊┊☆                  •‬
‪┊┊🌙    *‬
‪┊┊                 
‪┊☆  ° ‬
‪🌙            *    ·          *    ·‬  

Gelap, sunyi, dan dia tak bisa berdiri untuk sekedar menjelajah dimana saat ini dia berada.

Feli hanya bisa terduduk lemas, matanya mencoba menelisik sekeliling berharap dia menemukan sebuah pertolongan.

"Dimana gua? Kenapa cuma ada gelap disini?" Feli mencoba untuk berdiri, tetapi dia kembali terjatuh.

Tiba-tiba kedua tangannya tertarik ke atas seolah-olah ada yang menariknya. Feli menoleh ke kanan dan kiri, tetapi dia hanya melihat sosoknya saja. Yang Feli tahu ada dua orang yang berusaha membantunya untuk berdiri tegak.

"Kalian siapa?" tanya Feli kepada dua sosok itu, namun tak dibalas. Feli kemudian dituntun untuk bergerak maju lurus ke depan.

"Kalian mau bawa gua kemana? Pliss jangan bilang ini mau dibawa ke pintu neraka? Astgfirullah, gua belum sempet jadi orang kalem ... Tolong jangan bawa gua woi!" Feli mencoba meronta dari dua sosok itu, namun dia tak bisa lepas dari keduanya.

Hingga di kejauhan dia melihat sebuah cahaya di kejauhan. Anehnya, Feli tiba-tiba saja sudah sampai di dekat cahaya itu. Feli mematung melihat apa yang dia lihat, di bawah cahaya itu, ada seorang laki-laki terbaring di ranjang rumah sakit dengan beberapa alat bantu serta bunyi alat pendeteksi jantung.

Tut Tut Tut

Bunyi itu beraturan, tidak cepat juga tidak lambat. Feli mencoba mengenali siapa yang terbaring lemah tak berdaya itu, dia pun menoleh ke kanan.

Feli terkejut bukan main, "S-sembara??" Di sebelahnya orang yang memegang tangan kanannya sedari tadi adalah Sembara, lelaki itu hanya menoleh ke arahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Feli lalu menoleh ke kiri, dia terkejut sekali lagi, "K-kok Sembara ada dua?" Feli sungguh bingung, apalagi Sembara yang ini memakai pakaian modern, setelan jas dan potongan rambutnya yang rapi, tidak berambut panjang seperti Sembara yang dia kenal, namun keduanya memiliki wajah yang sama.

"Perkara lain selalu tersembunyi dibaliknya." Kedua Sembara itu berucap secara bersamaan.

Lalu kedua tangan Feli sudah tidak dipegang oleh kedua sosok Sembara itu, anehnya Feli bisa berdiri tegak. Dia menatap Sembara di kanan dan kirinya. Mereka diam dengan tatapan mengarah ke orang yang terbaring di ranjang.

Penasaran, Feli pun mendekati ranjang itu. Saat dia sampai di pinggir ranjang, baru dia bisa melihat jelas wajah orang yang terbaring lemah itu.

"I-ini kan Se-sembara? K-kok bisa?" Feli menoleh ke belakang untuk melihat Sembara yang tampilannya modern, karena orang yang terbaring lemah itu mirip dengan dia.

Tiba-tiba semilir angin kencang berhembus, cahaya yang menyinari orang lemah itu meredup.

"SEMBARA!!" teriak Feli saat melihat dua sosok Sembara itu berubah menjadi buram. Dan saat itu juga semuanya gelap.

◗ ⬚̷⃕͜⸙༘۪۪۪۫۫۫❀۪۪۪༘۫۫۫⸙⃔͜⬚̷◖

"Mengapa dia belum sadar juga?" tanya Balang kepada Jinan dengan tatapannya yang tak lepas dari Feli yang masih menutup mata dengan wajahnya yang terlihat pucat.

"Ck, tunggulah saja!" balas Jinan jengah lalu dia meneruskan mengunyah jagung bakar yang dibuatkan oleh istrinya sembari berdiri.

ILLUSION OF WATCH NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang