29. Lagu Untuk Sembara

2.4K 429 136
                                    

PSS: Ada beberapa unsur karangan Pipit semata, mohon bijaksana menanggapinya. Bila komen dan vote di part ini banyak, aku up cepet!

Jangan lupa dengarkan lagu yang tersedia.

Happy berhalu!!!







Setelah kepergian Feli yang entah kemana keluar kamar, Renata setelahnya ikut keluar dengan wajah kusut dan langkahnya yang gontai.

Dia menatap dirinya sekilas yang masih memakai seragam SMA Halimun yang sangat tercetak di badannya. Hanya ini, ponsel juga uang lima puluh ribu yang dia bawa di zaman ini.

Dia kesal dengan Bathara, kenapa sebelum-sebelumnya tidak ada pemberitahuan bahwa dia akan melakukan perjalanan waktu alias menjadi time traveler.

"Dengerin baik-baik tugas lo!" Bathara menatapnya begitu serius, "Jangan biarin orang yang bernama Tong Balang ikut campur dalam urusan pemberontakan Ranggalawe."

"Tong Balang? Set dah itu nama cakep bener BWAHAHAHAHA ..." Renata tertawa ngakak, namun tak lama dia berhenti setelah melihat wajah Bathara yang kayak jeruk nipis diperas alias kusut banget.

"Tong Balang mudah dihasut tetapi penyayang terhadap keluarganya. Dan lo, bawa Tong Balang beserta keluarganya jauh-jauh dari jangkauan orang yang bernama Halayudha." lanjut Bathara.

"Halayudha?" beo Renata tak paham.

"Nggak perlu gua tunjukin yang mana orangnya, nanti lo juga tau. Semoga lo berhasil ngelewatin ini semua." Bathara kemudian berbalik dan hendak keluar namun terhenti.

"Satu lagi, jangan jatuh cinta dengan siapapun di zaman ini kayak si Feli. Lo sendiri yang bakal repot. Bye!" Setelah itu Bathara tiba-tiba hilang.

"Oke, tugas gua cuma jauhin si Balang dari Halayudha. Kalo udah clear gua bisa pulang cepet. Huhu semangat!!!"

Brak

"ASTAGHFIRULLAH SI JAMAL!" latah Renata karena kaget. Tangannya memegang dadanya yang berdegup kencang.

"Suara apaan tuh?" Renata yang saat ini berjalan di lorong yang sepi dan di sebelah kirinya terdapat pintu seperti sebuah kamar dimana suara itu berasal.

"Uhuk ... Uhuk ..."

"Anjim! Ada kakek-kakek keselek!"

Segera saja Renata membuka pintu kamar itu. Dia terkejut saat melihat seorang lelaki muda yang telanjang dada namun terdapat kain putih yang melingkar di pinggang dengan bercak darah dikain putih itu tengah tersungkur di lantai.

Renata segera membantu, "Mas nggak papa?" 

Renata membantu membaringkan lelaki itu di tempat tidur. Lelaki itu nampak kesakitan. Bibirnya yang terus meringis, keningnya berkerut karena menahan sakit, juga keringat dingin yang keluar.

"H-ha-us ..."

"Ha? Oh, haus?" Renata dengan cekatan mengambilkan minum yang sudah tersedia di meja dekat tempat tidur. Renata juga membantu lelaki itu minum.

Setelah dirasa cukup, Renata meletakkan kembali gelas bambu tersebut di atas meja.

"S-siapa kau?" tanya lelaki itu dengan wajah curiga.

"Orang lah! Lo kira gua apaan?" Jawab Renata tak biasa.

Lelaki itu mendengus, namun seketika memasang wajah terkejut kala mendengar aksen bicara Renata yang mirip dengan Feli.

ILLUSION OF WATCH NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang