32. Kebenaran Sembara

2.4K 411 57
                                    

Sudah semingguan Dika bolak balik ke Supermart yang terakhir kali kalung jam itu hilang, tapi tak ada tanda dia melihat gadis yang ditabraknya dulu. Di tambah dengan masalah kantor, masalah Rangga yang mogok kerja karena Dika tak sengaja memarahinya membuat Dika pusing.

Umurnya masih muda, namun bila masalah seperti ini terus datang dan tak dihentikan maka dia akan menua dini. Bagaimanapun dia tak ingin kalah ganteng dengan Rangga.

🎶Koe raiso mlayu ... Saka kesalahan ... Ajining diri ana ing lathi 🎶

Dia yang tengah duduk di kursi depan Supermart langsung merogoh saku di celana hitamnya untuk mengangkat telpon.

Bima calling ...

"Dika ..."

"Ya, ada apa Bima? Kau ingin bertanya tentang kalung jam itu? Hhh, tunggu sampai aku mengabaramu. Aku belum bertemu gadis itu lagi,"

Terdengar suara tawa di seberang, "Kau terlalu serius dengan masalah ini. Ah, aku lupa memberitahumu,"

Dika menaikkan sebelah alisnya, "Maksudmu?"

"Kalung itu pasti memilih orang yang tepat. Seperti saat dulu aku bertemu denganmu dan membantumu menjalankan tugas dari Penambahan Senopati. Kalung itu bukan kalung sembarangan,  kalung itu akan aman bersama pilihannya."

Dika mengusap wajahnya dengan sebelah tangan, "Sungguh! Terkadang aku tak tahu apa maksud ucapanmu itu. Bicaralah yang jelas!"

Lagi-lagi suara Bima tertawa, "Kau akan bertemu gadis itu, tak lama lagi. Jangan terlalu cemas. Aku saja yang seorang resitor tak terlalu memusingkan tugasku,"

Dika mendengus, "Jelas saja, tugasmu kan digantikan oleh putramu, Bathara,"

Dika mengingat, kala itu dia tak sengaja bertemu dengan Bima yang tengah mengawasi seorang laki-laki dari atas pohon dengan pakaiannya yang aneh. Dan setelah berkenalan dan Bima percaya bahwa Dika adalah orang yang bisa menjaga rahasia, Bima memberitahu bahwa dia dari masa depan. Dari situlah alasan mengapa dia ada disini dan bisa menjalankan tugasnya untuk menjaga Raden Rangga Samudra.

"Kau sedang berada dimana?"

"Menunggu gadis itu muncul lagi, kenapa kau bertanya?"

"Firasatku tidak enak tentangmu. Kau berhati-hatilah,"

Dika tertawa pelan, "Terima kasih atas perhatianmu, kau tahu? Aku sudah seperti istrimu saja haha,"

"Jangan membuatku merind-"

Buru-buru Dika mematikan teleponnya kala matanya menangkap sosok yang diharapkannya. Gadis itu baru saja keluar dari toko 'Faquer Misequen' .

Dia segera menarik tangan milik gadis itu. Gadis itu menoleh dan mendadak diam. Dika mengernyitkan dahinya, Dia menatapku seperti baru saja melihat hantu.

"Kamu gadis yang seminggu lalu saya tabrak, bukan?" tanya Dika pada gadis itu.

Di depannya, gadis itu nampak mengingat-ingat, Setelah ingat gadis itu berujar, "Iya Om, ada apa ya?"

"Kamu yang ambil kalung jam milik saya kan? Kalau iya, boleh saya minta?"

"Kalung jam? Oh Iya-iya!" Gadis itu kemudian melepas kalung jam yang dia pakai lalu menyerahkannya kepada Dika, "Kalung jamnya unik, Om, tapi sayang liontin jamnya mati. Kalo idup pasti estetik banget,"

"Terima kasih," Jujur, Dika malas meladeni ucapan gadis di depannya mengenai kalung jam yang memang unik ini.

Dia kemudian memasuki mobilnya dan masih setia menggenggam kalung jam itu di tangan kirinya. Perlahan dia mulai melajukan mobilnya sambil sesekali melirik kalung jam yang dia pegang.

ILLUSION OF WATCH NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang