15. Sebuah Peringatan

3K 546 58
                                    

Di sebuah kamar dengan dipan sebagai alasnya, Feli perlahan membuka matanya, tangannya melakukan peregangan otot karena dia habis tidur.

Feli duduk dengan menggaruk kepalanya yang gatal. Dia masih belum sadar sedang ada dimana sekarang.

"Haus ... Air mana air?"

Sesaat kemudian Feli diam, dia memperhatikan kamar yang sedang dia tempati nampak berbeda dari kamar Sembara.

"Ini gua ngelindur apa gimana? Perasaan kamar Sembara kagak burik kayak begini dah!"

Feli menoleh ke pintu yang tertutup rapat, dia mendengar suara langkah kaki yang akan menuju kemari. Dia langsung kembali rebahan dan pura-pura tidur.

Cklek

"Sudah hampir siang, tetapi gadis ini belum bangun juga. Hei Balang! Gadis jenis apa yang kau culik ini? Ck, aku baru lihat ada gadis yang tak tahu waktu."

Gua tendang bokong lo mampus! Dasar bajingan! Sembarangan kalo ngomong.

Tap tap

Feli merapatkan matanya dan mencoba rileks agar terlihat seperti tidur normal kala dia merasakan ada yang duduk di tepi dipan tempat dia tidur.

"Aku pun tak tau, Jinan. Biasanya orang yang terkena totokanku akan sadar dengan cepat, tapi gadis ini tidak." suara Tong Balang.

"Aku jadi ingin tahu, apa alasan si bodoh itu menyuruhmu menculik gadis ini. Dan kau, kenapa kau mau saja disuruh oleh si bodoh itu?" tanya Jinan.

"Emm ... Kalau goblok ma goblok aja, ya." gumam Feli yang dapat didengar oleh Jinan dan Tong Balang, setelah itu Feli mengubah posisi tubuhnya. Kepalanya hampir ada di tepian dipan, lalu kedua tangannya telentang, kaki kanannya sengaja dia letakkan di bahu Tong Balang yang berada di sebelahnya.

"Oh astaga gadis ini!" pekik Jinan.

Tong Balang dengan segera menyingkirkan kaki Feli yang menyangkut di pundaknya. "Kalau kau sudah sadar, buka matamu sekarang!"

Feli masih pura-pura tidur.

"Buka matamu atau kubuat kau tak bisa melihat air mengalir lagi."

Feli seketika bangun, "EHHHH JANGAN LAH BAJENG!" Feli refleks menendang Tong Balang hingga lelaki tampan itu jatuh tersungkur.

"Bwahahahaaha," Jinan tertawa terbahak-bahak sedangkan Feli melongo.

"Sialan kau!" Tong Balang bangun dan dia menyerang Feli dengan mencengkram leher Feli kuat.

"Ap-apha ... y-yang ... uhuk uhuk ..." Feli begitu tercekik.

Jinan yang melihat itu langsung menepuk bahu Tong Balang keras, "Kau bisa membunuhnya, Balang! Lepaskan!"

Tong Balang melepaskan cengkraman dari leher Feli dengan ekspresi kesal. Tatapannya sangat menusuk Feli yang tengah terbatuk-batuk.

"Lo ... Kampret banget cok!" umpat Feli kepada Tong Balang.

"Apa?" balas Tong Balang.

"Lo ampir bunuh gua njingan! Bangk–"

Krughhh krughh

Feli berhenti mengumpat kala perutnya mengeluarkan suara, pertanda dia tengah lapar.

"Astaga gadis ini benar-benar! Hahahaha, apa kau sangat lapar?"

"Seperti yang lo denger kan? Kalo bunyinya udah keras berarti laper banget." balas Feli.

"Kau mau kuberi racun apa?"

ILLUSION OF WATCH NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang