30. Melepasmu

2.5K 474 78
                                    

Pss: putar lagu yang udah ku sediakan.

Seragam SMA Kasih Harapan sudah melekat di tubuh Feli. Kini Feli sudah berpenampilan seperti awal dia datang di zaman ini. Namun kali ini wajah Feli yang nampak murung, bukan lagi wajah bingung sewaktu awal dia datang kemari.

Terakhir, dia mengenakan topi SMA nya lalu menggendong tas ranselnya yang berisi pakaian-pakaiannya. Dia kemudian melangkah keluar kamar dengan langkah gontai.

Cklek

Pintu sudah terbuka dan yang pertama kali dilihat Feli adalah Sembara yang menoleh melihatnya.

"Sudah selesai?" tanya lelaki itu.

Emang dia nggak sedih liat gua mau pulang? Dia nggak ada niatan nahan gua gitu? Feli kesal dalam hati. Jadi dia tak membalas ucapan Sembara.

Sembara menghela nafasnya, tahu kalau Feli mungkin marah kepadanya. Dia kemudian hendak mendekati Feli untuk merangkulnya namun Feli segera menjauh.

"Gua bisa sendiri," Feli kemudian melangkah lebih dahulu meninggalkan Sembara.

Sembara menyusul kemudian menghentikan Feli. Dia memegang kedua bahu Feli, "Kau marah. Kau akan pulang bukan? Setidaknya berikan aku senyuman terbaikmu agar aku bisa mengenangmu selalu,"

Feli menggeleng, "Lo salah. Setelah kepulangan gua, semua akan berubah seperti semula. Lo nggak akan inget gua, semua kenangan tentang gua yang ada di ingatan lo atau siapapun yang pernah berbicara sama gua bakal ilang."

Sembara terdiam sejenak namun dia tersenyum teduh kemudian, "Itu tak akan berpengaruh padaku. Aku akan berusaha mengingatmu."

Feli menekuk bibirnya ke bawah. Melihat itu Sembara mengusap pipi Feli menenangkan, "Bagaimana perasaanmu saat ini?"

Pertanyaan yang salah, "Kacau ..." Feli meneteskan air matanya lagi. "Lo tanya kayak gitu jelas aja gua jawab kacau, Sembara!"

Feli menepis tangan Sembara, "Nggak usah sok peduli sama gua!"

Sembara tersenyum kecut saat Feli menepis tangannya, dia memandang sendu Feli, "Melepasmu adalah hal tersulit selain perintah membunuh pengacau di wilayah Majapahit, Felicia ..."

Deg.

Felicia agak terkejut kala Sembara memanggilnya Felicia. Tidak seperti biasanya.

"Aku bisa apa sebagai makhluk Tuhan yang lemah dan tak berdaya? Memangnya aku bisa menembus waktu untuk menyusulmu?" Sembara menundukkan kepalanya, "jelas saja itu tak bisa, Feli,"

Sembara mengangkat kepalanya, dia mengulurkan tangannya ke arah Feli, "Mari, kita pergi sekarang. Rombongan Raja sudah menunggumu yang ingin turut serta mengantarkan kepergianmu."

Sebelum itu Feli melirik kalung jamnya yang menunjukkan pukul satu lebih lima belas menit. Dia kemudian menerima uluran tangan Sembara. Keduanya berjalan dalam diam sembari bergandengan tangan menuju kuda Sembara.

Berita kepulangan Feli sudah tersebar di penjuru Majapahit. Hingga Wijaya sang pemilik pesta rakyat yang seharusnya menikmati pestanya lebih memilih mengantarkan Feli pulang. Wijaya menyuruh semua abdi dalemnya untuk merahasiakan nama Feli menjadi Arunika.

Melihat Feli yang baru datang, semua orang tahu bahwa Feli dalam kondisi tersedihnya saat ini. Bahkan Renata juga tahu dan tak menyangka Feli akan menjadi seperti ini.

Feli melihat ada kereta kencana dimana istri-istri Wijaya ada di dalamnya, sedangkan para sahabat Wijaya juga lelaki itu sendiri menaiki kuda masing-masing. Feli lebih bisa menyebut mengantar kepulangannya ini dengan arak-arakan.

ILLUSION OF WATCH NECKLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang