Kini hanya sebuah perasaan,namun nanti!akan menjadi sebuah kehancuran
Setelah dua hari bara di rawat kini dia sudah mulai masuk sekolah. tama tengah merecokinya sedari pagi karena bara diam tidak menjawab pertanyaannya,bara malas harus menjawab apa dan kenapa tentang keadaannya kemarin toh itu tidak lagi penting karena yang melakukan adalah orang tersayang.
"Lo diem terus jawab kali pertanyaan gue" bara tidak menjawab dia lebih memilih tidur di atas lipatan tangannya,Tama seketika diam memainkan benda pipi dalam genggaman,karena satu notifikasi masuk kedalam gawai miliknya, gevy,apa yang dia inginkan lagi.
WhatsApp📞
Psikopat.Sibuk gak?ketemu ya?
Tama
Sibuk?
Psikopat.gue tau lo lagi sama bara.
Mau tau gak kenapa bara gak masuk
Sekolah selama dua hari?
Tama
Lo yang ngelakuinSesuatu sama dia
Psikopat.
eggak tuh!Tama
dimana lo?Psikopat.
kantin.Tama memasukkan benda pipi miliknya kembali ke dalam saku celananya.dia masih diam tidak bergerak dari bangku.dia tidak mau meninggalkan bara di kelas sendirian dia takut felix atau anyasa mengganggunya. bara tidak mau di ajak ke kantin bersamanya jadi mau tidak mau tama membawakan cemilan dan menemaninya didalam kelas,tapi sekarang gevy malah inggin mengajaknya bertemu.helaan nafas kasar tama membuat bara menatap kearahnya apa yang tengah tama pikirkan sekarang?siapa yang baru saja dia hubungi tadi
"kenapa!"cuek,dingin dan tak berperasaan seperti itulah cara bara menunjukkan rasa pedulinya
"Kalo tanya pakek perasaan,"
Tama berdiri dari tempat duduknya"Ogah!"seperti ini jawaban bara"gue mau pergi sebentar kalo ada apa-apa telfon gue"setelah mengatakan itu tama pergi dari dalam kelas,bara hanya menatap kepergian tama tanpa inggin menanyakan kemana tama akan pergi
••••
Dia kini sudah ada di kantin sekolah.tama tengah mencari keberadaan gadis gila itu.informasi apa yang sangat penting jika hanya mengulur waktu mungkin tama akan langsung pergi,tama merogoh saku celananya untuk mencari benda pipih berwarna hitam miliknya