Inggi mulai dari awal
Awal tidak inggin di lahirkan
Awal tidak inggin saling mengenal.Agasbara.
Agasbara tengah ada di depan minimarket memakan satu bungkus roti sembari menatap jalanan lalu lalang,hati kecilnya kembali rapuh ketika mengingat jika ginjal miliknya sama sekali tidak cocok dengan milik anan.seharunya Widya tidak menaruh harapan pada bara karena memang dia bukan anak kandung dari anan tapi sayang mata serta hati widya telah tertutup oleh kebencian, apapun yang bara lakukan tidak akan pernah mendapat nilai baik di matanya.
"Maaf ma...bara gak bisa berguna buat mama" ujung merah mata bara mengeluarkan satu tetes bening menelusuri pipi tidak berisi miliknya,bara tentu merasa menjadi seseorang yang tidak berguna bagi Widya bahkan hingga sampai kini seutas kata maaf belum pernah terdengar dari mulut mamanya,satu gigitan lagi pada ujung roti,dia menangis sembari terus mengunyah potongan roti yang telah di gigit masuk kedalam mulutnya, perutnya sakit.sebenarnya dia tidak inggi makanan masuk ke dalam tumbuhnya tapi rasa perih yang menusuk ulu hatinya mengurungkan niatnya untuk tidak makan malam ini.
"Seneng juga bisa satu mobil sama mama"Setelah pulang sekolah Widya benar-benar menjemputnya walau agak jauh dari gerbang sekolahnya bara tetap senang baru kali ini widya mempersilahkan dirinya masuk kedalam mobil hitam milik mamanya,rasa canggung di setiap perjalan bara rasakan ini momen yang tidak akan pernah bisa terulang lagi.mau bara meminta pun Widya tidak pernah mengizinkannya masuk kedalam mobil pribadinya jika bukan karena terpaksa seperti ini.
Untuk apa kamu tetap bertahan hidup jika tidak menguntungkan bagi saya
Kalimat itu terus terngiang"aku mau kok ma kasih apapun asal mama tidak merasa sedih lagi.tapi maaf,bara gagal jadi harapan untuk mama"kini kemana tujuannya akan pergi. kerumah?semua orang ada di rumah sakit untuk apa dia pulang.yang ada kesunyian bisa membunuhnya kapan saja.
Bara berjalan menyusuri gelapnya malam,kini dia terhenti ketika melewati halte bus tempat dia akan berangkat sekolah,bara duduk disana memegang satu kotak susu, seharusnya bukan ini yang dia beli melainkan satu kaleng soda tapi sayang penjaga minimarket kecil di ujung jalan merasa kasian padanya,dan mengurungkan niatnya untuk membeli satu kaleng soda.
"Kapan aku ikut bunda?"pikirannya kosong,dia tidak inggin menghubungi siapapun. dia hanya inggin sendiri,sedari tadi benda pipih dalam saku celananya terus bergetar mungkin tama,ibu atau bahkan aluna tenggah repot-repot mencarinya, usianya dengan arka sama berarti kelahirannya juga pada tahun yang sama.sekarang bara bisa mengerti betapa bencinya Widya padanya,suaminya ternyata juga melakukan hubungan lain dengan wanita yang tidak seharusnya masuk kedalam hidupnya,tapi apakah benar pria yang berpendidikan tinggi, punya kuasa bisa melukai hati pasangan hidupnya.