Maaf kalo bara selalu buat kalian susah
Arin menangis di koridor setelah mengantar bara pergi kerumah sakit...hari ini sekitar jam 19:00 malam bara kembali demam,muntah sekaligus pusing katanya, orang rumah tidak ada yang perduli jika keadaan bara baik ataupun tidak baik.hanya Aluna yang akan marah jika tidak di hubungi. tentu saja Arin langsung mengubungi anak majikannya itu untuk segera menyusul ke rumah sakit,dia sedang pergi setelah perdebatan dengan bara,mungkin pergi ke cafe untuk menenangkan diri
Seharunya Widya dan arka yang paling bara inginkan ada di sampingnya ketika dalam keadaan seperti ini,mereka-lah yang seharunya memberikan kasih sayang untuk remaja yang tak beruntung ini..tapi sayang skenario yang Arin inginkan tak sesuai harapan,bara harus berjuang seorang diri jika tidak ada dirinya di sampingnya,Arin tidak punya hak apa-apa jika Widya sudah melarangnya untuk datang,Aluna juga sama dia seorang anak yang tidak akan mungkin membantah jika anan sudah melarangnya
"Udah Rin jangan nangis?"tenang pak amat menyakinkan semua akan baik-baik saja.memang dirinya lah yang mengantar mereka kerumah sakit.dia tidak perduli jika nanti sang majikan akan memarahinya yang paling penting bara yang telah dia anggap sebagai anaknya sendiri sesegera mungkin dapat pertolongan
"Gimana aku gak nangis,,aku terlambat membawanya kerumah sakit.seharunya sudah dari awal dia keluar dari kamar mandi aku langsung membawanya kerumah sakit. tapi apa! aku malah mengabaikan keadaanya ibu macam apa aku ini"sesal Arin pada Dirinya sendiri tak seharunya dia menuruti bara padahal anak ini selalu bilang dirinya baik-baik saja dalam keadaan apapun,mana mungkin bara akan mengatakan kepadanya secara jujur
"Mas bara pasti baik-baik saja,dia anak yang kuat rin"
"Sulit buat percaya kalo bara baik-baik aja,dia punya riwayat asma tadi aja nafasnya udah sesek gak karuan"memang apa yang di katakan Arin benar bara sempat kesulitan bernafas ketika perjalanan menuju rumah sakit Arin tak bisa membendung tangisnya melihat bara tak kunjung membaik meski telah diberi inhaler
"Oh iya Rin aku harus balik,tuan anan pasti marah kalo liat aku gak ada di rumah.nanti aku nyusul kesini lagi kalo kamu butuh bantuan"Arin mengangguk membiarkan amat pergi,benar apa yang dia katakan amat bisa terkena masalah jika terus berada di sini
"BI arin!"aluna berjalan cepat dari lorong rumah sakit menghampiri wanita tua yang baru beberapa menit meneleponnya
Dengan cepat dia langsung memeluk Arin untuk memberikan kekuatan.aluna hanya tau jika bara adalah anak dari arin"Kak bara gimana Bi?"
"Dokter belum keluar mbak..do'akan anak ibu ya" aluna semakin panik kala melihat raut wajah Arin yang begitu sedih..mana ada seorang ibu yang tak sedih melihat putranya bolak-balik sampai masuk rumah sakit "BIbi jangan nangis lagi ya.. kak bara pasti baik-baik aja aluna yakin"dia memegang tangan dingin milik arin memberikan sedikit rasa hangat untuk menenangkan nya