PART 12

52 29 0
                                    

Dorrr...

Suara yang mengejutkan itu mampu membuat semua orang yang ada di situ menoleh ke sumber suara. Suara pistol. Itu adalah suara pistol.

Rakha yang terkejut pun segera menoleh ke sumber suara dan....

"ALETTA!!!!" pekik Rakha kaget. Ya, orang yang tertembak adalah Aletta.
Dalam keadaan panik Rakha bergegas menuju Aletta yang sudah terkapar dan dikerubungi banyak siswa.

Rakha yang kalang kabut langsung memangku kepala Aletta dipahanya.

"Al sadar..." racau Rakha sambil menepuk pipi Aletta.
Rakha menunduk, ia menangis.

"Ra... Kha... " suara Aletta terbata bata menahan sakit.

"Al bertahan ya! Aku mohon!" pinta Rakha

"Sa.. Kit.. Kha.." suara Aletta semakin melemah dan tak lama kemudian ia tak sadarkan diri.

"LASKAR!!!! CEPET SIAPIN MOBILL!!!" teriak Rakha pada Laskar. Sedangkan Laskar segera mengambil mobil milik Rakha.

Setelah mobil siap Rakha segera menggendong Aletta ke dalam mobil dan menyuruh Tania dan jesy ikut dengannya, dan Rakha lah yang mengemudikan mobil.

"Al!! Bertahanlah!!" racau Rakha sambil menengok ke belakang.

"Rakha cepeett!!" pinta Tania yang tak kalah paniknya dengan Rakha

"Al... Hiks... Bertahan... Ya!!!" ucap Jesy, dengan air mata yang sudah bercucuran.

⚛⚛⚛

Setelah sampai di rumah sakit, Rakha segera menggendong Aletta dan menidurkannya di brankar yang sudah disiapkan para perawat.
Setelah itu, Aletta di bawa ke ruang oprasi, untuk mengambil peluru yang ada di dalam tubuh Aletta.

Sudah hampir 2 jam Aletta di ruang oprasi, dan sudah selama itulah Rakha menunggu Aletta dengan keadaan yang sangat kacau. Rambut acak acakan, seragamnya berlumuran darah Aletta, dan wajah yang babak belur dan sedikit sembab karna ia menangis tadi.

@@@@@

Sedangkan di kediaman keluarga Afsheen, Sindy terlihat sangat khawatir, tapi tidak tau khawarir tentang apa.

"Pa, perasaan mama kok nggk enak ya! Ada apa ya pa!!" ucap Sindy kepada Andi.

"Paling cuma perasaan mama aja, tenang ma!" balas Andi

"Bang!! Abang!!" teriak Sindy untuk memanggil Reyhan

"Ada apa ma??" tanya Rey saat sampai di ruang keluarga.

"Bang, perasaan mama kok gk enak ya! Tolong telponin adek ya bang!" pinta Sindy pada Rey. Rey hanya mengangguk dan berjalan menuju taman belakang untuk menelpon Aletta.

|•|•|•|

Drettt....

Suara dering dari ponsel yang ada di genggaman Rakha, ponsel tersebut adalah milik Aletta.
Rakha yang mendengarnya langsung mengangkat ponsel tersebut.

"Al!!! Kamu di mana?? Cepet pulang, mama nyariin kamu tuh" ucap Rey di sebrang sana

"Al! Lo denger gk sih?" ucap nya lagi.

"Ha.. Halo bang! Ini Rakha.. Bang" ucap Rakha sambil menahan tangisnya.

"Lah? Kok lo nyet yang jawab? Aletta nya mana? Suruh dia pulang nyokap khawatir!" ucap Rey

"Bang... Sebenarnya Al.. Aletta masuk rumah sakit" ucap Rakha pada akhirnya.

"Apa lo bilang!! Aletta kenapa?? Kok bisa masuk rumah sakit sih??" ucap Rey

"Di.. Dia ketembak bang!" ucap Rakha sambil menghembuskan napas pelan.

"Ok... Gwe kesana sekarang! Jangan lupa sharelock, byee!"
Setelah ucapan terakhir Reyhan, panggilan tersebut terputus. Setelah itu, Rakha mengirimkan alamat rumah sakit tempat Aletta du rawat.
Sekitar 20 menit kemudian, keluarga Aletta sudah berkumpul di depan ruang oprasi. Memang sudah 2,5 jam Aletta di oprasi.

Keadaan Sindy sudah sama kacaunya dengan Rakha. Matanya yang indah sudah sembab. Sedangkan Andi dan Rey hanya bisa menahan rasa sedih yang mendalam itu untuk menguatkan Sindy dan Rakha yang amat terpuruk.

"Om, onty maafin Rakha.." Lirih Rakha dengan suara yang menahan tangis

"Ini bukan salah kamu Rakha, ini takdir. Dan om sudah menyuruh anak buah om untuk mencari orang yang sudah menembak Aletta" ucap Andi berusaha menenangkan Rakha.

"Makasih om" ucap Rakha, yang dibalas Andi dengan anggukan

"Rakha ikut gue!" Ucap rey dingin, sedangkan Rakha hanya mengangguk dan segera mengikuti langkah cepat Rey.

%%%%%

Kini Rakha dan Reyhan berada di rooftop rumah sakit. Rey ingin bertanya lebih jauh lagi kronologi tertembaknya Aletta.

Sebenarnya Reyhan Nathaleon Afsheen adalah ketua geng rancor. Geng rancor sendiri tidak kalah terkenal dari geng Alister. Dan Rey belum tau kalau Rakha adalah ketua Alister yang sebenarnya

"Aletta kok bisa ketembak kenapa?" Tanya Rey dengan nada dinginnya.

"Ini semua salahku bang" ucap Rakha dengan suara gemetar dan kepala yang menunduk

"Gwe gk paham, coba jelasin!" Ucap Rey masih dengan nada dinginnya

"Mereka tau kelemahan gwe bang, makanya dia nembak Aletta" lirih Rakha. Dia merasa sangat bersalah dan tidak berguna karena tidak bisa menjaga Aletta dengan baik.

"Maksud lo apa HAH!!!" Ucap Rey dengan emosi yang sudah tidak bisa di kontrol.

"Maafin aku bang!" Ucap Rakha masih dengan nada bicara yang sama.

"MAAF MAAF!!! JELASIN ANJING!!" bentak Rey yang sudah tersulut emosi

Bug

Satu bogeman dari Rey mendarat sempurna di pipi Rakha. Rakha hanya diam tidak membalas bogeman dari Rey. Ia sadar ia pantas mendapatkan ini dari Rey. Rakha terdiam seribu bahasa, ia tak tau harus menjelaskannya mulai dari mana.

"JELASIN ANJING!!" Bentak Rey lagi

"Gwe... Gwe musuh anak intel bang!" Ucap Rakha setelah diam seribu bahasa.

Sedangkan Rey yang mendengarnya terkejut karena perkataan Rakha barusan.
Seorang Arrakha Romanio Arsene, yang terkenal dengan sifat disiplinnya bisa berurusan dengan anak motor, bahkan menjadi musuh dari anak Intel. Sungguh Rey sangat terkejut.

































HAI👋

Gimana dengan part ini?? Seru gk?? Jangan lupa vomment, follow juga boleh kok😬. Maaf juga kalau feel nya gk dapet.
Slow update ya!

AUTHOR SAYANG KALIAN😻😻😻

See you next time👋👋👋

Follow ptng29✔

Love Triangle [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang