Pagi yang indah,dengan udara sepoi sepoi. Jimin dan Taehyung suka sekali berjalan jalan di jam jam seperti ini.
Mereka berjalan mengelilingi kompleks dengan sesekali bercanda gurau. Sampai di ujung lorong, keduanya terhenti saat tiba tiba panci kecil alumunium itu terlempar hampir saja mengenai Kepala Taehyung.
"Astaga!"
"Aduh anak anak! Maafkan istri paman ya!" Jimin dan Taehyung mendongak demgan senyum baik baik saja, padahal didalam hati tengah menahan amarah yang bergejolak.
"Ah, tidak apa paman." Paman itu mengangguk. Taehyung berbalik ke arah Jimin.
"Apa mungkin ini penyebab eomma dan appa bercerai ya? Wanita galak sekali" Jimin menggeleng tidak tau
"Paman, apa ahjumma sejahat itu?" Si pria mengangguk.
"Dia ingin mangga muda langsung dari pohonnya" jimin melongo.
"Eh?"
"Ahjumma, istri paman sedang hamil" Taehyung dna Jimin mengangguk pelan.
"Galak ya seperti anjing" si paman mengangguk. Mengangguk saja istrinya dihina ;(
"CEPAT AMBILKAN AKU MANGGA DI RUMAH SHIN AHJUSI!!!!" Jimin menganga pelan, istri paman ini benar benar sudah seperti badut. Ia juga merasa ngeri dengan tampilan ahjumma itu, perutnya besar lalu berlari lari dengan panci pink di tangannya siap untuk dilempar. Kalau dirumah Choi seperti itu, Jin hyung bisa mengamuk jika melihat panci pink melayang kemana mana. "Cagiya! Aku tidak bisa memanjat"
Duaghhh
"AAKU TIDAK MAU TAU!!"
"Paman biar kami saj—"
"Yak Choi Taehyung! Kau ingin kita digorok oleh Yoongi hyung?!" Taehyung menoleh.
"Hidup ini untuk berbuat baik Jim" taehyung berujar lembut, diikuti sebuah mahkota tak kasat mata diatas kepala juga sayap kecil di punggu belakang, menghayal sekali.
"Jangan berbicara seperti itu, kau mengerikan" kacanya retak, Senyum Taehyung juga ikut meluruh.
"Membantu sedikit tidak apa apa Jim! Malah Yoongi hyung akan memuji kita!" Jimin menghela nafas. "Tapi—"
"Paman mohon ya?" Jimin mau tak mau menghela nafas. "Dimana buahnya?"
.
.
.Sampai di halaman rumah paman shin yang ada diujung kompleks.
Sudah hampir satu jam ketiganya saling bertatapan bingung sambil menutup telinga. "Anjing!"
"Jangan kau katai begitu! Nanti dia malah menggigit!" Taehyung menghela nafas sambil menatap gukguk hitam mengkilat didalam rumah itu.
"Lalu bagaimana paman?"
"Tunggu— ah anjingnya tidur!"
"Mana!?"
"Itu, dia tidur" jimin dan Taehyung mengangguk. "Kau yang panjat saja Tae"
"Kau saja Jim"
"Kau kan tau pantatku berat! Mana bisa aku memanjat!" Taehyung mendengus. "Suruh siapa kau bantet begini?!" Jimin menatap Taehyung dengan jengkel.
"Cepat naiklah!" Taehyung mengangguk.
"Paman, lihat anjingnya ya!" Si paman mengangguk dan menatap anjing yang masih tidur.
Taehyung dengan segera memanjat, ia memegang ranting demi ranting. Hingga buah mangga muda itu berada didepan sana.
"Cepatlah astaga!"
Wofh! Wofh!
"Anjing!" Si paman malah berteriak! Jimin kaget, langsung naik memanjat keatas.
"Taehyung-aaaaahhhhh!" Jimin memekik dari bawah, ingin menangis setiap memanjat ia pasti akan meluruh kebawah.
"Naik Jimin! Kau ingin jadi babi guling untuk anjing itu?!"
"Kenapa kau mengatai kakakmu! Hiksss Hyung!!!!" Entah memanggil hyung siapa, tapi mulai dari wajah Yoongi hingga Hoseok muncul dikepalanya. Si paman berlari keluar pagar lalu kembali menutup pintu itu.
Taehyung yang melihat masalah makin runyam akhirnya memetik satu tangkai berisi dua mangga muda.
"Tae anjingnya Hiks!"
"Jangan menangis Jim!!"
"Kau akan menangis jika kau ada disini dan pantatmu terancam menjadi makanan anjing!"
"Ya! Pencuri mangga eoh?!" Jimin dan Taehyung berbalik.
"Y-yoongi hy—"
"Turun!"
"Hyung ada anjing hiks!" Jimin masih setia menangis. Yoongi menoleh ke arah rumah paman shin tersebut, tentu saja kosong karena pemiliknya sedang pergi kebusan dua hari yang lalu. Dan si molly, anjing hitam itu yang berjaga.
"Anjing itu dirantai! Cepat turun!" Taehyung dan Jimin mengangguk pelan. Jimin pun sudah berhenti menangis.
"Ah, anak muda. Jangan salahkan adikmu, aku yang meminta tolong unyuk mengambil mangga untuk istriku" Yoongi menatap pria didepannya.
"Ah ia paman hehe, tidak apa apa kok" Yoongi ini ya, suka sekali berakting. Bahkan rupanya yang seperti monster pun mendadak berubah menjadi burung pipit milik jungkook.
Si paman mengangguk. Ia mengambil mangga dari Taehyung lalu berjalan menjauh.
Yoongi meredupkan senyumnya lalu menatap keduanya.
"Aw awa ya ya!! Telingaku putus!" Taehyung dan Jimin memekik dengan nyaring, Yoongi menarik keduanya masuk kedalam mobil dengan telunga ditarik dengan kuat.
..
..
"Tegak!"
"Hyung! Tangan Tae sakit!!" Taehyung memekik pelan, tangannya sakit dalam posisi kayang seperti ini.
Jimin dan Taehyung sama. Posisinya kaki diatas tangan dan kepala dibawah.
"Hyung, sakit hiks" wajah Jimin sudah memerah, tangannya juga bergetar.
"Siapa suruh mencuri mangga!"
"Paman yang menyuruh kami!"
"Yoongi-ya"
"Diamlah Jin." Jin maju kearah Yoongi lalu menurunkan Kaki Jimin.
"Kau lihat kakinya sudah bergetar dari tadi saat kau bawah pulang, matanya juga sembab" jimin duduk dibawah lantai sambil menyembunyikan wajahnya. Maku hati matanya.
"Angkat wajahmu!"jimin mengangkat wajahnya. "Hapus ingusmu itu!" Jimin mengusap hidungnya lalu matanya dengan segera.
"Ikut Jin hyung, makan lalu istirahat"
Jimin mengangguk, ia dipapah oleh Jin menuju kamar karena kakinya yang sudah tak mampu berjalan, gemetar.
Yoongi beralih menatap Taehyung. "Dan kau, tetap jalani hukumanmu" taehyung mengernyit. "Ah hyung!"
"Kau yang memanjat dan mencuri mangganya. Lain kali curi mangga di rumah paman Shin lagi, aku akan menyuruhmu kayang di atas gunug fuji" Taehyung hanya bisa derdecak kesal.
"Dasar monster!" Gumamnya pelan
"Ditambah 10 menit"
"Ah hyung!!!!"
Tbc
Tyda lucu...
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNGNIM!
Fanfiction[Slow Update] Seokjin pernah bilang, bersyukurlah kalian jika aku adalah hyung tertua disini. Jika itu adalah Yoongi, maka kalian akan hidup seperti militer setiap harinya. Mari kita pantau, dan rasakan bagaimana kehidupan ketujuh saudara ini dengan...