Iri bilang!

3.5K 439 35
                                    

Tau Jin kan? Ituloh anak pemberani yang membantu Yoongi keluar terlebih dahulu.

Kalian pasti taulah, seluruh saudara choi menginginkan Seokjin menjadi yang tertua. Pasalnya begini, mereka paling tua dibawah Yoongi dan Jin baru berusia 20 tahun, dan kenapa sudah dijadikan ladang percobaan wajib militer? Aduh, mengeluh juga susah, soalnya yang paling tua garangnya luar binasa.

Dari segi kedekatan sih mereka memang lebih delat dengan Jin, sedangkan dengan Yoongi yaa mereka dekat juga, dekat kalau urusan adu mulut. Kalau dibilang tidak pernah akur itu mustahil, tapi ya bisa dibilang hampir setiap hari mereka adu mulut karena kelakuan Yoongi yang seperti ibu-ibu kompleks.

"Hyung! Minta uang!"

Astaga ;) Jin jadi terkejut saat anak ini datang menodongnya seperti preman. Tumben sekali.

"Hoseokie minta uang untuk apa?"

"Aku mau beli lampu seperti Namjoon. Dia beli lampu hyung!" Jin mengernyit

"Lampu apa?"

"Lampu tidur" jin mengernyit.

"Loh? Bukannya kalian satu kamar?" Hoseok mengangguk. "Tapi dia pelit hyung! Dia cuma letakan dibagian temboknya saja!" Seokjin menghela nafas.

"Minta pada Yoongi hyung" Hoseok menatap Jin. "Ya, minta pada Yoongi hyung dan kepalaku pun taruhannya" Jin sedikit tertawa melihat Tingkah Hoseok. Anak ini ada ada saja.

"Jangan diberikan hyung, nanti lampunya malah dia buang buang" Hoseok menoleh. "Hya! Diam saja ya Namjoon! Dasar pelit!" Namjoon memeletkan bibirnya pada Yoongi, eh maksudku Hoseok. Bisa bisa lidahnya dipotong kalau melet pada Yoongi.

"Ini ambillah" Namjoon langsung kembali menoleh. Menatap wajah sumringah adiknya itu.

"Hyung! Kau memberinya uang? Aku bahkan membeli lampu itu pakai uangku sendiri!" Hoseok berbalik ke arah Namjoon dengan tatapan mengejeknya.

"Iri bilang, Karyawan!" Ujar Hoseok lalu keluar dari sana. Namjoon memutar matanya malas. "Awas saja anak itu"

....

"Tae? Kau sedang apa hum?" Seokjin menatap Taehyung yang kala itu sedang mengaduk coklat kental didalam kuali kecil. Ini sudah sedikit larut, yang lain sudah tidur tapi tersisa Taehyung yang masih berkutat dengan kuali.

Ditatapnya Seokjin dengan senyum lebar.

"Aku mau buat dessert box! Jangan di makan!" Jin memutar matanya malas.

"Hyung ini tau diri, tidak seperti yang lain" taehyung memutar matanya malas. Ia kembali fokus pada Masakannya.

Jin yang baru ingin duduk di sofa pun ditarik oleh Hoseok menaiki tangga. Seokjin pun hanya mengikuti tarikan adiknya itu dari belakang, ia kira Hoseok sudah tidur.

"Ada apa sih, Seok" Hoseok menoleh sejenak lalu tersenyum.

"Ayo hyung lihat kamarku, lampunya bagus" Seokjin mengangguk saja. Ia menatap Hoseok yang menyalahkan lampunya. Lampu tidurnya berbeda dengan namjoon. Lampu tidur namjoon berbentuk bulan, sedangkan Hoseok matahari, benar benar karakteristik keduanya.

"Ya sudah, tidurlah. Besok kau dan namjoon ada ujian kan? Kau lihat saja kakak kembarmu sudah tidur dengan mulut terbuka" Hoseok mengangguk lalu berjalan ke arah tempat tidurnya.

"Terima kasih dan Selamat malam hyungie" Jin mengangguk lalu keluar dari sana.

...

Besok pagi Mereka semua bangun sedikit terlambat, Jungkook tinggal meminun segelas jus lalu setelahnya ia bisa pergi kesekolah.

Taehyung menuruni tangga dengan semangat 45 lalu menuju ke arah dapur. Ia membuka kulkas dengan semangat, menarik tempat dessert yang ia simpan semalam.

Saat menoleh... Si dessert box seakan berkata, "maaf kawan, tersisa setengah"

Taehyung ingin berteriak. Jungkook yang berdiri didepan wastafel pun jadi sasarannya.

"Choi Jungkook! Kau yang makan punyaku kan?! Sudah kubilang berapa kali, minta sebelum mengam—"

"Dih! Sembarangan saja! Aku tidak makan sama sekali! Aku saja belum membuka kulkas pagi ini" Taehyung menatap Jungkook tajam.

"Ini pasti Jimin" taehyung keluar dari ruang makan, dimeja makan kakak dan adiknya sedang makan disana.

"Jimin! Kau yang makan dessert punyaku bukan?! Semalamkan sudah kubilang, buat sendiri!!" Jimin menatap Taehyung lalu menghentikan kunyahannya.

"Kau tau sendiri aku tidak suka oreo! Kenapa kau menuduku hah!" Pekik Jimin.

"Benar! Taehyung hyung ini sembarang menudu" sambung Jungkook dari pintu dapur.

Taehyung menghela nafasnya, lalu siapa?

"Aku" Telinga Taehyung langsung setajam elang, ia memutar kepalanya ke arah hyung-hyungnya.

"Siapa yang makan?"

"Aku" Taehyung mengepalkan tangannya.

"Yak siap—' saat menoleh ke asal suara, Taehyung langsung diam. Itu... itu Yoongi :")

Yoongi hyung yang makan :"

"Aku yang makan" Taehyung langsung menunduk. Kalo Yoongi sih siapa yang bisa marah? Bukannya menyesal, Yoongi akan balik marahkan? :")

"Ah hyung" ujar Taehyung lesu. Yoongi terkekeh sejenak. Ia tau Taehyung itu paling segan dengannya.

"Sepulang kegiatan kalian semua, hyung akan menjemput maknae. Jin akan menjemput Hoseok dan Namjoon. Kita makan direstoran Italia malam nanti, kalian setuju tidak?" Keenamnya langsung menatap Yoongi.

"Serius?" Tanya mereka bersemangat.

"Hooh, serius" konfeti pun meledak disana. Hari ini ada perayaan apa sih? Kenapa Yoongi baik begini?

"Yess! Makan pizza!" Pekik Jungkook.

"Tapi bayar sendiri"

Hening..

"Bercanda, Hyung yang bayarkan"

"YEAAAAHH!!"

"MASIH PAGI! AKU DAN SUAMIKU BARU TIDUR JAM 4 PAGI, JADI JANGAN BERTERIAK!" Pekik tetangga sebelah.

Satu persatu pun terdiam lalu meninggalkan kediaman mereka dengan suara hening. Takut membangunkan tetangga sebelah yang barus selesai berbahagia, ups?

Tbc

HYUNGNIM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang