Demam

8.1K 757 84
                                    

Hari yang sangat melelahkan untuk seorang Choi Jungkook. Tubuhnya begitu letih setelah perjalanan belajar yang ia lakukan bersama teman temannya, study tour.

Jungkook tidak tidur hampir dua hari, kepalanya sakit sekali. Ia berjalan memasuki rumah, kebetulan bertemu Yoongi dan Jin yang duduk di sofa.

"Jungkookie sudah pulang saeng?" Jungkook mengangguki Jin. "Sudah makan?" Jungkook menggeleng. "Kalau begitu letakan tasmu lalu makan, akan hyung panaskan" jungkook mengangguk

"Jangan lupa cuci baju kotormu yang ada dikamar mandi dan juga yang baru saja kau bawa pulang" jungkook menghela nafasnya. Lihat perbedaannya Jin dan Yoongi?

Bagai bulan dan matahari..

"Kamarmu juga bersihkan, sudah seperti kapal pecah"

"Hyung-"

"Tidak ada alasan Jungkookie"

"Tapi aku lelah!" Suara Jungkook meninggi, membuat Yoongi bangkit dari duduknya lalu menatap Jungkook tajam.

"Jadi aku harus apa kalau kau lelah? Sudah kubilang jangan ikuti study tour yang ujung ujungnya hanya berjalan jalan tak jelaskan?" Jungkook tak habis pikir, Yoongi kenapa begitu egois sekarang?

"Lalu mau dapat nilai dari mana? Hyung yang memberikanku nilai?!" Yoongi melempar remot ditangannya keatas sofa.

"Sekarang kutanya, belajar apa kau?!" Jungkook mengepalkan tangannya marah.

Moodnya sedang tidak baik saat ini. Ditambah lagi otaknya serasa panas saat melihat semua saudaranya mengamati pertengkarannya dengan Yoongi.

"Hyung, kumohon"

"Kenapa? Kau tak bisa menjawab?"

"Kenapa hyung berkata seolah aku disana hanya bermain main?? Jadi hyung kira sekolahku hanya bermain main?!" Jungkook berteriak kesal. Yoongi juga menatap adiknya itu begitu tajam.

"Kau-"

"Kalian ini sebenarnya kenapa sih?" Yoongi dan Jungkook berbalik menatap kearah lorong dapur dimana Jin berdiri dengan wajah datarnya.

"Yoon, biarkan dia istirahat dulu baru kau memarahinya!" Yoongi beralih menatap Jin.

"Anak ini selalu didiami jika berbuat kesalahan! Aku juga ingin menanyai kegiatannya selama bersekolah, ternyata tidak ada yang penting, percuma disekolahkan" jin menatap Yoongi.

"Hyung!" Jin memekik, pandangan mereka sontak beralih kearah sibungsu yang duduk dilantai sambil mengeluarkan beberapa buku juga beberapa kertas berjudul "laporan penelitian"

Ia meletakannya di bawah lantai lalu bangkit menuju dapur. Emosi Jungkook begitu sangat menggebu kali ini.

"Hyung bilang ini semua percuma kan? Bakar saja! Ini percuma, tidak ada gunanya untuk sekolahku! Sama sekali tidak berguna." Jungkook sudah akan membakar semua kertas itu sebelum Tangannya dicekal dengan cepat oleh seseorang dibelakangnya.

"Jungkook, jangan gegabah" jungkook berbalik

"Dia selalu meremehkanku Joonie hyung!" Ujarnya dengan nada marah. Yoongi membuang tatapannya ke arah lain.

Namjoon kembali menatap Jungkook. "Bereskam semua kertas kertas ini lalu naik ke kamarmu. Lakukan apa yang Yoongi hyung katakan jika kau mampu, jika tidak lakukan besok setelah staminamu pulih hm?" Namjoon berujar sambil menunjukkan senyum manisnya pada Jungkook.

Namja muda itu menatap yoongi sekilas lalu naik ke atas sana dengan kopernya.

"Yoon, kita perlu bicara!" Jin berjalan kearah Yoongi lalu menarik kakaknya menuju kamar tamu dilantai bawah.

"Kalian kembali ke kamar, selesaikan urusan kalian" ujar Jin pada adik adiknya yang lain.

..

Jungkook menghalah, ia memilih membereskan semua pakaiannya yang bercecer dikamar lalu mencuci semuanya detik itu juga.

Satu kali lelah, pikirnya.

Yoongi benar, kamarnya begitu sangat berntakan setelah ia tinggalkan dua hari lamanya.

Ia memungut satu satu pakaian itu lalu dimasukan kedalam mesin cuci di tempat cuci. Ia menuangkan deterjen lalu menghela nafas pelan.

Ia lelah, sangat.

Kepalanya sakit sedari tadi, ia menoleh menatap jam dinding.

Pukul 21.35, sudah malam dan ia masih bertaruh dengan mesin cuci juga sabun.

"Perlu bantuan, jagoan?" Jungkook berbalik. Jin selalu menawarkan bantuan. Jungkook tersenyum kecil lalu menggeleng.

"Terima kasih hyung, istirahatlah biar kuselesaikan" jin mengangguk.

"Ingin titip sesuatu?" Jungkook mendongak.

"Hyung mau kemana?"

"Namjoon dan hoseok hyungmu itu baru mengatakan jika besok teman temannya akan datang untuk kerja kelompok, persediaan makanan sudah habis jadi hyung dan Yang lain akan pergi berbelanja" jungkook mengangguk.

"Pergilah, aku sedang sibuk haha" jin mengangguk.

"Yoongi sedang tidur dikamarnya, tak apa kan kau dirumah bersamanya?" Jungkook mengangguk pelan.

"Tak apa" jin mengangguk lalu melangkah menjauh dari sana, dan tinggallah Jungkook yang berkutat dengan mesin cucinya.

.

.

.

Pukul 22.00 jungkook selsai. Setelah sakit kepala yang menderanya, kini pandangannya berputar. Entahlah, jungkook merasa tidak enak badan begitu dirinya selesai mengeringkan pakaiannya. Tepat saat ia menyelesaikan semuanya ia naik berusaha menuju kamarnya, setelah menapaki beberapa tapakan dilantai dua, semuanya menghitam.

...

"Aisshhhh apa aku sudah salah memarahinya?" Yoongi menghela nafasnya gusar, ia merasa bersalah pada Jungkook.

Ia sempat keluar sejenak sebelumya dan menatap adiknya yang sedang mencuci. Yoongi berbalik lalu membuka pintu kamar adiknya. Rapih dan bersih.

Ia jadi merasa bersalah karena membentak adiknya dengan begitu sadisnya.

Jadi saat ini Yoongi sedang berperang dengan hatinya. Ia baru saja ingin membuka pintu saat suara benda jatuh membuatnya terkejut. Ia membuka pintu itu dengan cepat lalu menoleh ke arah lorong.

"Ya Tuhan! Jungkookie!" Yoongi berlari membawa adiknya kedalam dekapannya. Tubuh adiknya panas sekali.

Dengan cepat ia membawa Jungkook ke dalam kamarnya. "Jungkook-ah! Ada apa denganmu eoh??" Yoongi panik bukan main saat itu. Ia lantas keluar dari kamar Jungkook menuju dapur

"Yoon? Ada apa?" Yoongi berbalik menatap adik kembarnya yang masih menenteng belanjaan.

"Jin-ah, Jungkook pingsan!" Jin melepaskan belanjaan itu lalu berlari naik ke kamar adik bungsunya diikuti yang lain.

"Astaga jungkookie" jin langsung mengusap surai adiknya. Sedangkan yang lain hanya mengamati.

"Demamnya begitu tinggi" Yoongi mengangguk khawatir. Rasa bersalah muncul di kepalanya saat ini, ia benar benar merasa tidak pantas menjadi seorang kakak.

"Akan Kutelepon dokter kim" ujar Namjoon lalu pergi dari sana

"Hyung!" Mereka berbalik menatap Taehyung.

"Ada apa?"

"Jangan jangan.."

"Apa?"

"Jungkookie terkena virus corona?"

Geplak!

"Taehyung-ah kenapa aku harus mendapat saudara kembar bodoh sepertimu?" Ujar Jimin memelas. Taehyung hanya tersenyum kecil.

Ia tau, kapasitas otaknya memang tidak selebar otak jimin.

"Ya aku hanya bisa hormat pada pria berdahi lebar sepertimu"

"Kau ingin mati!"

Adiknya sedang sakit, kakak kakaknya tidak ada yang lurus otaknya.

Tbc

HYUNGNIM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang