•CHAPTER 15•

8.3K 1.1K 124
                                    

Happy Reading!!!

.

.

"Hari ini kalian akan dibagi kelompok. Satu kelompok terdiri dari 2 orang dan itu sudah saya tentukan," ucap sang guru mutlak dan semua siswa mengeluh karenanya.

"Sudah diam! Dengarkan baik-baik."

Sang guru mulai menyebutkan anggota tiap kelompok. Ada yang mengeluh karena teman sekelompoknya tidak sesuai keinginan dan ada juga yang antusias. Tapi sampai detik ini, nama Renjun belum juga disebutkan. Renjun hanya berharap supaya tidak sekelompok dengan Harvey.

Tapi sepertinya, harapannya itu tidak didengar karena di menit selanjutnya, namanya disebut dan dipasangkan dengan Harvey.

"Huang Renjun dengan Harvey Leigh Cantwell," ucap sang guru dan Renjun menghembuskan napasnya kasar.

"Silahkan duduk bersama teman sekelompoknya dan diskusikan apa yang akan kalian buat untuk projek bulanan ini. Saya pamit dan jangan keluar sebelum bel berdering."

Tepat setelah guru itu keluar, mereka mengeluarkan semua keluh kesahnya.

"BANGSAT EMANG! MASA GUE SATU KELOMPOK SAMA SI MEMBLE?!!!" Haechan teriak.

"HEH! EMANGNYA GUE MAU SAMA LO, HAH?! BULAN KEMAREN AJA PROJEK LO GAK JELAS BANGET!!!" Balas Hyunjin.

"GUE GAK MAU SEKELOMPOK SAMA DAEHWI! YANG ADA NANTI GUE MALAH NYABE BUKANNYA NUGAS!!"

"Huhuu kenapa gue sekelompok sama Felix? Gue gak tahan kalau dia udah kambuh lemotnya."

Dan masih banyak lagi keluhan lainnya. Renjun juga tadinya mau ikutan ngeluh tapi gak jadi.

"Renjun, kayaknya lo juga gak seneng sekelompok sama gue," ucap Harvey.

"Biasa aja tuh, lo berlebihan," jawab Renjun.

Harvey tersenyum, "Bagus deh. Jadi, kita mau buat projeknya kayak gimana?"

Dan mereka mulai berdiskusi projek apa yang akan mereka siapkan dan menghiraukan suara-suara yang cukup memecahkan gendang telinga itu.

°•°•°

Renjun hari ini mau jalan sama Jeno. Sewaktu makan di kantin rumah sakit itu, Jeno ngajak Renjun pergi cari hadiah ulang tahun buat bundanya Jeno.

Renjun gak nolak karena Jeno janji mau beliin dia merchandise moomin.

Sekarang, Renjun lagi sibuk nyari baju yang mau dipake buat jalan sama Jeno.

"Kok gue jadi lebay gini, sih?! Gue 'kan hanya mau cari kado bukan pergi ke kondangan!" Renjun ngacak rambut frustasi. Akhirnya dia milih bajunya asal, yang penting sopan.

Saat sibuk menata rambutnya, bel rumahnya berbunyi. Renjun mengambil tasnya dan pergi menemui Jeno.

Dan tanpa disangka, mereka memakai baju dengan warna yang sama.

"Loh? Kok bisa sama gini?" Jeno terkekeh.

"Gak tau, padahal tadi gue milihnya asal." Renjun mengangkat bahunya cuek.

"Yaudah ayo pergi."

Mereka berkeliling mall untuk mencari hadiah yang cocok untuk bundanya Jeno. Setelah satu jam berkeliling, akhirnya Jeno memutuskan untuk membelikan bundanya satu set perhiasan berwarna rose gold. Tentunya, itu semua adalah pilihan Renjun.

"Makasih ya udah mau nganterin gue beli hadiah," ucap Jeno.

"Santai aja, Bang. Gue juga gabut kok di rumah."

[✓] A Cute Moments || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang