Happy Reading!!!
.
.
"Berangkat sekarang?" Tanya Jeno ke Renjun.
"Iya takut keburu macet," jawab Renjun sambil benerin sedikit tatanan rambutnya.
"Yaudah ayo!" Ajak Jeno. Renjun ngunci rumahnya dan masuk ke mobil Jeno.
"Mobilnya udah gapapa, Bang?" Renjun membuka pembicaraan.
"Engga, udah gue bawa ke bengkel setelah kejadian itu."
"Ooh," balas Renjun seadanya.
"Eh iya Bang, gue minta maaf kalau ada salah ya," ucap Renjun tiba-tiba. Jeno mengerutkan alisnya, "Minta maaf buat apa? Lebaran masih lama kali."
"Gue juga gak tau, kan lo yang tiba-tiba marah sama gue"
"Gue gak pernah marah sama lo tuh," jawab Jeno.
"Pernah, waktu gue dijemput Kak Mark, gue dadah ke lo tapi lo cuekin. Kalau bukan marah, lo kenapa dong?" Renjun ngerjap-ngerjapin matanya natap Jeno. Bikin hati Jeno lemah seketika.
"A-ah masa sih? Gue gak liat kali," sanggah Jeno.
"Mungkin," Renjun mengendikkan bahunya. Gak terlalu peduli sama reaksi Jeno, yang penting dia udah minta maaf.
"Njun, lo sering ikut tawuran?"
"Dulu sering sih soalnya gue gabut. Tapi emang udah beberapa bulan gue gak ikut tawuran soalnya dilarang Bang Hendery," jelas Renjun.
"Jadi lo ikut tawuran kemaren karena Bang Hendery lagi gak dirumah?"
"Itu salah satu alasannya. Alasan lainnya karena gue kangen ketemu sama anak-anak yang lain."
"Jaemin? Dia emang sedeket itu sama lo?"
"Iya, tapi yang lainnya juga temen deket gue juga kok termasuk Kak Mark. Kenapa sih nanya-nanya mulu?!" Protes Renjun karena ngerasa diinterogasi sama Jeno.
"Engga, gue aneh aja kenapa lo gak risih waktu Jaemin buka kemeja lo," jawab Jeno.
"Ah masalah itu, gue udah biasa digituin sama Jaemin makanya gak risih," balas Renjun yang langsung ditatap heran sama Jeno. Sadar kalau ucapannya ada yang salah, Renjun meralat ucapannya.
"E-eh maksud gue, Jaemin yang suka ngobatin gue kalau ada luka di badan sehabis tawuran soalnya temen gue yang lain pada kayak tai semua, gak berguna" ucap Renjun, "Kenapa sih? Lo kayaknya kesel banget sama Jaemin."
"Gimana gak kesel kalau ngeliat aset calon masa depan gue diumbar-umbar ke orang lain," gumam Jeno pelan.
"Hah?" Renjun gak denger apa yang diomongin Jeno.
"Engga gapapa, udah yuk turun," Jeno memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam toko.
Renjun sama Jeno jalan memasuki toko. Buat Renjun toko ini adalah surga dunia. Semua ornamen Moomin yang terlihat di setiap penjuru dan berbagai pernak-pernik lucu Moomin lainnya.
"Wah, lucu banget!"
"Duh keren banget Moominnya yang ini."
"Ihh kok Moominnya gemes!"
Itu semua reaksi Renjun waktu dia keliling di toko itu.
"Hehehe imut banget Moominnya," ucap Renjun sambil ngeliatin boneka-boneka Moomin yang terjajar rapi.
"Buat gue, lo lebih imut dibanding Moomin," celetuk Jeno yang berhasil bikin pipi Renjun memerah.
"Hah apasih? Kok kayak ada yang ngomong tapi gaada orangnya ya?" Ujar Renjun pura-pura tidak mendengar ucapan Jeno terus lanjut ngeliatin boneka Moomin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] A Cute Moments || NoRen
ContoHuang Renjun, bocil yang kadang barbar tapi kadang imut dari jurusan teknik otomotif di SMK Neo Culture Technology dipertemukan dengan Lee Jeno, seorang dokter muda yang tampan idaman semua kalangan. ••• "Eh, om, kenapa nih mobilnya?" "Enak aja pang...