•CHAPTER 18•

7.2K 1K 67
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa bergegas ke kantin untuk mengisi perut mereka. Tak terkecuali Renjun beserta teman-temannya. Siapa lagi kalau bukan Haechan, Sanha, Eric, Jaemin dan Hyunjin. Tapi, saat Renjun hendak pergi, Harvey menahannya.

"Kenapa sih?! Gue udah ditinggalin temen-temen gue tuh!" Ucap Renjun sebal.

"Gue hanya mau tanya, kita kapan mau mulai ngerjain tugasnya? Deadlinenya sekitar 2 minggu lagi, loh," Harvey mengingatkan.

Renjun menepuk dahinya, "Oh iya, gue lupa. Besok aja, ya?"

"Kenapa gak hari ini?" Tanya Harvey.

"Gak bisa, hari ini gue udah ada janji sama pacar gue. Udah ya, gue mau nyusul yang lain ke kantin." Renjun berlari meninggalkan Harvey.

Renjun celingukan saat memasuki kantin, mencari meja yang ditempati oleh teman-temannya.

"Eh eh, liat tuh si Renjun lagi celingukan nyari kita," tunjuk Hyunjin.

"Kayak anak ilang anjir hahahaha. Isengin kuy?" Tawar Eric.

"Kuy! Ayo kita sembunyi di kolong meja," ajak Hyunjin dan mereka semua langsung sembunyi di bawah meja.

Renjun menghentakkan kakinya kesal, "Mereka duduk dimana sih?!"

Renjun mulai berjalan menyusuri kantin, tapi dia belum juga melihat meja yang diisi oleh teman-temannya. Dan dia merasa aneh saat melihat satu meja yang diatasnya terdapat banyak makanan namun tidak ada orang satu pun disana.

Renjun mendekati meja itu dan mendengar bisikan-bisikan di bawah sana.

"Mau sampai kapan kita dibawah sini?! Kaki gue udah kram bangsat," ucap Sanha.

"Sabar lur, gue juga udah kram tapi kapan lagi kita ngerjain Renjun?" Jawab Hyunjin cekikikan.

"Gue gak tanggung jawab kalau nanti Renjun ngamuk ya," timpal Jaemin.

"Gue juga, gue disini hanya ikut-ikutan kalian," tambah Haechan.

"Gak setia kawan banget lo berdua. Jadi hanya sampai disini pertemanan kita?" Tanya Eric dramatis.

"Sstt diem ah, berisik banget. Nanti kalau ketauan Renjun gimana?"

Renjun tersenyum miring dan menendang meja itu.

DUGH!

BRAAK!

"KELUAR LO PADA!!!" Suruh Renjun. Akhirnya mereka keluar dari kolong meja sambil memegangi kepala yang terbentur meja karena kaget.

"Aw sakit banget kepala gue," Hyunjin mengusap-ngusap kepalanya.

"Uh, sakit banget ya?" Tanya Renjun dan diangguki oleh Hyunjin.

"Mana coba yang sakit, sini gue usap." Hyunjin menunjuk bagian belakang kepalanya. Renjun mendekatinya dan menjulurkan tangannya ke bagian belakang kepala Hyunjin.

PLAK!

Renjun menggeplak kepala Hyunjin.

"Injuunn!!! Tega banget sama gue," Hyunjin merengek.

"Gak usah sok imut gitu lo!" Renjun bergidik ngeri.

"Habisnya lo ngeselin! Udah tau kepala gue sakit malah lo geplak," cibir Hyunjin.

"Cih, cemen banget lo. Modelan kayak lo kadang dijadiin pemimpin kalau tawuran? Lagian lo pikir gue juga gak kesel harus nyari-nyari kalian, huh?!"

Jaemin merangkul Renjun, "Yaudah, sorry ya, Njun. Janji deh gaakan kayak gitu lagi."

Renjun mengehela napasnya, "Iya-iya, gue maafin. Maafin gue juga ya Jin udah ngegeplak pala lo."

"Nah gitu dong, kalau semuanya akur 'kan adem liatnya," sahut Eric.

"Hilih bacot banget, ini semua 'kan karena ide lo," timpal Sanha sambil merotasikan kedua matanya.

"Udah udah, mending sekarang kita makan," ajak Haechan dan mereka pun mulai makan.

"Oh iya, ada yang gue mau ceritain nih," ucap Renjun semangat.

"Apa, Njun?"

"Gue udah resmi pacaran sama Bang Jeno!" Ucapnya antusias.

Hyunjin menggebrak meja, "SERIUS LO?!" dan Renjun mengangguk semangat.

"Wah congrats Njun, akhirnya lo laku juga," ucap Jaemin.

Renjun menoyor kepala Jaemin, "Enak aja lo, gini-gini juga gue banyak yang mau kali."

"Hahaha iya bercanda doang kok." Jaemin menarik pipi Renjun.

"Berarti nanti kita harus minta traktir Bang Jeno!!!" Usul Eric.

"Gak usah diminta, Bang Jeno emang udah ada niatan buat traktir kalian nanti sore," ucap Renjun.

"Seriusan?!" Tanya Hyunjin antusias.

"Iya, nanti tinggal diomongin lagi mau makan dimana," jawab Renjun.

Dan mereka semua pun bersorak.

"Anjir keren banget pacar lo, Njun!"

"Gue bilang juga apa, Bang Jeno tuh emang holkay jadi gak masalah buat dia hanya traktir kita makan doang."

"Injun ayo kita barter! Gue yang pacaran sama Bang Jeno dan lo sama Kak Mark."

Renjun hanya tersenyum mendengar celotehan-celotehan temannya itu, dia juga bahagia karena mereka menyetujui hubungannya dengan Jeno.

°•°•°

"Jadi mau makan dimana, Njun?" Jeno bertanya kepada Renjun yang sedang sibuk mengespam teman-temannya karena belum datang juga.

"Terserah, 'kan lo yang traktir."

"Gue 'kan hanya bayarin, takutnya gue salah ngambil tempat."

"Gapapa, udah lo aja yang cari tempatnya. Gue lagi sibuk nih."

"Tapi kalau pilihan gue ternyata gak cocok sama selera kalian gimana?"

"Kalau kalian kayak gitu terus kapan kita makannya?! Udahlah biar gue aja yang milih tempatnya," Ucap Hendery sebal yang daritadi melihat tingkah mereka berdua.

Jeno nyengir, "Hehehe maaf. Yaudah lah kita mikirnya sambil jalan aja nanti. Suruh temen lo buat langsung nyusul ke tempatnya aja, kalau harus kumpul disini bakal kelamaan," Jeno menyuruh Renjun.

"Nah betul tuh, dek! Lagian temen lo lama amat dah datangnya," sahut Hendery.

"Abang kayak gak tau kebiasaan orang Indonesia aja yang bilang udah otw padahal masih rebahan," jawab Renjun.

"Hahahaha bener juga lo," Hendery tertawa, "Eh berarti lo juga sama dong? 'Kan lo orang Indonesia."

Renjun menggeleng, "Enggalah, gue 'kan orang China."

"Oh iya gue lupa. Berarti gue juga orang China dong?" Hendery menunjuk dirinya sendiri.

Jeno hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan konyol Hendery. Kok bisa-bisanya dia punya calon kakak ipar kayak Hendery begini, pikir Jeno.

.

.

Uhuuyyy double up🎉🎉🎉

Congrats buat yg tadi berjuang biar targetnya terpenuhi🤣🤣🤣 padahal aku iseng aja sih wkwkwk

Makasih buat yg mau baca plus vote dan komennya💕💕💕

See you~

-Auva✨

[✓] A Cute Moments || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang