•CHAPTER 24•

7K 925 199
                                    

Happy Reading!!!

Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Jeno mencoba untuk mendatangi rumah Renjun dua hari setelah kejadian itu. Dia ragu apakah Renjun mau untuk menemuinya lagi.

Tok Tok

Jeno berharap-harap cemas menunggu siapa yang akan membukakan pintunya.

Ternyata Hendery yang membukakannya pintu tapi Hendery menatapnya dengan tatapan tak bersahabat. Jeno mengerti, pasti Hendery telah mengetahui semuanya.

"Mau apa lo?" Tanya Hendery dingin.

"Gue mau ketemu sama Renjun."

"Lo gak punya malu atau gimana sih? Gue gak nyangka lo kayak gini ya, Jen. Gue bener-bener nyesel udah ngebiarin lo deket sama adik gue," ucap Hendery dan cukup menohok hati Jeno.

"Gue tau, Bang. Gue bener-bener ngerasa brengsek banget memperlakukan Renjun seperti itu. Makanya gue kesini mau minta maaf langsung sama dia. Soalnya semua kontak gue udah diblokir sama Renjun."

Hendery tersenyum remeh, "Lo pikir Renjun akan dengan mudahnya maafin lo? Makan tuh penyesalan. Lagian lo salah besar kalau nyangka Renjun ada disini."

"Dia ada dimana? Gue perlu banget ketemu sama dia," Jeno memohon pada Hendery.

"Gak akan gue kasih tau dia ada dimana. Lo gak usah nyari dia lagi. Urusin aja sana pacar lo yang udah ngejelek-jelekin Renjun. Selera lo rendah juga ya ternyata, lo ngebuang berlian demi sampah kayak dia," jawab Hendery sarkas. Tanpa menunggu jawaban Jeno, Hendery langsung menutup pintunya.

Jeno menggedor-gedor pintu rumah itu.

"BANG! PLEASE KASIH TAU GUE RENJUN DIMANA! GUE BENER-BENER NYESEL!" Jeno teriak. Tapi percuma saja karena Hendery pasti tidak akan memberitahunya. Dengan lesu, Jeno akhirnya memilih pergi dari sana.

Hendery mengintip Jeno dari jendela. Sebenarnya ia juga tidak tega melihat Jeno yang memelas seperti itu padanya. Tapi karena ini permintaan Renjun, maka ia harus menurutinya.

Hendery mengambil ponselnya dan segera menelpon Renjun.

"Halo, dek."

"Halo Bang Dery. Kenapa nih?"

"Lo kok ceria banget dah? Beneran abis putus gak sih lo?"

"Ya beneran lah anjir. Ngapain juga gue nangis semalaman kalau bohongan. Ada apa sih?"

"Tadi Jeno kesini dek."

"Terus?"

"Ya dia nanyain lo ada dimana. Dia bilang mau minta maaf sama lo. Fyi, dia keliatan kusut banget, gak kayak biasanya."

"Ohh~"

"OH DOANG?! REAKSI LO CUMA KAYAK GITU?!"

"Terus harus gimana? Lo tau sendiri 'kan kalau gue itu tipe orang yang kalau udah disakitin pasti bakal langsung bodo amat. Bilang aja gue jahat, tapi emang itu sifat gue. Gue udah gak peduli sama Jeno. Mau dia mati kek, apa kek bodoamat."

[✓] A Cute Moments || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang