•CHAPTER 22•

6.5K 979 275
                                    

Happy Reading!!!

.

.

Renjun terus berusaha menghubungi Jeno seminggu ini. Tapi panggilannya tidak pernah diangkat. Bahkan saat Renjun chat pun Jeno hanya membacanya saja.

Renjun tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia tidak bisa bertanya pada Hendery karena kebetulan seminggu ini pun Hendery tidak pergi ke rumah sakit karena tidak enak badan.

Akhirnya Renjun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit nanti siang. Dia ingin menyelesaikan masalah dengan Jeno secepatnya.

Karena kebetulan sekarang sudah pukul 11, Renjun segera bergegas untuk bersiap. Ia juga tidak lupa membawa hadiah yang akan diberikan pada Jeno.

Renjun sampai di rumah sakit. Dia juga sempat menyapa beberapa perawat yang dikenalnya.

"Hai Renjun! Ada perlu apa kesini?" Sapa salah satu perawat yang kalau tidak salah bernama Sicheng.

"Halo, Kak Sicheng! Aku mau ketemu Dokter Jeno hehe. Aku buru-buru nih kak, duluan ya, bye!"

"Eh Renjun, tunggu!" Tapi ucapan Sicheng tidak digubris oleh Renjun karena sang empunya sudah pergi.

Renjun sampai di depan ruangan Jeno. Dirinya ragu harus mengetuk pintu dulu atau tidak. Tapi dulu Jeno pernah memberitahunya jika Renjun tidak harus mengetuk pintu terlebih dahulu jika ingin masuk. Akhirnya Renjun langsung membuka pintu itu.

"Jen–" Ucapan Renjun terhenti saat melihat pemandangan di depannya.

Betapa terkejutnya Renjun saat melihat Jeno sedang asik bercumbu dengan Soojin. Bahkan beberapa kancing atas Soojin pun sudah ada yang terlepas.

Mereka berdua pun terkejut saat melihat Renjun datang. Tidak, lebih tepatnya Jeno yang terkejut melihat kedatangan Renjun.

"Bisa jelasin, Jen?" Tanya Renjun datar.

"Jelasin apa, sih? Emangnya lo gak liat kalau gue sama Jeno lagi ngapain? Lo ganggu banget tau gak." Malah Soojin yang menjawab Renjun.

"Lo sama Jeno? Kalian ada hubungan apa? Setahu gue, Jeno gak pernah suka sama lo."

Soojin tertawa, "Aduh Renjun, lo itu polos atau bego, sih? Jeno tuh hanya pura-pura gak suka sama gue di depan lo. Lo liat sendiri tadi kita ngapain, 'kan?"

"Tapi kenapa?"

Soojin merotasikan matanya, "Kenapa apanya lagi? Harus ya gue jelasin kalau gue sama Jeno sekarang pacaran? Lo udah bukan pacar dia lagi, Huang Renjun."

Renjun menatap Jeno, "Jen? Sejak kapan kita putus? Aku gak pernah bilang kalau kita putus."

"Kita putus sejak gue ngelarang lo kesini, alias seminggu yang lalu. Lagian ngapain juga gue minta pendapat lo," jawab Jeno dan cukup membuat Renjun terkejut.

"Lo kenapa jadi gini? Salah gue apa?" Tanya Renjun.

Jeno menatap Renjun sinis, "Cih, lo masih tanya letak kesalahan lo dimana? Kesalahan lo itu adalah lo bohongin gue dengan alasan ngerjain tugas! Lo pikir gue gak tau kalau selama ini lo selingkuh sama Harvey? Dan lo juga bisa-bisanya mau dicium sama Harvey padahal lo masih jadi pacar gue!"

"Dicium? Gue gak pernah dicium sama Harvey! Gue juga gak selingkuh!"

Soojin mendekati Renjun, "Gak usah munafik gitu deh. Nih liat sendiri."

Renjun melihat foto yang disodorkan Soojin. Renjun ingat dengan jelas jika itu adalah saat Harvey ingin memeriksa matanya. Dia kaget kenapa fotonya disitu seakan-akan ia sedang berciuman dengan Harvey.

[✓] A Cute Moments || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang