Happy Reading!!!
.
.
"Hari ini berangkat sama siapa, Njun?" Jeno membuka obrolan di tengah sarapan.
Renjun mengangkat bahunya, "Gatau, naik bus mungkin," jawabnya.
"Eits jangan, gue anterin ya," ucap Jeno dan Renjun hanya menurutinya saja, mayan irit duit.
"Udah makannya? Ayo berangkat," ajak Renjun. Jeno bangkit, sebelum pergi dia ngambil dulu piring kotornya dan disimpen di tempat cuci piring. Nyuci piringnya nanti aja sehabis anterin Renjun sekolah.
"Yuk!" Jeno keluar terus nyalain mobilnya. Renjun masuk ke mobil dan masang seat beltnya.
"Udah Njun? Gak ada yang ketinggalan?" Tanya Jeno dan Renjun menggangguk, mereka akhirnya pergi dari kediaman Renjun.
Sesampainya di sekolah, Renjun buru-buru turun dari mobil setelah ngucapin makasih dan gak sadar kalau ponsel dia ketinggalan. Jeno mau gak mau keluar buat ngasihin ponsel Renjun.
"RENJUN HP LO KETINGGALAN!" Jeno teriak karena Renjun udah agak jauh dari tempatnya.
Renjun balik lagi buat ngambil ponselnya, "Makasih Bang Jeno," Renjun tersenyum.
"Sama-sama. Belajar yang bener ya, nanti gue jemput, ok?" Jeno mengusak sekilas rambut Renjun dan ngeliatin eyes smilenya. Renjun tersenyum menanggapi itu dan pergi dari hadapan Jeno dengan pipi yang agak merona.
"WOY HUANG RENJUN!!" Teriak Hyunjin di koridor sekolah.
Renjun natap Hyunjin jengah, "Lo bisa gak sih gak usah teriak?!"
"Engga, udah kebiasaan."
Hyunjin mendekat ke arah Renjun dan langsung merangkulnya, "Pipi merah amat, abis dicium cabe-cabean dimana?" Ledeknya.
"Enak aja lo! Pipi gue terlalu mahal buat dicium sama yang kayak gitu," protes Renjun sekaligus menoyor kepala Hyunjin.
"Alah belagu amat, waktu itu lo mau-mau aja tuh disosor sama si Guanlin," ejek Hyunjin.
Renjun nabok kepala Hyunjin, "Sembarangan lo, makanya kalau liat sesuatu tuh liat sampe akhir!"
"Lah emang akhirnya gimana? Udah pasti pipi lo dicium, 'kan? Atau lebih parahnya malah pindah ke bibir."
Renjun menarik bibir Hyunjin dan sedikit dipelintir olehnya, "Ini mulut kalau ngomong gak bisa dikontrol banget. Sebelum si Guanlin nyium gue, dia udah gue tonjok duluan sampe babak belur." Renjun melepaskan tangannya dari bibir Hyunjin.
Hyunjin segera mengambil cermin milik salah seorang siswi yang melewatinya dan melihat kondisi bibirnya, "Bangsat lo, Njun! Bibir gue makin dower, anjir!!" Hyunjin memegangi bibirnya dramatis.
"Bodo amat, bukan urusan gue." Renjun pergi meninggalkan Hyunjin.
"JANGAN LUPA JAM SETENGAH LIMA KE TEMPAT BIASA! KALAU TELAT, LO HARUS BIKIN TIKTOK MAMAH MUDA DI TENGAH JALAN!!!" Teriak Hyunjin sebelum Renjun menghilang dari koridor, "Kampret emang si Renjun! Bibir gue yang seksi malah jadi korban," cibir Hyunjin dan meratapi nasib bibirnya.
°•°•°
Renjun sampai di rumahnya. Sesuai janji Jeno, dia beneran jemput Renjun pulang sekolah. Banyak yang patah hati karena ngeliat Renjun dijemput sama Jeno, tapi banyak juga yang gemes liat mereka.
"Gue ke kamar dulu ya," pamit Renjun ke Jeno.
Jeno ngangguk, "Nanti sore jadi nongkrong?"
"Jadi, masih ada 3 jam gue mau tidur dulu," jawab Renjun. Dia memasuki kamarnya dan langsung melemparkan tubuhnya di kasur kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] A Cute Moments || NoRen
NouvellesHuang Renjun, bocil yang kadang barbar tapi kadang imut dari jurusan teknik otomotif di SMK Neo Culture Technology dipertemukan dengan Lee Jeno, seorang dokter muda yang tampan idaman semua kalangan. ••• "Eh, om, kenapa nih mobilnya?" "Enak aja pang...