Aira sibuk membolak-balikkan buku, dia bosan. Jam kosong kali ini tidak seru, ia menoleh ke bangku Haechan dan tidak ada orang disana. Dimana dia? Matanya terus sibuk mencari Haechan, siapa tahu dia sedang ingin membuat masalah tidak ada salahnya Aira mendukungnya.
"Haechan? Apa yang kau lakukan disini?" Aira menemukan Haechan sedang bersembunyi di balik bangkunya.
"Hush! Diam lah. Mark sedang mencari ku."
"Jangan bilang kau membuat masalah?"
"Tidak. Aku hanya tidak sengaja menghilangkan pulpennya, dan itu pulpen satu-satunya." Aira menghela nafasnya, ia tidak habis pikir dengan kedua temannya itu, "Buat apa kau bersembunyi, kalian kan satu meja. Bisa saja dia memarahi mu pas bel masuk."
"Iya juga. Sial!" Haechan berdiri dari tempat persembunyiannya dan berjalan keluar meninggalkan Aira.
Aira terus memandang ponselnya, foto kecil Jungwoo membuatnya tidak berhenti tersenyum. Imut.
"Siapa itu?" tanya Jaemin yang tahu-tahu sudah ada di samping Aira dengan tangan yang menopang dagu, "Fotomu?"
Aira tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia bilang ini foto Jungwoo, "Tidak. Ini foto adikku."
"Kau punya adik?"
"Adik... Anak pamanku, iya."
"Kalian tampak mirip," ucap Jaemin. Aira langsung melihat ke foto itu. Mirip?
***
"Aku pulang." Aira hanya memandang kosong ruang tamu itu. Sudah hampir seminggu Jungwoo pergi ke luar negeri. Dan hampir seminggu pula mereka tidak berbicara, tidak ada telpon dari pria itu. Itu bukan masalah buat Aira, karena Jungwoo pasti sibuk.
Ia pergi ke kamar dan mengganti baju kemudian kembali ke ruang tamu, menghidupkan TV dan mengerjakan tugasnya. Hanya itulah yang dilakukan Aira selama Jungwoo tidak dirumah.
"Aku bosan." Aira merenggangkan badannya. Masih banyak lagi tugas yang harus Aira kerjakan.
•••
Sudah hampir seminggu Jungwoo meninggalkan Aira, tidak ada telpon dari anak itu. Dia terus mengkhawatirkan Aira, ia takut anak itu berbuat masalah.
Sekarang sudah malam, ia merindukan Aira. "Apa kau juga merindukanku, Aira?" Cukup lama ia termenung.
"Argh! Aku tidak tahan!" Jungwoo mengambil ponselnya dan mencari nama Aira di kontaknya.
"Halo..." Suara lembut Aira terdengar jelas di telinganya. Jungwoo menghela nafas, rasa khawatirnya berkurang hanya mendengar suara wanita itu.