Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi dan Jungwoo masih terjaga. Tangannya menari-nari di keyboard laptop nya. Masih banyak lagi berkas yang harus dia selesaikan sementara Aira sudah tertidur di kamar. Sesekali ia meneguk secangkir kopi yang ada di mejanya.
"Jungwoo." Suara serak Aira memanggilnya membuat dia menoleh ke arah Aira yang memakai baju tidur biru muda.
"Kenapa tidak tidur?" Jungwoo terus melihat muka bantal Aira. Menggemaskan.
"Aku tidak bisa tidur," jawab Aira tanpa menoleh ke arah Jungwoo, "Apa tugas mu masih banyak?"
"Tidak. Sedikit lagi selesai. Kau mau menemaniku?" tanya Jungwoo yang hanya dibalas oleh anggukan lemas Aira.
***
Sudah cukup lama Aira menemani Jungwoo. Ia mengambil bantal yang ada di sofa kemudian menenggelamkan wajahnya di bantal itu.
"Aira..."
"Iya?"
"Tidak, tidak jadi."
"Oke." Aira kembali menenggelamkan wajahnya.
***
Setelah sekian lama, keajaiban terjadi pada Jungwoo. Ia sudah menyelesaikan tugasnya saat jam pas menunjuk ke angka tiga pagi. Dia sudah bisa beristirahat.
Ia memijat batang hidungnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Aira yang tampaknya dari tadi tertidur nyenyak.
"Aira... Aku sudah siap, ayo kita ke kamar."
"Hmm... Gendong." Aira mengangkat kedua tangannya itu. Tanpa pikir panjang Jungwoo langsung menggendongnya dan membawanya ke kamar.
•••
SRAK!
Cahaya matahari masuk melalui jendela yang menyilaukan mata Jungwoo.
"Selamat pagi, Jungwoo!" Jungwoo yang masih berbaring di kasur hanya tersenyum manis melihat Aira. Sapaan seperti ini jarang sekali keluar dari mulut Aira, bisa dibilang sapaan ini hanya dilakukan seminggu sekali.
"Tumben kau bangun pagi-pagi sekali." Jungwoo duduk di pinggi tempat tidur.
"Aku tidak tahu. Ayo temani aku belanja, belanja bulanan kita sudah habis," ucap Aira sambil menyisir rambutnya. Jungwoo yang masih setengah sadar hanya mengangguk pelan sambil mengucek matanya. Ia berjalan mengambil handuk kemudian menuju ke kamar mandi.