Chapter Thirteen

112 4 2
                                    

"Kadang cinta sering membuatku melakukan hal gila yang tidak terduga." -H🙈

[ Pak Aldo POV]

Hari ini aku mendapatkan telepon dari 4 orang mahasiswaku sekaligus yang meminta untuk mengganti jadwal kuliahnya  karena ada urusan di malam hari yang membuatnya tidak bisa mengikuti kelas malam.

Kemudian aku teringat bahwa mereka berempat adalah teman sekelas Dinda, yang berarti jika mereka berempat tidak dapat mengikuti kelas hari ini,maka nanti malam Dinda akan sendirian mengikuti perkuliahanku.

Tiba-tiba saja hal gila terlintas di otak cerdasku. Aku mengiyakan permintaan mereka dan mengganti perkuliahan pada pukul 4 sore. Kenapa aku memilih pukul 4 sore? Ya jawabannya adalah agar nanti malam aku bisa berduaan dengan Dinda,walaupun dalam konteks kegiatan belajar mengajar, tapi tetap saja kan berduaan? Apa aku salah? Karena Dinda tidak akan bisa mengikuti kelas di pukul 4 sore bersama keempat temannya karena aku tahu dia sedang sibuk dengan dunia koassnya. Memang ku akui bahwa caraku ini sedikit licik. Namun sebagai lelaki aku harus memperjuangkan cintaku bukan?

Dan benar saja, di malam harinya, Dinda langsung join di kelasku yang kuadakan lewat platform zoom meeting. Terlihat jelas pada raut muka Dindaa yang kebingungan karena melihat pada meeting ini hanya terdapat aku dan dia saja, lalu dia memberenanikan diri bertanya kepadaku mengapa hanya ada dia di kelasku malam ini, yang langsung kujawab dengan mudahnya.

Dia hanya bisa pasrah kemudian.Lalu aku memberanikan diri bertanya pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikiranku.Aku tahu bahwa pertanyaan ini sudah keluar dari konteks pembelajaranku, namun karena rasa penasaran melihatnya yang begitu lesu, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal itu.

Mendengar jawaban darinya, langsung saja kupaksa dia untuk segera memesan makanan,karena aku melihat dirinya yang semakin lemas.Aku tidak tega melihatnya dalam kondisi yang seperti itu.

Setelah dia memesan makanan aku langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi sempat tertunda.Meskipun aku suka padanya aku tidak melupakan kewajibanku sebagai seorang dosen.Aku harus profesional, itu yang selalu menjadi pegangan dalam hidupku.

Kemudian kegiatan mengajarku terhenti lagi saat ia ingin mengambil makanannya. Aku sempat sedikit tidak rela harus kehilangan wajah itu dari layar laptopku walaupun hanya sebentar,tetapi kan aku yang menyuruhnya membeli makanan,aneh rasanya jika aku tiba-tiba menahannya untuk tetap disana.

Tak lama kemudian, Ia kembali dan langsung menyuruhku menlanjutkan kegiatan pembelajaran hari ini, namun langsung kutolak dan kusuruh dia untuk makan terlebih dahulu. Namun kali ini perintahku dibantahnya, ia menyuruhku agar tetap melanjutkan pembelajaran terlebih dahulu dan berjanji akan makan setelahnya.

Lagi-lagi ide gila terbesit dalam otakku, aku mengatakan bahwa aku akan melanjutkan pembelajaran dengan syarat dia harus makan bersama denganku setelah pembelajaran ini berakhir, biar kaya anak muda zaman sekarang ala- ala virtual eating gitu, haha.

Aku melihat responnya seperti merasa ingin menolak tapi tidak bisa karena aku adalah sosok yang dihormatinya. Sedikit kecewa sih sebenarnya mendapat respon seperti itu, tetapi aku tidak akan menyerah untuk berjuang mendapatkan hatinya. 'Nanti lama-lama dia akan luluh dengan sikapmu Al, kamu hanya perlu bersabar sedikit dan terus memperjuangkannya' semangatku menyemangati diri sendiri.

Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, aku menagih janji padanya untuk melakukan virtual eating. Dan benar saja, kami pun segera makan makanan kami masing-masing. Tak perlu waktu lama untukku menghabiskan makanan, bahkan gadis itu belum menghabiskan separuh makanannya.

Melihat aku yang telah menghabiskan makananku, naluri kedokterannya muncul, dan langsung menasehatiku agar mengunyah makanan setidaknya sebanyak 32 kali, dan jangan lupakan senyumnya yang manis itu, tanpa sadar aku segera mengeklik tombol prt sc untuk mendapatkan tangkapan layar yang sedang menampakkan dirinya dengan senyum bertengger di bibirnya. Manis sekali. Mungkin gambar ini akan kujadikan sebagai wallpaper laptopku. Di saat seperti ini jiwa bucin ku keluar, ingin sekali rasanya aku segera menjadikannya milikku, tetapi aku sadar bahwa dia hanya menganggapku sebagai dosennya, tidak lebih. Eh mungkin belum lebih tepatnya. Nanti setelah dia dinyatakan lulus aku akan segera mengungkapkan perasaanku kepadanya.

Semoga dia bisa menungguku menyatakan perasaan ini. Aku juga berdoa bahwa dia masih tetap dalam keadaan yang sama, belum memiliki seseorang yang dicintainya,sehingga rencanaku bisa berjalan lancar. Aamiinkan guys.

[Pak Aldo POV End]







Wah, jadi Pak Aldo udah beneran suka nih sama Dinda?

Dindanya gimana Ya?

Jangan lupa ikuti terus cerita ini ya guys, dan jangan lupa juga untuk vomment, makasiii <3<3<3 luvvv🌈✨💓

Secangkir Kopi dan sepotong Red Velvet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang