Chapter Three

208 6 2
                                    

"Tidak menutup kemungkinan bahwa aku mencintaimu,walau tidak secara eksplisit kutunjukkan kepadamu" -H🌻

"What?Apaa?ini tanganku? dia barusan nawarin aku,wow salah satu keajaiban dunia yang perlu diabadikan nih" batinku.

"Oh iya Pak" jawabku kikuk dan langsung melepaskan tanganku dari tangannya karena bukan muhrim guys.Gini-gini aku juga tahu aturan yang berlaku di agamaku .

Kemudian sesampainya di depan cashier, Pak Aldo bertanya lagi kepadaku, " Kamu mau pesan apa Dinda? Biar saya yang traktir, kan saya yang mengajak kamu kesini" tawarnya yang langsung kutolak karena merasa sungkan.

Tetapi ia terus memaksa hingga aku menjawab "Ehmm yauda Caramel Machiatto aja 1 pak" kemudian Pak Aldo kembali bertanya "Mau yang ukuran apa Dinda?"
"Terserah bapak saja,kan bapak yang traktir, hehe" jawabku sungkan.

"Oke, kamu bisa tunggu di meja saja Din, biar saya yang membawanya nanti" ucapnya.

Gilaa, tumben nih dosen baik,kesambet apaan ya? Apa mungkin dia baru jadian mangkanya moodnya bagus?Ah bodo amatlah yang penting hari ini aku bisa hemat. Batinku.

Setelah sekitar 5 menit aku menunggu, Pak Aldo pun datang sambil membawa pesanan kami, ia juga memesan 2 potong red velvet cake kesukaanku, eh apa mungkin dia tau cake kesukaanku, geer ku dalam hati.

"Ini Dinda, cakenya dimakan dulu, saya tebak kamu tidak sempat sarapan pagi ini" ucapnya tiba-tiba.

"Eh m-mmakasih pak,kok bapak tau cake kesukaan saya" tanyaku dengan tidak tahu malunya.

"Kan kamu suka buat ig story sedang makan cake itu, gimana saya tidak tahu" jawabnya santai sambil memakan cakenya.

"Eh? Kok bapak tau? Bapak follow instagram saya?" kagetku yang tidak percaya bahwa dosen idola semua orang ini sering melihat story ig ku.

"Iya,kamunya aja yang sombong, tidak followback akun saya" jawabnya santai.

"Hah? Sejak kapan bapak ngefollow saya?kok saya tidak tahu Pak?" tanyaku masih dalam mode kaget.

"Sudah lama,kira-kira sejak awal saya mengajar di ITB" terangnya.

"Hah?demi apa? Hehe maaf pak,mungkin waktu itu saya belum tahu bapak, oke saya followback sekarang deh pak.Apa nama instagram bapak?" tanyaku sopan.

"Buat apa saya bohong Dinda, boleh jika kamu tidak keberatan, nama instagram saya 'm.aldoalatas'" jawabnya.

"Oh baik pak,sudah saya followback,maaf pak sebelumnya. Hmm pak, tapi kenapa bapak ngefollow saya? Saya takut diamuk fans-fans bapak yang banyak itu hehe" jujurku.

"Waktu itu saya lagi follow accountnya itb, kemudian muncul rekomendasi nama orang, dan itu Instagram kamu. Jadi saya scroll akun kamu dan darisitu saya tau bahwa kamu salah satu mahasiswa yang akan saya ajar, jadi saya follow. Tenang aja,InsyaaAllah mereka ngga bakal ngapa-ngapan kamu kok, kan saya juga ngga ngapa-ngapain sama kamu, kenapa mereka harus marah,lagian saya juga merasa sedikit risih dengan sikap mereka, menurut saya itu teralu berlebihan." Tuturnya santai.

Kemudian aku melanjutkan bimbingan tesisku hingga pukul 13.30. Kemudian kami menunaikan sholat Dzuhur terlebih dahulu sebelum pulang.

" Dinda,biar saya antar kamu sampai ke kost, ini panas kalau kamu harus naik ojek, saya tidak terima penolakan" ucapnya final tidak mau dibantah.

"Hmm b-bbaik pak, terimakasih" jawabku yang tidak memiliki pilihan lain.

Di dalam mobil, hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Canggung,ya itulah yang aku rasakan ketika duduk disamping Pak Aldo yang notabennenya adalah dosen idola di kampusku, aku nggatau harus membahas apa dengan orang yang ada di sampingku ini.

"Dinda nanti kamu berangkat ke Jakarta jam berapa?" tanyanya tiba-tiba.

"Mungkin jam setengah lima Pak, seperti biasa" jawabku seadanya.

"Kamu coass kurang berapa lama Din?di rumah sakit mana?" tanyanya lagi.

"Kira-kira masih 8 bulan lagi pak, saya coass di rumah sakit citra medika" jawabku jujur.

"Kamu sudah punya pacar Din?" tanyanya tiba-tiba yang tentu saja mengagetkanku hingga aku harus menoleh ke arahnya. "Eh? Hmm be-belum ada pak, hehe, saya sibuk ngga sempat pacar-pacaran gitu heehe." Jawabku lagi-lagi jujur.

"Hm bagus" jawabnya.




Hayoloh, bagus apanya tuh Pak?
Kalau penasaran,jangan lupa ikutin terus cerita ini yaa dan jangan lupa kasih vote dan comment untuk ngasih semangat ke aku dan juga masukan-masukan untuk cerita ini. Makasiii <3 <3 <3 🌈✨💓

Secangkir Kopi dan sepotong Red Velvet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang