Chapter Five

158 5 2
                                    

"Kenapa sih sekarang orang ganteng itu kalo ngga absurd ya udah ada yang punya?" -H😌

Saat ini aku berada di stase jantung, dengan dokter Anton sebagai dokter pembimbingnya. Biar aku kenalkan dulu, dokter Anton ini adalah salah satu dokter muda yang memiliki segudang prestasi. Dia merupakan dokter spesialis jantung di usianya yang masih sangat muda yang baru menginjak 26 tahun. Dia lulusan FK UGM yang kemudian melanjutkan program spesialisnya di Oxford University yang lulus dengan gelar cumlaude.

Selain terkenal dengan kepintarannya, dokter Anton ini juga merupakan jajaran dokep. Dokep adalah singkatan dari Dokter cakep, istilah itu sudah terkenal di kalangan tenaga medis rumah sakit ini. Dokep di rumah sakit ini, terdiri atas 5 orang dokter muda yaitu Rio, Arkan,Bara,Farhan,dan yang terakhir dokter Anton.

Dari kelima dokep itu,yang paling terkenal adalah dokter Anton, kenapa? Ya,alasannya karena dia memiliki paras paling sempurna diantara dokter-dokter itu, ditambah dengan tinggi badannya yang sangat proporsional, dan jangan lupakan lesung di pipinya.Hal itu membuatnya dikagumi oleh hampir semua kaum hawa di rumah sakit ini, bahkan sampai penunggu rumah sakit pun ngefans padanya wkwkw. Tetapi entah ini suatu kebetulan atau memang semua orang ganteng memiliki sifat yang sangat dingin, dokter Anton memiliki sifat yang dingin,sangat dingin kepada sesama rekan dokternya, tetapi dia berubah menjadi sangat ramah bila berhadapan dengan pasien. Entahlah, aku sendiri kadang juga ngga paham dengan dokter yang satu itu. Citra adalah salah satu contoh fans berat dokter Anton semenjak pertama kali kami menginjakkan kaki di rumah sakit ini.

Kalo aku, jangan ditanya, jawabannya adalah tidak. Bukannya aku tidak suka dengan pria, tetapi sifat dingin dokter Anton membuatku malas hanya untuk memulai pembicaraan dengannya, kalau bukan aku anak bimbingannya, sudah kupastikan aku tidak akan pernah memulai pembicaraan dengan beliau. Jangankan berbicara, senyum kepada kami para anak bimbingannya saja jarang.

"Jadi kita mulai studi kasus yang pertama,jadi pasien di ruang 206 mengalami RHD (Rheumatic Heart Disease) dengan gejala-gejala yang dialami sangat terlihat melalui keluhan yang pasien rasakan yakni adanya demam yang tidak terlalu tinggi hanya sekitar 38 derajat, keluhan radang tenggorokan yang ditandai nyeri dan batuk-batuk.DHR ini sendiri merupakan salah satu penyakit jantung yang disebabkan kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutapa pada katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Reumatik (DR)........" Begitulah kira-kira bagaimana seorang dokter Anton jika menjelaskan heart disease. Sangat Cacu sekali istilah gaulnya.

"Oke sekian case hari ini, dan tugas kalian adalah membuat resume full mengenai sejarah, penanganan,gejala, dan cara penanganan Rheumatic Heart Disease ini, kalian bisa cari referensi melalui buku-buku kedokteran yang kalian miliki, dan kumpulkan ke ruangan saya besok lusa." Titah dokter Anton kepada kami kemudian berlalu pergi.

"Buset dah, ganteng sih ganteng, tapi sadis coy, tugas macam apa itu,mana dikumpulin lusa lagi, siap-siap begadang ini mah." Keluh Citra sembari duduk di ruangan koass itu.

"Yaudahlah ya,sabar aja, untung aja cuma disuruh resume, ngga disuruh yang aneh-aneh, udah kerjain aja atuh." Jawabku malas.

Tok..Tok...Tok... selang beberapa menit pintu diketuk dan langsung menampakkan wajah Bu Modi yang merupakan salah satu perawat senior di rumah sakit ini. "Dek koas yang bernama Dinda dipanggil oleh dokter Anton di ruangannya setelah jam makan siang." Tuturnya.

"Baik Bu,terimakasih." Jawabku sopan. "Ada urusan apa lo Din sama dokter Anton gue? Lo ga buat masalah kan?" tanya Citra penasaran. "Nggatau nih Cit,perasaan aku ngga buat salah apa-apa deh, duh gimana nih? Aku takutt" curhatku kepada Citra.

"Santai aja kali, selagi lo ga merasa buat masalah apa-apa sama dokter Anton, lo gaperlu takut deh, santai ajaa, percaya deh sama gue, segalak-galaknya dokter Anton dia gabakalan marahin orang lain tanpa sebab kok.Udahlah Dinn, lo ga bakalan mati di tangan dia kok." Kata Citra sambil memoles wajahnya dengan bedak."Iya deh,makasi Cit" ucapku pasrah.




Wah kira-kira Dinda kenapa ya sampai dipanggil Dokter Anton?

Ikutin cerita ini terus ya untuk tahu kelanjutannya.Dan jangan lupa vote dan comment untuk ngasi semangat ke aku dan juga masukan-masukan untuk cerita ini. Makasiii <3 <3 <3🌈✨💓

Secangkir Kopi dan sepotong Red Velvet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang