Chapter Eighteen

113 7 3
                                    


Hai-hai semuanyaa, author balik lagi nih dengan kelanjutan kisah Dinda dengan si dokter es. Bagi kalian yang nungguin part pak Aldo, tenang, beliau bakal muncul lagi kok di chapter-chapter selanjutnya, tungguin aja yah hehe. Selamat membaca~~~



Sebelum tidur, aku sengaja membuka aplikasi instagram yang sudah beberapa hari ini tidak kubuka karena sibuk dengan kegiatan-kegiatan perkuliahan dan juga koass. Banyak sekali direct message yang masuk ke ig ku, kebanyakan adalah dari para subscriber yang mulai menagih video update an dariku. Akhir-akhir ini memang aku terlalu sibuk sampai tidak sempat update, bahkan video yang baru kemaren aku buat di PVJ belum sempat aku edit, aku berniat akan mengeditnya di hari sabtu ini, jika tidak ada urusan mendadak. Lanjut aku scroll lagi dm instagramku, ternyata banyak online shop yang berniat meng-endorse ku. Ya pekerjaan sampingan yang ku maksud adalah ini, mempromosikan beberapa produk yang memang aku pakai melalui instagram dan juga video youtubeku. Hasilnya cukup menjanjikan untuk menyokong kehidupanku di Bandung dan juga Jakarta selain dari uang bulanan yang masih dikirimkan oleh kedua orang tuaku. Aku sudah berusaha menolak uang bulanan dari orang tuaku, tetapi mereka terus saja mengirimiku uang bulanan, dengan alasan karena aku masih menjadi tanggungan mereka, dan akan berhenti jika aku telah memiliki suami nantinya. Fiuhh jika seperti ini aku harus berbuat apa?

Segera ku membalas beberapa online shop yang menurutku memiliki produk yang aku suka, dan membuat persetujuan dengan pihak mereka. Setelahnya aku melihat notifikasi disana, terlihat ada sekitar 200+ followers baru, dan yang kutahu sekilas mereka semua adalah penggemar Pak Aldo. Huh ada-ada saja.

Tak lama kemudian, aku mendapatkan sebuah notifikasi baru dari instagram, ternyata aku baru saja mendapatkan 1 followers baru,dengan username @a.gavriell , langsung kubuka profilenya yang kemudian membuatku terkejut. Ternyata dia adalah Dokter Anton, oalah jeneng lengkape M.Anton Gavriel Tanjung toh*. Wah ternyata dia main ig juga, haha, kulihat followers dia sudah 899K, padahal hanya terdapat 10 postingan yang menurutku itu tidak terlalu estetik.

Tanpa pikir panjang aku segera mengikuti kembali akun @a.gavriell itu. Beberapa menit setelah aku mengikuti akun itu, muncul notifikasi baru dari dm ig ku yang berasal dari akun itu

"Terimakasih sudah di follow back Dinda , ini sudah malam, lebih baik kamu tidur, besok saya jemput jam setengah 8. Selamat malam, have a nice dream Dinda."

Pesan singkat itu, membuatku tanpa sadar menyunggingkan senyumku, entah mengapa aku menyukai pesan yang dikirim dokter Anton. Manis, begitu menurutku. Kata-kata yang digunakan sangat formal, lucu sekali batinku.

"Baik dok, selamat malam." Balasku singkat namun masih sopan.

Setelahnya aku bersiap untuk menuju alam mimpi, sebelum memejamkan mata aku membaca surah al-ikhlas, al-Falaq, An-Nas, Al fatihah, dan yang terakhir membaca doa tidur. Entah, itu sudah menjadi rutinitas sejak aku kecil, karena mamah selalu mengingatkan akan doa-doa itu sebelum aku tidur. Ah kan aku jadi rindu lagi sama mamah. Sepertinya setelah sidang bulan depan, aku harus pulang kampung, menemui kedua orang tuaku yang sosoknya selalu aku rindukan .

Keesokan harinya aku terbangun pukul 04.00 dan langsung bergegas untuk mandi dan tak lupa mengambil air wudhu, setelahnya aku segera menunaikan ibadah sholat shubuh secara munfarid.

Setelah selesai menunaikan kewajibanku, aku rebahan sebentar di kasur karena jam masih menunjukkan pukul 04.55 ,sembari mengecheck ponselku. Dan kudapati beberapa pesan yang masuk ke chat whatsappku. Ternyata Dokter Anton mengechatku untuk memastikan apakah aku sudah terbangun dan telah melaksanakan kewajibanku apa belum, lalu ia juga mengingatkanku untuk mengenakan kebaya di acara seminar nanti. Lagi-lagi aku tersenyum sendiri seperti orang gila saat aku membaca chat darinya. Aku senang Dokter Anton memperhatikan setiap hal kecil dari aku. Sebelumnya aku tidak pernah diingatkan sholat oleh orang lain kecuali kedua orang tuaku.

Secangkir Kopi dan sepotong Red Velvet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang