Chapter fourteen

110 4 1
                                    


Saat ini hari Rabu, seperti biasa aku disibukkan dengan kegiatan koass dan juga kuliah online ku.Tiba-tiba saja Citra muncul mengagetkan dan tentu saja menghancurkan ketenangan hari rabu ku yang damai ini.

"Dorr, gausah ngelamun gitu kalii, tau kok yang besok mau kencan sama dokter Anton." Katanya kemudian, yang langsung saja kuhadiahi dengan semprotan merduku.

"Apaan sih kamu Cit, dateng-dateng malah ngangetin, ganggu orang aja, mendingan pergi sana deh,dasar nyebelin." Semprotku dengan nada yang sedikit kunaikkan agar Citra kesal.

Kemudian aku baru menyadari sesuatu dari ucapan Citra tadi. Sebentar sebentar,apa katanya,kencan?dengan dokter anton? Memangnya besok ada apa? Tanyaku sendiri yang masih bisa didengar oleh Citra.

"Lah lo lupa?" tanyanya menanggapi perkataanku.

"Emangnya besok aku ada apa sama dokter Anton itu? Perasaan gaada apa-apa deh." Jawabku santai dan segera berdiri berniat menuju kamar mandi karena ingin membenarkan jilbab yang kurasa sudah berantakan tidak rapih seperti pertama kali aku menginjakkan kaki di tempat ini tadi pagi.

"Lah kan besok lo diajak seminar sama Dokter Anton, gimana sih lo bisa-bisanya lupa acara sepenting itu." Omel Citra nyaring yang hampir saja merusak gendang telingaku.

"Astaghfirullah, aku lupa, gimana dong Cit? Huaa aku belum nyiapin kebaya lagi, mati aku.Aduhh gimana Citt, Astaghfirullah astaghfirullah gimana kalo nanti aku ketemu sama dokter anton terus ditanya-tanyain aku harus jawab apa dong? Huaa mamaa tolong bantu anakmu inii." Tanyaku panik seraya menepuk dahiku, memang ini adalah suatu kebiasaan burukku dari dulu, selalu lupa sama acara-acara penting.Dan lagi-lagi aku menyesali kebiasaan buruk yang kumiliki ini.

" Yaudah kalo ditanyain, terima aja, siapa tau langsung dilamar ya kan Din, hwahahah." Jawaban Citra bukan menenangkanku justru semakin membuat mood ku hancur dan semakin panik karena tak kunjung mendapatkan saran yang tepat, dasar Citra hobinya kalo ngga ngerecokin aku ya ngerusak moodku, bener-bener dah anak itu,untuk sahabat, kalo bukan udah ku buang ke segitiga bermuda.

"Dih, serius kali Citt, aku iki tenanan ga lagi ngajak guyon, aku kudu pie saiki?*" tanyaku panik dan lagi-lagi logat jawaku keluar dengan lancar yang membuat Citra kebingungan.

"Ha? Lo ngomong apaan dah Din? Gangerti gue. Ngomong pake bahasa indonesia aja kali." Titahnya.

"Ah kamu mah ga ngebantuu." Teriakku frustasi dan langsung meninggalkannya begitu saja tanpa mengindahkan perkataannya menuju tujuan awalku yakni kamar mandi yang membuat Citra mencak-mencak tidak jelas dibelakang sana.

Sesampainya di kamar mandi,aku langsung membenarkan jilbab ku, kemudian aku mendapatkan ilham disana, untuk menghubungi sahabatku yang sedang pulang ke Indonesia, ya dia Irin. Tanpa berpikir panjang langsung saja kutelepon dia, untung aku mengantongi benda pipih itu,sehingga aku bisa melancarkan niatku untuk mengubungi Irin.

"Halo, Assalamualaikum Rin"

......................................

"Rin,aku beneran butuh saran dari kamuu,plis pliss bantuin aku, penting banget."

......................................

"Jadi gini, aku tuh lupa kalo besok aku diajak dokter pembimbingku buat ikut dia ke acara seminar gitu."

.....................................

"Iya Dokter Anton yang waktu itu ku ceritain."

................................

"Masalahnya besok dia suruh aku pake kabaya, aku lupa belum siapin kebaya, terus nanti malem aku gabisa ke mall buat cari kebaya soalnya aku kan ada kelas online."

Secangkir Kopi dan sepotong Red Velvet CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang