apa kau mau memaafkan ku

76 10 0
                                    

Besok paginya saat disekolah aku benar-benar menghindari okta dan yang lainnya, aku tak berbicara sama sekali dengan mereka, saat istirahat makan siang selalu ku habiskan di perpustakaan dan aku tak lagi duduk bersebelahan dengan ellie kenyataannya kali ini aku benar-benar menjauhi ellie bahkan lily dan yang lain aku merasa sangat bersalah.

"terkadang orang berubah demi kebaikan seseorang."

"Christ.." aura tiba-tiba datang dan aku langsung menutup laptop ku. "a-ura,apa yang kau lakukan disini?" aku terkejut aura tiba-tiba muncul,maksud ku setelah semua yang terjadi.

"aku sedang lewat dan tak sengaja melihat mu sendirian disini sibuk mengetik sesuatu di laptop mu..baiklah ini terdengar aneh dan canggung,maukah kau memaafkan ku...kau benar soal alex dan aku mendapatinya mencium wanita lain tiga hari yang lalu,aku sangat bodoh tak mempercayai sahabat ku sendiri," kini dia tahu,apa aku harus memaafkannya,tentu saja aku harus setiap orang selalu melakukan kesalahan. "aura dengar, itu sudah lewat biarkan saja tetapi hal bagus kini kau menyadari betapa berengseknya lelaki itu," kataku sambil tersenyum padanya. "apa ini,kau masih saja memperdulikan kan ku,kau orang teregois yang pernah ku kenal,kemarilah," aura memeluk ku dan ku balas pelukannya.

"Christ..kudengar kau menjauhi anak-anak beberapa minggu ini," kata aura. "mm...ya seperti yang kau dengar itu benar," jawab ku. "Christ,aku tau masalah mu,hal yang membuat mu sampai sejauh ini,kau tau dari dulu kita selalu berbagi masalah bukan?" aura menatap ku dan memegang tangan ku. "aura..." wajah ku berubah dan hati ku berdegup kencang "hei dengar,aku disini aku berjanji tak akan meninggalkan mu lagi kawan," aura berusaha menenangkan ku.

Aku menangis di hadapannya "hei..hei,aku tau yang kau alami begitu berat,tapi tak pantas bagi mu untuk menanggungnya sendiri,aku tau aku tak bisa banyak membantu tapi aku disini untuk mu,"aura memeluk ku. "aku tau tentang PTSD mu,itu bukanlah halangan bagi ku untuk tak berkawan dengan mu,aku tak takut dengan hal itu dan tentu saja aku tak malu,kau dengar itu," aura memeluk ku dengan erat tetapi aku bisa mendengar suaranya yang gemetar,aku melepas pelukannya dan melihat aura menangis. "aura..."

Aku menghapus air matanya "bagaimana kau bisa mengetahui masalah penyakit ku?" Tanya ku.

"aku tau dari ibu mu,kemarin aku berniat mencari mu ke rumah tetapi kau sedang taka da dirumah saat itu dan sepertinya ibu mu menyadari akhir-akhir ini aku tak dan kau tak pernah bermain bersama lagi jadi kuceritakan semuanya,tentang kau menjauhi anak-anak dan semua sikap mu yang berubah ibu terkejut lalu ibu mu mencritakan semuanya juga apa yang terjadi," aura menjelaskan semuanya. "apa kau memberi tahu kepada anak-anak?" aku hanya memastikan saja,jika memang dia sudah memberitahu mereka ya mau bagaimana lagi. "aku tak memberi hal ini kepada siapa pun,ku biarkan kau sendiri yang memberi tahu mereka," aura tersenyum padaku.

"cukup ini terakhir kalinnya kau akan menyembunyikan sesuatu dari ku ok."

"dan kuharap kau tak menjadi aura yang bodoh lagi atau akan ku siram lagi kau dengan bir," aku mengejeknya. "hei...lagipula mengapa harus bir,baiklah cukup dengan ejekkan mu itu bagaimana kalau makan siang bersama?"

"tidak terima kasih,aku harus kembali ke kelas hari ini hari terakhir ulangan ku,"aku merapikan barang-barang ku dan hendak ingin pergi.

"dasar membosankan..hei Christ tunggu,apa kau juga akan menjauhi ku seperti yang lain?" Tanya aura yang sedikit ragu.

"untuk mu....pengecualian hahaha,kalau begitu aku pergi bye," aku tertawa dan langsung meninggalkan aura sendiri.

"dasar..tapi itu terdengar bagus kawan,ahh aku lapar" aura tersenyum.

"shttt...." Semua orang diperpustakaan memperhatikan aura.

"ups..baiklah,baiklah aku akan pergi sekarang dasar orang-orang membosankan,kuharap Christ cepat sembuh dari penyakit membosankannya itu,"aura mengomel.

"Shttt!!"

"aku pergi sekarang!!!" aura langsung meninggalkan perpustakaan itu.

NONSENSE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang