Episode 39

1.7K 80 4
                                    


Jepri menghampiri Antonio di tempat persembunyiannya.

"Semua sudah di atur, semoga rencana Tuan Besar berhasil," nampak senyum kecil di wajah pria tegap itu.

"bagus! aku sudah tidak sabar, melenyap kan bajingan itu!" Antonio menyeringai iblis. entah rencana apa yang akan dia susun untuk melenyapkan Hero. Antonio tegelak bersama bawahan setianya, tawa mengerikan itu sampai di telinga Bella.

di kamar, Bella menyusun rencana. Dia tidak akan membiarkan Antonio melukai suaminya. Bella harus bisa lepas dari kamar ini, dia harus mengikuti kemana Antonio pergi, entah bagai manapun caranya dia harus bisa. Walau nyawa taruhannya.

****
Hero semalaman tidak pulang, pencarian istrinya di penjuru kota besar Los Angeles seorang diri tidak mematahkan semangatnya. Nampak wajah kusut itu keluar dari sebuah Apotek.  Kemudian dia masuk kedalam minimarket terdekat untuk membeli air minum dan roti. Pagi ini dia akan melanjutkan pencariannya sendiri, tapi sebelum itu dia harus mengisi perut dan meminum vitamin agar bisa bertahan selama pencarian.

Hero keluar dari Minimarket sembari mengunyah Roti.  Keadaan di jalan belum begitu ramai, pejalan kaki masih bisa di hitung dengan jari. Pagi ini cuaca nya memang sangat dingin, bahkan gerimis kecil mengguyur kota itu. Dia berjalan menyusuri pertokoan yang masih tertutup. Untuk sejenak dia mengosong kan pikiran, sampai sosok perempuan menabrak bahu nya. Perempuan itu terjatuh dalam keadaan tengkurep di aspal. Hero jadi kebingungan. Dia mencoba mengecek perempuan itu, tapi saat membalikan tubuhnya darah menempel pada telapak tangannya.

"Darah?" Hero terkesiap, dia membenarkan letak si perempuan di pangkuannya.  Selama Hero menyadarkan si perempuan seseorang sengaja menyimpan pisau lipat kedalam blazeer Hero. Tentu saja Hero tidak menyadari itu semua karena dia sibuk mengurusi korban.

Dalam hitungan detik orang-orang mulai berdatangan menonton.  Mereka mulai berbisik ramai, saat melihat noda darah di kantung Blazeer milik Hero.  Sepertinya mereka mencurigai Hero sebagai pembunuhnya, tapi tidak berani mangatakan.  Sepuluh menit kemudian sirene Polisi terdengar nyaring.  Dan seseorang langsung menuduh Hero pembunuhnya.

dua petugas polisi langsung menghampiri Hero yang masih menahan luka di atas perut si perempuan.

"bisa tunjukan tanda pengenal anda MR.?"

Hero menengadah menatap polisi itu.

"wanita ini telah di tusuk, ambulance dalam perjalanan, tolong selamatkan dia!" pinta Hero.

"kami akan mengurusnya, silahkan tunjukan pengenal anda!"

Hero merogoh saku celananya, tapi disana tidak ada apapun. Hero teringat kalau dia sudah kehilangan dompet dan juga ponselnya.

"maaf, dompet saya hilang di curi kemarin, tapi saya bisa menghubungi keluarga dirumah," Hero bangkit hendak merogoh ponsel di saku Blazeer, tapi bukannya ponsel yang ia temukan, melainkan benda tajam berlumuran darah.

"HAH..! pisau?" Hero terkesiap menatap pisau di tangannya. 

"ternyata kau pembunuhnya! ringkus dia!"

"bukan saya!...saya tidak menikamnya! ini salah Paham."

Hero berusaha menjelaskan kebenaran, tapi petugas polisi itu tidak mengindahkan.

"Anda kami tangkap, karena menusuk korban. Anda berhak diam! menyewa pengacara."

Polisi itu membrogol tangan Hero, Tanpa melihat kebenarannya.

"ku mohon! saya tidak menusuknya! benda itu bukan milik saya! kalian bisa mengecek sidik jari di pisaunya!"

"Anda boleh memberikan penjelasan di kantor polisi, bukti ini sudah cukup kuat, apa anda masih mengelak?" polisi itu mendorong punggung Hero, memasukannya kedalam mobil.

Hero pasrah, dia sudah dijebak. Dan anehnya lagi?  dompet dan juga ponsel milik Hero berada di dalam tas si perempuan. Setelah Hero di bawa pergi, salah satu polisi yang mengamankan TKP menggeledah barang bawaan korban. polisi itu langsung mengambil kesempulan bahwa korban seorang pencuri.  Dan pemilik dompet  mengejarnya karena korban tertangkap basah. Di situlah penusukan itu terjadi. Itu baru prediksi dari polisi.  Yang di laporkan ke media dan persidangan nanti.

*****
Di tempat persembunyiannya Antonio tertawa bahagia.

"rasakan! ini hanya permulaan. Hero! kau akan merasakan masakan jeruji besi. Hidup ku hancur! kau juga akan hancur, sangat tragis sekali. Bagai mana rasanya? sakit hatikah?"

seolah tidak merasa puas Antonio tertawa lepas bersama bawahan setia nya.

Bella mendengar semua itu.  Rasa nya sakit mendengar suami di jebak. Bella harus bagai mana? menolong suami nya? air mata sudah tidak mempan lagi? hanya doa terbaik untuk sang suami tercinta.

****

Tuan Aland membawa pengacara handalnya. Setelah mendengar kabar Hero ditangkap polisi, Tuan Aland dan Zakiya menemui Hero. Secepatnya mereka akan membebaskan Hero.

Saat ini Tuan Aland dan Zakiya tengah berhadapan dengan Hero.

"bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Tuan Aland.

"aku sudah dijebak. Bukan aku pelakunya, aku sudah memberi penjelasan pada polisi, tapi mereka mengarang cerita lain. woah!!..hidup ku benar-benar akan hancur! jika tau seperti ini lebih baik aku membunuh Basrad itu waktu di RS."

Hero mengepal sekuatnya, dia menatap besi yang mengikat tangannya.

"kau tidak akan berakhir seperti Bajingan itu? selama ada aku! percayalah! semua akan baik," Tuan Aland menepuk bahu my Hero yang sedikit membungkuk itu.

Pengacara sewaan Tuan Aland mengumpulkan saksi, juga bukti-bukti. Dia juga mencocokan postur tubuh korban dan si penjambret waktu di parkiran mobil, melewati kamera CCTV yang kebetulan terekam jelas.

korban perempuan yang di sangka pencuri dompet milik Hero. Sedangkan pencuri di parkiran mobil bertubuh tegap, pastinya dia berjenis kelamin lelaki. Di sanalah kejanggalan.  Dan juga saksi kuat muncul. seorang pemilik toko kelontong yang kebetulan berada di atap melihat kejadian langsung. Bukti kuat lagi kamera CCTV dari toko kelontong itu. Semua menjadi bukti tanda kebenaran.  Dan polisi tidak bisa menjebloskan Hero kedalam penjara.  Saat itu juga Hero keluar dari kantor polisi.

Tentu saja kabar keluarnya Hero menjadi masalah besar bagi Antonio. pasalnya polisi menyelidiki asal muasal penusukan itu. Dan lebih parah lagi, orang yang memasukan pisau kedalam saku Blazeer Hero sudah di temukan.

"shit," Antonio menyapu benda di atas mejanya. Sampai bercerai-berai.

Jepri hanya bisa diam dipojokan. Kemarahan Antonio tidak bisa di tahan oleh manusia biasa.

"malam ini aku harus melenyapkannya!" emosi Antonio naik turun.

"jep! rencana B!"

"baik Tuan," Jepri mengiyakan patuh.

"dasar Basrad! rencana busuk apalagi?"

Bella menajamkan pendengarannya. Kali ini dia harus keluar dari kamar, sebelum Antonio bereaksi.

Segitu aja ya, besok lanjut!
Terimakasih. 

Secepatnya di End keunlah.


Black and white my love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang