Mulai dari kemaren siang, setelah Ana pulang lebih awal dari sekolah, dia masih saja tetap di rumah sakit, dengan seragam khas SMA yang belum di ganti dari kemaren.
Ana tampak sangat frustasi, melihat tubuh ayahnya yang terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit itu.
Sudah lama ayah Ana mengidap penyakit jantung, di tambah lagi dia juga punya penyakit asma. Ana juga sering membelikan obat buat nya.
Hanya seorang ayah yang Ana punya, sedang ibu, dari kecil Ana tidak pernah melihat sosok ibunya."Papa, papa bangun dong! Ana gak mau papa kenapa-kenapa, cuma papa yang Ana punya pa" ucap Ana menunduk memegang tangan papa nya dan menangis.
"NAA" panggil seseorang terdengar sedang membuka pintu
Ana menoleh, "kai, lo ngapain?" Tanya Ana
"Gue cuma pengen lihat lo doang, soalnya gue khawatir kalo lo sendiri jagain papa lo" jawab kaila yang memang tampak khawatir dengan sahabatnya itu.
"Gue bisa sendiri" ucap Ana dingin. Dia bukannya benci dengan kaila, hanya saja belum bisa terima kabar bahwa sahabat nya itu pacaran dengan kenzo.
Kaila masih saja sabar dan menghiraukan kata-kata Ana dan memilih untuk tetap masuk.
"Gue tau lo lagi sedih Na, tapi jangan buat gue sedih karena lo cuekin gue dan tetep gak mau bicara sama gue Na!" Ucap kaila sendu.
Ana melihat kaila dan tersenyum miring. "Ck.. gue udah tau...
Ucapan Ana terpotong, ketika melihat papa nya kejang-kejang tak menentu.Ana gelalapan panik
"Pa, papa, DOKTER TOLONGIN PAPA SAYA DOK" teriak AnaDokter datang dan memeriksa keadaan papa Ana. Sedangkan Ana harus menunggu di luar dengan kaila.
Ana tampak sangat khawatir, terlihat sangat jelas, karna sedari tadi air matanya tak kunjung redaAna juga tak berhenti bergumam, berdoa agar papa nya baik-baik saja.
"Na, lo tenang dulu yahh, om Reza pasti sembuh" ucap kaila menenangkan Ana
Seketika Ana melupakan sakit hati nya, dia juga butuh sosok kaila pada saat-saat begini. Ana menatap kaila dengan matanya yang sembab
Memeluk kaila erat-erat
"Kai, hikss papa gue gak bakalan pergi sekarang kan?, Gue masih bisa hidup sama papa kan?" Tanya Ana yang kini benar-benar takut jika papanya akan pergi untuk selamanya."Gak Na, om Reza pasti sembuh, lo harus yakin itu" jawab kaila yang kini ikut merasakan kesedihan Ana
Dan ikut menangis."Permisi, mbak dengan keluarganya bapak Reza?" Tanya dokter yang menangani Reza papa Ana
Ana tak pernah setakut ini sebelumnya, "i iya dok, kenapa dengan papa saya dok?, Dia baik-baik aja kan dok?" Tanya Ana
Tatapan dokter itu, sudah sangat menjawab. "Maaf, nyawa pak Reza tidak bisa kami selamatnya"
Tak ada respon lebih dari Ana.
Diam, dengan tatapan kosong. Isakan yang tadi tidak lagi terdengar.
Ana merasa tubuhnya sudah mati rasa, nafasnya pun terasa berhenti"Innalilahi wainnailaihi rojiun" ucap kaila menutup mulutnya dan air matanya kian mengalir deras.
Ana seolah tak percaya papa nya akan pergi secepat ini, Ana mengingat anatara dia dan papanya, tampak memori yang muncul bersama papanya bermain bersama, bercanda, dan tertawa bersama.
Kaila meminta tolong kepada Kenzo, untuk datang ke rumah sakit. Karna keadaan nya tidak memungkin kan hanya mereka berdua yang ada dirumah sakit itu.
Kaila melihat Ana yang tengah duduk dengan penuh ke putus asaan hidup. Kaila tahu, karna Ana hanya hidup bersama papa nya.
"Na, lo yang sabar yahh!" Ucap kaila mengusap punggung Ana
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN
Teen FictionFOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA! BUDAYAKAN VOTE JUGA di cintai orng yg banyak di kagumi dan di incar. memang lh sangat beruntung. tpi ketika yg mencintai orng itu adalah sahabat sendiri. apa yg bakalan lo lakuin? sahabat atau pacar? bing...