14. ANA DAN RAHEL

5 2 0
                                    

"Terkadang, menjadi kan musuh
Sebagai senjata untuk membalas dendam, adalah hal yang perlu di lakukan"

*JOVANKA LOVATA*

"Jadi, gimana hubungan lo sama kaila?, Udah baikan?" Tanya Aditya

Kini Ana dan Aditya berada di kafe
Rasanya tidak salah kalau dia curhat kepada Aditya. Toh Aditya juga teman baiknya dulu. Lagi pula Aditya cukup bisa menjadi teman curhat, dan terkadang juga memberi kan saran.

"Belum" Ana menggeleng sambil mengisap lemon tea nya.

"Dit, salah gak sihh kalo gue suka sama pacar sendiri?" Tanya Ana menatap Aditya

Aditya tampak berfikir
"Mencintai seseorang bukan hal yang salah Na, tapi mencintai seseorang yang udah punya kekasih, itu menurut gue salah" jawab Aditya

"Lo tau?, Tadi pas di sekolah, gue ngutarain perasaan gue ke Kenzo" ucap Ana meremas tangannya.

"Truss Kenzo bilang apa sama lo?" Tanya Aditya penasaran.

Mata Ana mulai memanas
"Dia nolak gue, trus dia bilang kalo gue cewe murahan"

Aditya sedikit terkejut, apa maksudnya cewe murahan.

"Dia bilang gitu ke elo?"

Ana mengangguk sambil menunduk. Dia sudah tidak sanggup menahan air matanya lagi.
Aditya kasihan melihat temannya itu.

Adity mengulurkan tangannya untuk memeluk Ana dari samping.
Aditya mengusap punggung Ana.
Sedangkan Ana mulai terisak dan menumpahkan semua kesedihan nya.

"Na, gue ada buat lo, kalo lo sedih lo bisa ceritain semuanya ke gue" ucap Aditya tersenyum tipis

****

Pagi ini, tampak pamandangan mengejutkan seluruh siswa siswi SMA Garuda Indah. Pasalnya mereka melihat Ana dan Rahel jalan bersama.
Semua  menatap heran ke arah mereka. Anehnya lagi Ana tersenyum lebar dan sesekali bercanda bersama Rahel.

Orang-orang heran bukan tanpa alasan. Sebelumnya Ana dan Rahel adalah musuh yang bisa di bilang tidak pernah akur dan diam. Setiap bertemu, mereka pasti berantem.

Bahkan kedua cewe yang biasa bersama Rahel, Rena dan Satya. Mereka juga terheran heran. Bagaimana bisa, mereka jalan bareng trus ketawa bareng juga.

"Lohh, mereka udah baikan?"

"Tuhh dua orang kenapa bisa akrab gitu woyy?"

"Tumben amat tuhh"

"Biasa nya juga berantem mulu"

"Alah, palingan si Rahel deluan tuhh yang minta maaf"

"Kasian gue sama si Ana, palingan juga nanti berantem lagi"

Perkataan yang mungkin membuat mereka berdua panas dingin mendengarnya. Tapi, Ana memutuskan untuk diam saja. Padahal Rahel sudah ingin memaki orang-orang disana.

Kaila yang baru datang juga kaget, dia mendekati Ana.

"Na, lo sama Rahel udah baikan?, Lohh kenapa gak ngajak gue sihh?" Tanya kaila sedikit kesal

PILIHAN     Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang