Yuk, di-vote dulu, jangan lupa komen ya 🥰💚
Naya meletakkan tas di atas salah satu kursi santai. Pandangannya mengedar ke semua arah. Saat ini hanya ada satu keluarga kecil bahagia di sisi lain kolam renang. Kedua anaknya sedang bermain air bersama sang ayah. Ibunya duduk di pinggir sambil mengabadikan momen dengan kamera ponsel. Naya tersenyum, dia membayangkan keluarganya yang seperti itu.
"Ya ampun, kenapa aku mikirin Kak Rendra terus sih," keluh Naya sambil menepuk-nepuk pipinya pelan. "Kalau ada Loli, aku sudah dimarahin habis-habisan nih."
Naya membuka kemeja dan rok yang ia kenakan. Di baliknya sudah ada baju renang one piece membungkus tubuh mungilnya dengan apik. Wajah Naya berseri-seri. Dia melakukan pemanasan sebelum menceburkan diri ke dalam kolam renang.
Wanita itu berenang bolak-balik. Sejak hari pertama tiba di Manado, Naya tidak melewatkan satu hari pun tanpa menyentuh air. Entah itu berenang, snorkeling, atau main permainan olahraga pantai lainnya.
"Vella."
Naya menoleh. Dia tersenyum lebar sambil melambaikan tangan pada pria bule yang menyapanya barusan. Wanita itu menunggu hingga orang itu berenang sampai di tempatnya bersantai saat ini.
"Hi, Dave."
Pria bernama Dave itu menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. "You're alone?"
Naya mengangguk. "Loli pagi ini pulang ke Jakarta."
"And, you?"
"Aku masih mau bersenang-senang di sini."
Naya memandang ke depan. Kolam renang penginapannya ini menyuguhkan pemandangan hamparan laut dihiasi pegunungan. Tidak rugi Naya merogoh banyak uang untuk menginap di hotel ini. Sudah ada private beach, pemandangan bagus, kamarnya nyaman, makanannya pun enak.
"You seems troubled."
Naya terkekeh. "Sok tahu."
"What?" tanya Dave. Naya tiba-tiba berbicara menggunakan bahasa ibunya, tentu saja Dave tidak mengerti. "Are you cursing?"
"No, of course not," sanggah Naya. "You don't need to know."
"Okay then," ucap Dave tidak berniat menggali lebih jauh. Lagipula mereka baru kenal selama dua hari belakangan. Prinsipnya adalah have fun bersama tanpa mengusik kehidupan masing-masing.
"Aku renang dulu ya." Pria itu kembali berenang bolak-balik seperti Naya tadi.
Naya mengikuti. Dia menggerakkan tangan dan kaki, mendorong tubuhnya untuk bergerak maju. Naya tidak ingat kapan terakhir kali dia berenang sebebas ini. Sepertinya saat SMA. Ketika kuliah, Naya terlalu sibuk untuk pergi ke kolam renang dan lebih memilih olahraga di rumah.
Hampir satu jam lamanya Naya berada di dalam air. Dave bahkan sudah duduk di kursi santainya terlebih dahulu. Sebentar lagi matahari akan tenggelam, Naya ingin menikmati perubahan warna langit sambil menikmati orange juice.
"May I join you?" tanya Dave. Sebuah handuk sudah tersampir di bahunya. "Aku juga sendirian."
Naya mengangguk. Ia meletakkan tasnya di lantai. Tangannya masih sibuk mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Naya kemudian duduk di kursi santainya sendiri.
"Where is Jason?"
"Sleeping," jawab Dave. Ia mengerling. "Kami baru saja melewati malam yang panas. Dia terlalu lelah untuk bangun dari kasur."
Naya geleng-geleng sambil tertawa. Pasangan gay itu terlihat lebih bahagia dibandingkan Naya dan Rendra. Saling mengerti, saling memahami. Dave dan Jason ke Manado untuk bulan madu. Mereka jauh-jauh datang dari benua Eropa ke Indonesia untuk menghabiskan waktu bersama. Naya jadi iri. Paling mentok, Rendra hanya akan mengajak Naya jalan-jalan di mall. Itu pun Naya asyik masuk ke satu toko dan yang lainnya seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Good to be Home
Romance[COMPLETE] Katanya jodoh saling menemukan. Katanya jodoh itu sudah diguratkan sebagai jalan hidup. Lantas, bagaimana jika pernikahan Naya dan Rendra dihadapkan pada ancaman sebuah perceraian? Apakah mereka bukan pasangan yang tepat? Bukan takdir ya...