Yuk, di-vote dulu, jangan lupa komen ya 🥰💚
Naya melemparkan dirinya ke kasur. Dia tak peduli dengan hiasan mawar merah yang sudah disusun dengan bentuk hati di atas pembaringan. Gadis itu bahkan tidak peduli citranya jatuh di mata Rendra. Naya sangat lelah.
Rendra masuk ke dalam kamar sambil menarik koper miliknya dan milik Naya. Dia geleng-geleng melihat gadis yang sudah berubah status menjadi istri Rendra tidur telentang dengan kaki menggantung tanpa melepas sepatu terlebih dahulu. Rendra menutup pintu kamar dan jalan menghampiri Naya.
"Naya, mandi dulu," ucap Rendra mengingatkan.
"Capek, Kak," jawab Naya malas-malasan. Gadis itu malah memejamkan matanya.
Rendra menghela napas. Dia berlutut di samping kaki Naya. Dengan telaten, Rendra melepas sepatu hak tinggi dari kaki sang istri.
"Naya."
Tak ada jawaban. Rendra menarik kedua tangan Naya sekuat tenaga. Gadis itu mau tak mau mengubah posisi jadi duduk.
"Paling nggak, bersihin make up," bujuk Rendra. Dia sudah duduk di samping Naya.
Naya membuka mata. Tangannya menangkup kedua pipi Rendra. Diperlakukan seperti itu dengan tiba-tiba, Rendra tentu kaget. Dia sampai tidak bisa berkutik.
"Sekarang bisa makin manja deh," ucap Naya sambil tersenyum manis.
Jantung Rendra berdebar kencang. Matanya mengerjap tak percaya. Naya terlihat seperti sedang menggodanya.
"Okay, aku bersihin make up dulu," ucap Naya. Ia melepaskan tangannya dan berdiri. Gadis itu meraih tas tenteng berisi peralatan make up dan alat mandi.
Rendra masih mengatur debaran jantungnya. Mata cowok itu bergerak melihat pantulan bayangan di cermin. Naya mulai menuangkan make up remover ke atas kapas.
"Kak Rendra mandi duluan aja," ucap Naya.
"Okay."
Tanpa menunggu lebih lama, Rendra segera bangun dan berjalan menuju kopernya. Ia mengambil beberapa potong pakaian dan berlalu menuju kamar mandi.
Setelah terdengar bunyi pintu terkunci, Naya menarik napas banyak-banyak. Dia memegangi dadanya. Raut wajah tenangnya berubah panik.
"Parah, aku ngapain sih tadi?" bisik Naya pada dirinya sendiri.
Gadis itu melirik pintu kamar mandi. Dia menggeleng. Semoga Kak Rendra nggak mikir yang aneh-aneh, doa Naya dalam hati.
Sepuluh menit berlalu. Rendra keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Setelan jas berwarna krem sudah berganti menjadi kaos putih dan celana training panjang berwarna hitam.
"Giliran aku mandi," ucap Naya sambil bangkit dari kursi meja rias.
Gadis itu berjalan menghampiri kopernya. Ia mengubek-ubek isi koper dengan pandangan panik. Setengah menit kemudian Naya langsung membanting kopernya hingga menutup kembali. Wajahnya merah.
Rendra mengerutkan alis. "Ada apa?"
Naya menggeleng. Dia tertawa gugup. Dalam hati gadis itu mengumpat teman-temannya. Siapa lagi kalau bukan trio rebel Ghina-Loli-Gladis yang mengisi penuh kopernya dengan lingerie berbagai macam jenis tapi tidak ada satu pun baju normal yang tersedia?
"Kenapa, Naya? Kopernya jangan dibanting, nanti rusak," ucap Rendra sambil berjalan mendekat.
"Nggak, nggak ada apa-apa," ucap Naya berusaha tetap tenang. Pandangan matanya bagai scanner mengamati pakaian yang dikenakan Rendra.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's Good to be Home
Romance[COMPLETE] Katanya jodoh saling menemukan. Katanya jodoh itu sudah diguratkan sebagai jalan hidup. Lantas, bagaimana jika pernikahan Naya dan Rendra dihadapkan pada ancaman sebuah perceraian? Apakah mereka bukan pasangan yang tepat? Bukan takdir ya...