"Mang kiri-kiri," ujar Qiara
"Lo pikir mobil gue angkot kiri-kiri segala dan apa lo bilang mang? Lo pikir gue mamang tukang bakso," ujar Adrian tak terima
Qiara hanya cegegesan.
"Hehe maaf, bang berhenti disini aja"
Abangnya pun memberhentikan mobilnya.
"Kok disini? Kan sekolahmu masih jauh, jangan bilang lo mau cabut sekolah"
Qiara tak mungkin bilang sama abangnya kalau dia terlambat, lagian jam segini gerbang depan sudah ditutup oleh osis.
"Nggak bang, gue mau beli peralatan sekolah. Gue baru ingat kalau ada yang harus gue beli"
Adrian menatap Qiara
"Yaudah, belajar yang rajin lo"
"Kalau gitu gue pamit ya bang," ujar Qiara lalu mencium pipi abangnya
Adrian pun merasa jijik dicium.
"Udah sana lo"
☆☆☆☆
Qiara kini berada di belakang gerbang sekolahnya, karena gerbang didepan pasti sudah tutup.
"Mampus mana gerbangnya udah ditutup, baik lah gue akan manjat,"
Qiara metap kanan kiri, setelah merasa aman dia pun memanjat pagar belakang sekolahnya. Gerbangnya tidak terlalu tinggi, makanya dia bisa memanjatnya
Qiara pun telah selesai manjat, ia terjatuh ke bawah.
"Aman gue"
"Apanya yang aman ha," tanya Arnaldo
Qiara pun terkejut melihat Arnaldo didepannya, setau dia tadi tidak ada orang. Kenapa sekarang ada orang. Qiara memikirkan cara buat kabur.
"Hehe kok ada lo disini, tadi kan nggak ada" tanya Qiara cengengesan
"Nggak usah mengalihkan perhatian, sekarang ikut gue ke ruang bk. Biar lo dihukum," ujar Arnaldo menarik berdiri Qiara
Qiara melepaskan tangannya.
"Apaan sih lo narik-narik, tangan gue sakit tau. Lo nggak ada berperikamusiaan jadi orang," teriak Qiara
"Kalau lo orangnya gue nggak ada berperikemanusiaan, gue udah sering peringatin lo setiap hari buat lo ngak terlambat. Tapi apa?! lo masih aja terlambat, dan sekarang lo manjat pagar. Lo perempuan nggak sih, nggak ada feminim-minimnya jadi perempuan," bentak Arnaldo
"Apaan setiap hari hari, orang minggu aja nggak sekolah," ujar Qiara malas
" sudah lah sekarang ikut gue ke ruang bk," ujar Arnaldo menarik tangan Qiara
Walaupun tidak ada siswa-siswi dilapangan, tapi Qiara malu dan kesal kepada ketua osisnya Arnaldo yang seenak-enaknya menarik tangannya.
Mereka pun telah sampai ke ruang bk, disana ada pak Beni, pak Tiar dan bu Susi.
"Kamu lagi kamu lagi Qiara bapak sudah bosan lihat wajah kamu, kenapa kamu suka kali terlambat," ujar Pak Beni
"Apaan sih pak, lebay deh bapak. Orang biasanya aku terlambat," ujar Qiara malas
Guru-guru itu mengeleng-ngelengkan kepalanya dan harus sabar terhadap Qiara.
"Jaga omongan kamu Qiara, mereka guru," peringat Arnaldo
"Apaan sih lo"
"Bapak sudah capek kelakuan kamu, besok panggil orangtau kamu,"
"Ya pak," ujar Qiara lesu
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE HUSBAND
Teen Fiction"Jika tau seperti ini, lebih baik kita tak bertemu dan dijodohkan" Qiara Yulia Ningsih "Kepergianmu membuat diriku hampir gila" Arnaldo Pratama Wahyudi Kisah remaja yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Yang satu memiliki sifat possesive dan satu...