Arnaldo menepati janjinya, sudah enam hari dia memjauh dari dirinya dan nanti malam dia akan bertemu keluarga dia.
Qiara melihat Arnaldo dan seorang cewek di labotorium. Mereka duduk berdua dan hanya mereka berdua yang ada disitu. Yang dia tau cewek itu adalah teman sekelas pacarnyaa, Aldo.
Tadi dia disuruh oleh salah satu guru untuk memanggil mereka berdua. Entah lah Qiara sendiri tak tau. Qiara memberanikan dirinya, Qiara mengetuk pintu labotorium.
Tok...tok...tok...
Mereka menoleh kearah sumber tersebut, mereka melihat Qiara berdiri didepan pintu.
"Kalian dipanggil Pak Tiar keruangannya," ujar Qiara dingin
"Baik lah Qiara kami akan kesana," ujar cewek itu
"Kalau begitu gue pergi dulu," balas Qiara
Mereka mengangguk. Ada kerinduan yang Arnaldo rasakan. Qiara pun pergi.
☆☆☆☆
"Ra gimana nih, keluarga gue dan keluarganya akan bertemu. Aku takut Ra," tanya Qiara
Mereka sedang berada dirooftop, mereka memutuskan untuk cabut. Bukannya apa mereka terlalu malas untuk masuk hari ini.
"Apa yang lo takutin Qi? Kak Arnaldo juga sepertinya sayang baget sama lo. Belum jadi suami aja lo dijagaiin gimana kalau udah jadi suami. Uhhh idaman banget, asal lo tau Qi banyak yang suka sama Kak Arnaldo dan lo cewek yang beruntung bisa nikah sama dia," jawab Rara
"Apanya yang beruntung, yang ada gue sial. Belum jadi suami aja udah terlalu posesif kali, gimana kalau dia jadi suami gue. Beh yang ada gue menderita," balas Qiara malas
"Punya suami posesif enak loh Qi, apa-apa diperhatikan. Gue aja mau punya suami kayak Kak Arnaldo, diperhatikan terus," ujar Rara membayangkan
"Lo kan bukan gue, gue nggak suka suami posesif, gue suka sama suami yang tidak terlalu mengekang. Sebenarnya gue nggak papa dijodohkan tapi kalau poseseif ogah gue Ra"
"Bersyukur lo Qi punya calon suami yang perhatian, jarang-jarang cowok begitu dan juga mungkin ini takdir lo"
Qiara menghela napasnya dan memikirkan ucapan Rara.
☆☆☆☆
Qiara menatap nanar dirinya. Dia tak menyangka akan bertemu keluarga Arnaldo, Qiara juga sudah selesai dan memakai make up tipis. Qiara menghembuskan napasnyalau membuangnya. Lalu dia turun kebawah karena sebentar lagi mereka akab berangkat.
"Wah cantiknya adek abang," goda Adrian
"Sudahlah bang, ayo kita berangkat," ujar Mama Qiara
Mereka pun berangkat dengan mibil. Setelah sampai Qiara melihat Arnaldo beserta kedua orang tuanya dan juga Abangnya.
"Halo Gerry maaf kan kami datang terlambat, biasa selalu macet"
"Nggak papa kok Ray, silahkan duduk"
Mereka pun duduk.
"Wah cantik banget, siapa nama kamu nak," tanya Gerry
"Qiara Yulia Ningsih om, dipanggil Qiara," jawab Qiara malu-malu
"Nggak salah kan kita pa jodohkan anak kita dengan anak Raymond dan Aleta, soalnya anaknya cantik banget," goda Anggung istri Gerry
"Iya Ma," balas Gerry
Qiara malu sendiri.
"Jadi begini saya ingin menjodohkan anak saya Arnaldo dengan putri anda Raymond, apakah kalian bersudi menerima pelamaran ini. Dan Qiara mau kah kamu menikah dengan anak saya, jika kamu takut karena nggak bisa sekolah tenang saja kamu masih bisa sekolah walaupun sudah menikah," jelas Gerry alasannya
Qiara menatap mata mami dan papinya, lalu dia mengangguk. Semua orang turut senang menerima pelamaran tersebut.
"Terima kasih nak," balas Gerry
"Sekarang kamu bisa panggil kami Ayah dan Bunda," ujar Anggun ikutan
"Ya Ayah dan Bunda"
"Jadi kapan kita akan menentukan tanggal pernikahan, kira-kira kapan kalian akan menikah," tanya Gerry
"Gimana setelah Arnaldo selesai olimpiade, gimana setuju"
"Ya yah," jawab Qiara
"Kalau kamu gimana Arnaldo," tanya Gerry
"Arnaldo ikut aja Pa," jawab Arnaldo
"Berati kita akan adakan pernikahan kalian 2 minggu lagi"
"Wah kita jadi besanan ya Anggun," ujar Aleta senang
"Ya Alleta sekarang kita besanan," jawab Anggun dan tertawa kecil
Mereka pun saling mengobrol-ngobrol, ya mereka kumpul dirumah Arnaldo. Qiara tampak kagum melihat isi rumahnya, besar, luas, bersih"
Qiara keluar dari ruangan keluarga dan dia memilih duduk bersandar di sofa, Qiara sangat mengantuk dia menutup matanya.
Setelah lama-lama berpincang mereka keluar dari ruang keluarga dan melihat Qiara duduk bersandar.
"Ternyata lagi tidur dia," ucap Aleta
"Nggak papa lah let, mungkin dia kecapean. Sudah lah biarkan dia tidur disini, besok kan hari minggu sekalian mereka bisa saling dekat," Ujar Anggung
"Gimana Pa? Papa setuju," tanya Alleta kepada suaminya
"Ya," ujar Raymond
"Baik lah kami pulang dulu ya Anggun," pamit Alleta
"Hati-hati bro," ujar Gerry
Orangtua Qiara dan Abangnya pun pulang tapi sebelum itu, Adrian membisikan sesuatu kepada Arnaldo.
"Jaga adek gue, jaga sampai terjadi sesuatu kalau sampai terjadi sesuatu lo akan tau sendiri apa akibatnya dan gue yakin lo bisa lupain masa lalu Qiara," bisik Adrian kepada Arnaldo lalu menepuk kecil pundaknya
"Arnaldo bawa Qiara kekamar jangan kamu apain-apain," perintah Anggun
"Ya Ma"
Arnaldo pun menggedong Qiara ala bridal style dia sangat hati-hati karena dia tidak mau membagunkanya.
Setelah sampai Arnaldo meletakkan Qiara dengan sangat hati-hati, diamati lah wajah Qiara.
"Cantik," puji Arnaldo
Arnaldo terus menatap wajah Qiara hingga alam bawaahnya sadar untuk harus pergi atau sebelum terjadi sesuatu.
"Astaga gue nggak boleh gini, belum resmi. Selamat tidur Qiara sayang," ujar Arnaldo sebelum keluar dari kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE HUSBAND
Novela Juvenil"Jika tau seperti ini, lebih baik kita tak bertemu dan dijodohkan" Qiara Yulia Ningsih "Kepergianmu membuat diriku hampir gila" Arnaldo Pratama Wahyudi Kisah remaja yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Yang satu memiliki sifat possesive dan satu...