18

547 19 0
                                    

Entah apa yang merasuki Qiara kini dia sudah bangun dari tidurnya.

"Hoammm," Qiara menguap

Qiara duduk dan mengumpulkan nyawanya sepenuhnya, dia melihat sekelilingnya dan dia tersadar sekarang.

"Kok gue bisa disini? Kan semalam gue dirumah kak Arnaldo," pekik Qiara

Qiara mencoba mengingat bagaimana dia bisa disini, namun nihil Qiara tak mengingatnya. Mungkin Qiara akan bertanya kepada oramgtuanya ataupun Abangnya. Saat Qiara membuka pintu seseorang membuka pintu, sehingga Qiara kejedot pintu.

TUK

Qiara meringis kesakitan, mungkin sekarang keningnya sudah bendol.

"Aww siapa sih," gerutu Qiara

Orang yang membuka itu, dia masuk tanpa dosa.

"Dek kenapa, itu dikening lo kenapa?" Tanya Adrian polos tanpa dosa

Pletak

Qiara menjitak kepala Adrian, bisa-bisanya dia bertanya tanpa dosa padahal dia sendiri yang melakukan. Adrian meringis kesakitan.

"Apaan sih dek"

"Abangnya apaan, kening aku sakit karena abang buka pintu. Lihat kan sekarang bendol"

"Yaelah, sini abang obatin"

"Nggak usah, udah terlambat"

"Tapi tumben lo cepat bangun, biasanya kebo"

"Bangun lama salah, bangun cepat salah. Maunya apa sih," ujar Qiara menahan emosi dan pergi

Qiara mecium kening papinya dan maminya.

"Morning pi" Qiara mencium kening papinya

"Morning mi" Qiara mencium kening papinya

Setelah itu dia duduk, maminya melihat kening Qiara yang bendol.

"Kening kamu kenapa?" Tanya Maminya

"Jadinya tadi Qiara mau turun eh ada setan, mana setannya seram banget mi," ujar Qiara hiperbola

"Mana ada setan pagi ini dan kamu kenapa nggak pakai seragam, udah jam berapa ini," sahut Papi Qiara

"Pi mi Qiara boleh nggak hari ini izin, Qiara capek semalam fitting. Kepala Qiara juga sakit"

"Alesan itu mi, pi. Jangan percaya," sahut Adrian yang turun lalu duduk dimeja makan.

Qiara menatap tajam abangnya, bisa-bisanya dia datang dan mencoba mrnghancurkan rencanannya.

"Kamu beneran sakit?" Tanya Mami

"Iya mi, boleh ya Qiara izin?"

"Pi izini Qiara ya pi," ucap Mami

"Yasudah kamu istirahat didalam kamar," jawab Papi

"Makasih ya mi pi, Qiara sayang mami papi"

"Sama abang sayang nggak?" Tanya Adrian

"Sayang nggak ya," ucap Qiara meletakkan jari telunjuknya didagu dan berpikir

"Qiara juga sayang abang"

"Bang nanti beliin Qiara seblak ya, nggak tau kenapa Qiara pengen makan seblak"

"Kamu hamil?" Tanya Adrian polos

Pletak

Qiara menjitak kepala abangnya dan Adrian meringis kesakitan

"Jangan ngadi-ngadi ya lo bang, gue masih perawan," ucap Qiara kesal

MY POSSESIVE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang