"Kakak ngapain sih narik-narik tanganku, kan kita bisa ngomong dikelas. Ngapain pakai rooftop segala," ujr Qiara ketus
"Aku mau ngomong serius sama kamu"
"Yaudah ngomong apa? Cepetan Rara udah nunggu dikantin"
Tadi Qiara mau kekantin, namun Arnaldo datang dan langsung narik tangan Qiara. Qiara bilang Rara pergi dulu kekantin, nanti dia akan nyusul.
"Besok aku mau olimpiade"
"Ya terus apa hubungannya sama gue," tanya Qiara
Pletakk
Arnaldo menjitak kepala Qiara, Qiara pun meringis kesakitan.
"Kakak apa-apan sih, sakit tau," Qiara meringis kesakitan
"Itu supaya kamu nggak lupa, kamu masih ingat kan setelah aku selesai olimpiade kita bakal nikah. Aku akan olimpiade sampai hari sabtu dan hari minggu aku mau isirahat, jadi untuk persiapan pernikahan kita mulai hari senin. Jadi aku harap kamu nggak pergi jalan-jalan sama pacarmu, Rara ataupun si cupu itu," jelas Arnaldo
"Namanya Pangeran bukan cupu," sanggah Qiara
"Dia nggak cocok Pangeran tapi cupu"
"Kakak bisa nggak? Nggak usah bilang cupu gitu. Dia juga manusia, lagian penampilan dia sekarang nggak cupu. Gue nggak suka ya kalau Kakak bilang dia cupu, dia juga teman gue. Kakak hanya bilang ini kan, gue pergi dulu," ujar Qiara dan pergi
"Kok jadi gini sih, Arghhh," Arnaldo menjambak rambutnya frustasi
☆☆☆☆
"Ra maaf ya kelamaan, lo udah pesan makanannya?" Qiara pun datang dan duduk didepan Rara.
"Udah gue pesen, ntar mang Jupri bawak makanannya"
"Udah ada asisten dikantin?" Kapan? Kok gue baru tau" Qiara mengerutkan keningnya
Qiara terheran, setau dia kan penjaga kantin kan cuma satu, cuma Ibu Siti. Si Mang Jupri pun membawa dua mangkuk bakso beserta jus alpukat dan jus jeruk.
"Mang baru kerja sini?" Tanya Qiara
"Iya neng, soalnya istri mamang lagi hamil butuh biaya untuk persalinan. Untung aja ada Kakak mamang mau bantu Mamang disini untuk jualan"
"Ooh, makasih ya mang. Semoga nanti lancar istrinya melahirkan"
"Amin, kalau gitu mamang balek ke dalam dulu ya neng," pamit Jupri
"Iya Mang," jawab Qiara
Mang Jupri pun kembali kedalam.
"Selain bandel ternyata kamu nggak pandang-pandang orang ya Qi buat cakapi orang. Gue salut punya sahabat kek lo, nggak nyesel deh gue temanan sama lo," Rara metap kagum Qiara
"Apa sih Ra lo lebay deh jadi orang, biasa aja kali. Mami mengajarkan kami nggak boleh memandang remeh orang lain" Qiara pun menyuapi baksonya
Rara pun ikut memakan baksonya.
☆☆☆☆
Qiara saat ini pergi ke perpustakaan, sebenarnya dia sangat malas perpustakaan. Tapi dia terpaksa untu mengambil buku Kimia karena buku kimianya tak lengkap, dia terpaksa belajar karena dia akan remedial. Saat dia berjalan dia melihat Pangeran termenung, dia bahkan tak membaca bukunya. Qiara tau kalau Pangeran sedang tidak baik-baik saja, untuk itu dia menghampiri Pangeran.
"Pangeran lo kenapa?" Tanya Qiara lalu duduk disampingnya.
Pangeran tersadar dan menggeleng.
"Nggak kok, aku nggak kenapa-kenapa," jawab pangeran bohong
"Jangan bohong, aku tak suka berbohong. Kamu kenapa? Mereka masih membullymu"
"Nggak kok Qia, mereka nggak pernah membullyku. Aku ada masalah lain," balas Pangeran
"Masalah apa? Gue siap kok jadi tempat curhatanmu"
Pangeran tak menjawab, dia mengalihkan perhatiannya. Qiara langsung membalekkan wajah Pangeran dan memegang kedua tangan Pangeran
"Kenapa hmm? Lo nggak usah takut untuk cerita sama gue. Gue nggak akan kasitau masalah lo, gue selalu ada buat lo kapan pun lo butuh gue selalu ada buat lo," ujar Qiara lembut
"Ini lah yang membuat aku suka sama kamu, kamu selalu baik ke aku. Disaat orang menjauh dariku, kamu datang padaku. Bagaimana aku bisa melupakanmu," batin Pangeran
"Aku-"
Belum sempat Pangeran mengomong, Qiara ditarik oleh Arnaldo. Hai itu membuat Pangeran terkejut, Arnaldo membawa Qiara ke taman sekolah.
Sesampai ditaman sekolah Qiara melepaskan cengkraman tangannya.
"Lo apa-apaan sih, gue itu belum selesai ngomong dama dia," bentak Qiara
"Kamu yang apaan, ngapain kamu dekat-dekat sama Pangeran. Aku nggak suka kamu dekat ama dia"
"Kenapa? Orang aku temanan ama dia. Jadi lo ngak berhak ngarang gue"
"Kamu calon istriku, aku nggak suka. Kamu ngerti kan, aku juga minta maaf soal tadi. Tapi jangan pernah berteman dengan ama dia," ujar Arnaldo pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE HUSBAND
Teen Fiction"Jika tau seperti ini, lebih baik kita tak bertemu dan dijodohkan" Qiara Yulia Ningsih "Kepergianmu membuat diriku hampir gila" Arnaldo Pratama Wahyudi Kisah remaja yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Yang satu memiliki sifat possesive dan satu...