Suara Hati, Ken

22 4 0
                                    

(18+)

  Seminggu yang lalu,

    Karena sebentar lagi skripsi dan sidang, pikiranku kacau sekali. Otakku benar-benar buntu. Setiap aku merasa tertekan, aku selalu pergi ke Club untuk menenangkan pikiran. Ku goyangkan tubuhku mengikuti irama DJ sambil meneguk miras langsung dari botolnya. Berjoget tanpa henti, Ah.. rasanya senang sekali. Tak ada beban, melayang-layang dan ringan.

"Hai Ken, kamu kemari lagi?" Tanya seorang wanita memakai pakaian seksi dengan belahan dada yang terlihat. Bibir berlipstik merah merona membuatku tergoda ingin menggigitnya.

"Fany...." Aku langsung memeluknya. Mendaratkan wajahku dikenyalnya buah dada miliknya.

"Aww....Ken. Jangan disini" perlahan aku meraba wajahnya lalu menariknya. Ku lumat bibirnya. Kenapa seenak ini.

"Ken, ayo ke apartemen ku lagi....." Bisiknya yang membuat darah ku berdesir dan tubuh ku terasa panas.

"Ayo" aku pun menariknya.

....

  Dia melepas pakaianku perlahan seraya melumat bibirku. Tak segan-segan aku meraba-raba sesuatu miliknya. Aku menjatuhkan tubuhnya diranjang dan aku berada diatasnya. Kulepas pakaiannya dan hanya tersisa pakaian dalamnya. Ku selingi minum miras, dia melepas celana ku dan....

**

Keesokan harinya....

  Aku terbangun dan terkejut melihat pakaian yang berserakan. Disampingku ada wanita itu lagi yang masih tertidur. Ah, aku melakukannya lagi. (Mengacak-acak kasar rambutnya) Aku sudah mendapatkan Rara seharusnya aku berubah!

"(Meregangkan otot) kamu sudah bangun?" Dia memelukku. Aku mendorongnya.

"Fany, aku..."

"Tunggu! (Mengambil sesuatu diatas nakas) kamu tidak memakai ini?"tanyanya seraya menunjukkan bungkusan kecil yang biasa dipakai pria untuk memuaskan hasratnya.

"Hah?!"

"Kenapa kamu lupa lagi sih? Nanti kalau..."

"Memangnya aku pernah begitu?"

"Hahaha... Kamu lupa? Dua minggu yang lalu. Sebentar" dia beranjak, lalu melihat kalender.

"Seharusnya aku datang bulan"

"Jangan menatap ku seperti itu! Itu tidak mungkin" aku menarik selimut dan segera membersihkan diri.

"Ken, ingat. Aku hanya melakukannya dengan mu saja"

"Diam!"
  Aku mengambil pakaianku, memakainya dan bergegas pergi.

.
.
Aku memutuskan tidak berangkat kuliah, karena barusan aku mendapat kabar dari Fany kalau dia hamil. Aku menyuruhnya untuk menggugurkannya saja. Siapa tahu itu bukan anakku. Fany si pembohong.

Tok...tok...tok (suara ketukan pintu)

  Aku membuka pintu, ternyata Fany yang datang dengan mengenakan pakaian sopan. Cih, berbeda saat dia di club.

"Kenapa kamu kemari? Pergi!" Usirku dengan suara tidak terlalu keras karena takut Ibuku akan mendengarnya.

"Ken, kamu harus bertanggung jawab. Mana bisa aku menggugurkannya. Ini anak kita. Salah siapa kamu tidak memakainya."

"Siapa Ken?"

"Tante (mencium tangan) saya Fany teman Kenan"

"Temannya Kenan? Ayo masuk" Fany tersenyum.

"Bu..."

"Kamu ini ada tamu nggak disuruh masuk"

   Aku hanya menghela napas. Aku tidak bisa berkata apapun di depan wanita yang sangat kusayangi ini. Orang tua yang ku miliki satu-satunya. Aku harus menjelaskan bagaimana pada Ibuku? Aku berpamitan masuk ke kamar karena mau mengerjakan tugas. Tentu saja itu hanya sebuah alasan.

***

Jegleg! Brakk!!! (Pintu terbuka)

"Kenan!" Aku menoleh melihat Ibuku yang sudah menangis. Aku menghampirinya.

"Ibu..."

PLAKK!!

  Satu tamparan mendarat mulus dipipiku. Baru kali ini aku ditampar Ibuku. Apa ibu tahu kalau aku...

"Ibu bekerja keras supaya kamu bisa kuliah agar mendapat pekerjaan yang bagus, apa ini balasan kamu pada Ibu?!" Isaknya. Aku berlutut.

"Bu, maafkan aku. Aku tidak sengaja..."

"Ibu sudah tahu semua dari dia. Nikahi dia! Kamu harus bertanggung jawab!!"

"Tapi, aku tidak mencintainya Bu..Aku, aku sudah punya pacar yang ku cintai. Bu, maafkan aku. Aku akan menyuruhnya untuk menggugurkan......"

Plakk!!

"Ibu mau kamu bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu perbuat! Bukan..ah..." (Memegang dadanya)

"Bu... Ibu tidak apa-apa?" (Menepis tangan Kenan, lalu tak sadarkan diri)

"Bu, Ibu....."

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang