Suara Hati, 13

26 1 2
                                    

"tidak, aku hanya mengawasimu dari jauh saja..."

"Jangan-jangan Fany"

"Ra, kamu harus segera pindah dari sini. Aku akan berjaga di sekitar sini supaya aku menemukan dia".
...

Rara dan Kenan keluar. Kenan mengawasi Rara dari jauh sebagai pancingan agar Fany keluar. Rara menunggu taksi.  Perasaan Rara tak karuan. Hari semakin gelap dan sudah tidak ada orang yang berlalu lalang.

"Tenang Ra, ada Kenan. Tenang..." Gumamnya.

  Namun, perasaan gelisah semakin menjadi-jadi. Ia mengambil ponsel dan menelepon Bayu.

  Dilain sisi, Kenan masih memperhatikan Rara.

"Seandainya kamu tidak melakukan itu, semua tidak akan sekacau ini. Maafkan aku Ra."

Dug...

Kenan terkejut karena seseorang baru saja menabraknya. Belanjaan yang dibawa orang itu jatuh berserakan.

"Maaf saya gak lihat kalau ada orang disini"

"Aishh..." Batin Kenan. Lalu membantu merapikan belanjaan orang itu.

...

Tut...tut...

"Bayu, angkatlah..."

Tut...tut..

Bugh!!

Rara tak sadarkan diri setelah dipukul seseorang. Seseorang itu menyeret Rara dan membawanya masuk mobil.

"Rara!!" Teriak Kenan. Lalu mengejar mobil itu. Namun sayang, mobil sudah melaju.

...

Jam pulang kuliah. Hari ini sedikit terlambat. Jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Bayu bergegas mengemasi buku-bukunya.

"Yu, jadi nyicil tugas? Aku ikut" kata Panji

"Perasaanku gak enak banget Ji. Kayaknya langsung pulang" Bayu memeriksa ponselnya. Ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari Rara. Ia kembali menelepon Rara, namun tidak diaktif.

"Aku duluan Ji.". Bayu terburu-buru keluar.

"Kenapa buru-buru gitu? Apa ada masalah serius?"

...

Bayu menghentikan taksi seraya menghubungi Ibunya.

"Rara belum pulang. Katanya dia tadi mau mengambil paket dirumahnya. Ibu sudah meneleponnya, nomornya tidak aktif."

"Yasudah, Bayu akan kesana"

Tut...

Sudah kubilang jangan sendirian. Huh....Rara..

  Sesampainya dirumah Rara, Rara tidak berada disana. Hanya ada kardus paket didepan rumahnya.

"Kamu dimana Ra. Tolong katakan dalam hatimu"
  Bayu kembali masuk taksi.

...

Rara membuka matanya. Dia terkejut karena sudah dalam keadaan Tangan dan kaki terikat.

"Aku dimana.."

"Sudah sadar rupanya.."

"Fa....Fany!"

"(Membuka tudung seraya mendengus) Aku tau.. kamu barusan bertemu dengan laki-laki sialan itu"

"Fany, kenapa kamu lakuin ini? Lepasin aku.. aku mohon"

"(Tertawa) aku hanya ingin balas dendam padamu. Karena kamu Ken kabur dan juga membunuh Bayiku! Ah, dia nggak akan tahu dimana kita. Bahkan laki-laki yang sekarang dekat denganmu. Jadi, nggak akan ada seorang pun yang bisa menyelamatkan kamu"

"Fany, tolong jangan libatkan aku dengan masalah kalian. Aku sudah tidak ada apa-apa dengan Kenan. Dia berjanji akan bertanggung jawab. Dia bilang begitu padaku..."

"Diam!!!" Teriak Fany.

"Kamu percaya dengan ucapan dia?!" Perlahan berjalan kearah Rara.

"Dia pembohong! Kalau dia mau bertanggung jawab, kenapa dia membunuh bayiku?! Hahaha.... Saat ini aku hanya ingin balas dendam. Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin membunuhmu. Tapi, pria brengsek itu selalu saja menghalangi. Ternyata dia masih mencintaimu. Dan aku putuskan bahwa kamu adalah penghalang hubunganku dengan Kenan!" Seraya menyeringai.

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang