Kebenaran?

24 4 0
                                    

"sebenarnya,  pria aneh di Swalayan waktu itu terasa tidak asing bagiku. Dia memiliki postur tubuh agak mirip dengan mantan kekasih ku"

"Ha?"

"Ya, dia bernama Kenan. Dia kakak tingkat ku. Sepertinya satu angkatan denganmu. Dia dalam kondisi mabuk datang kerumah ku, tiba-tiba minta putus lalu pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. Waktu itu dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Aku tanya pada salah satu temannya, mereka juga tidak tahu keberadaannya. Lalu ya begitu, dia datang kerumah dalam kondisi mabuk. Kalau dihitung-hitung sudah 8 bulan ini kami tidak bertemu lagi."

8 bulan? Semenjak kejadian putusnya aku dengan Zahra, baru sadar aku kalau tidak bertemu Zahra di kampus beberapa hari ini

"Bayu..."

"Ha? Bagaimana?"

"Tidak.. kenapa kamu melamun?"

"A.. aku hanya memikirkan hal lain. Jadi kamu sudah tidak bertemu dengan mantan kamu itu sampai sekarang?"

"Iya"

"Kalau posturnya menurutmu agak mirip dengan mantan mu.. bagaimana kalau dia itu..."

"Hei.. bukanlah. Mana mungkin dia" sela Rara yang seakan tahu lanjutan kalimat yang akan Bayu ucapkan.

"Ck! Iya juga sih. Yasudah kalau kamu merasa takut atau ada sesuatu yang aneh kamu hubungi saja aku"

"Memangnya bisa ya lewat suara hati?"

"Hmm..entahlah. Sini ponselmu." Rara memberikan ponselnya.

"Nih. Sudah malam. Ayo aku antar pulang"

**

Mereka sampai di gang menuju rumah Rara.

"Kamu sering lewat sini?"

"Iya. Ini satu-satunya jalan agar cepat sampai rumah"

"Sendirian? Dengan penerangan minim?"

"Iya..kadang ada preman sih yang nongkrong disitu sambil minum-minum. Jadi dengan terpaksa milih jalan memutar yang lebih jauh dari pada bersinggungan dengan mereka"

"Kenapa tidak pindah saja? Kamu kan perempuan, sendirian lagi"

"Mau ku begitu, tapi bagaimana lagi. Sewa rumah itu belum habis. Kan sayang uangnya..."

"Ayo aku antar sampai depan rumah"

"Tidak usah..terima kasih. Kamu kan juga harus pulang, pasti capek. Aku merasa nggak enak sama kamu"

"Sudahlah jangan membuatku khawatir. Ayo"

....

Mereka sampai depan rumah Rara

"Disini sepi ya lingkungannya?"

"Ya, ada beberapa rumah kosong karena ditinggal pemiliknya merantau dan banyak yang disewakan. Tapi entah kenapa kurasa hanya aku saja yang menyewa rumah disini."

"Memang lebih baik kamu pindah. Karena situasinya..."

"Bay, makasih ya karena kamu sudah antar aku pulang bahkan sampai membuatmu khawatir." Rara tersenyum

"Ah, santai saja. Kalau begitu aku pulang dulu"

"Hati-hati ya Bay"

"Setelah Bayu pergi, perasaanku kok jadi nggak enak gini..."

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang