SUARA HATI, Bagian 16

12 1 0
                                    

Bayu...

"Aku akan menyelamatkanmu". Rara meronta-ronta agar tali itu bisa lepas.

Kumohon lepaslah.

"Sekarang beritahu aku dimana kamu membuang mayat Zahra" Fany tertawa.

Rara terus berusaha, lama-lama tali itu longgar, namun juga melukai tangannya. Setelah lepas, Rara bergegas berdiri dan mendorong Fany. Rara terjatuh, karena ikatan tali dikakinya belum lepas. Bayu bergegas menolong. Fany, mengambil pisau yang terjatuh tak jauh darinya.

"Bayu!!!" Teriak Rara. Bayu menoleh dan menahan pisau itu dengan tangannya.

"Lari!!!" Bayu.

"Bayu tapi..."

"Cepat!! Lari!!!" Rara ragu, lalu ia berlari. Fany menendang Bayu.

"Targetku bukan kamu" Fany, lalu mengikuti Rara.

  Rara berlari sekuat tenaganya.

BRUKKK!!!

Rara terjatuh.

"Akhirnya..." Fany, sudah dibelakang Rara.

"Fany, aku mohon...jangan..." Fany perlahan mendekat. Rara berjalan mundur.

"Rara!!" Teriak Bayu.

JLEBBB!!!

"Kenan!!!" Teriak Rara. Fany terkejut melihat kehadiran kenan. Kenan terduduk lemas.

"Kenan...." Isak Rara, menghampiri Kenan.

"Ra..."

"Maafkan aku.. aku.. menyesali perbuatanku. Aku...minta maaf..aku..menyayangimu..Rara" Kenan menutup matanya.

Rara menangis. Memeluk Kenan yang meregang nyawa. Fany terdiam, melihat tangannya penuh darah. Ia terduduk lemas. Menatap kepergian Kenan.

Selang beberapa menit kemudian, polisi dan ambulance datang. Polisi segera mengamankan Fany. Bayu menghampiri Rara setelah tangannya diobati. Menarik Rara dalam pelukannya.

Apa karena ini aku bisa terhubung dengan Rara? Dengan mengungkap kematian seseorang.

Sekarang aku tahu alasan kenapa aku bisa mendengar suara hatimu, Ra. Semuanya memang berhubungan. Kisahku dan kisahmu.

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang