1

10.8K 593 163
                                    

Sebelumnya terimakasih karena sudah mampir ke lapak saya....

Cerita ini murni hasil otak saya...

Story ini men-drama sekali... Jadi maafkan saya kalau ceritanya kurang menarik....

Saya sedang belajar, bagaimana cara menuangkan perasaan saya kedalam tulisan.

Monggo, dibaca...

***

"Ohayou Menma-kun" Ucap sang gadis seperti biasa ketika menyapa kekasihnya.

Berbeda dengan kekasihnya yang hanya diam tak pernah menjawab perkataannya. Nama gadis itu Hinata Hyuga.

"Menma-kun, sudah sarapan? Aku ada roti isi. Atau kau mau makan bento saja? Aku juga membawakan satu untuk Menma-kun." Hinata dengan ramah menawari Menma sarapan, ya...walau hanya sebuah roti isi. Menma hanya melirik Hinata tajam, seolah-olah berkata 'Aku tidak butuh'. Hinata tersenyum kaku, mengerti akan tatapan tajam yang ditujukan padanya.

"Baiklah, kalau begitu aku ke kelas dulu ya. Semangat bel, -"

"Menma-kuuunnn, aku rindu." Seorang gadis datang dengan tiba-tiba memotong ucapan Hinata lalu bergelayut manja di lengan Menma.

Pria bersurai hitam itu langsung mengembangkan garis lengkung di bibirnya. Ia membelai lembut surai merah si gadis yang baru saja menghampirinya itu.

"Kenapa tidak bilang, kalau kau akan pulang, hem? Harusnya aku bisa menjemputmu tadi." Sahut Menma bersama sorot mata yang penuh rasa cinta pada gadis tersebut.

"Aku hanya ingin mengejutkanmu Menma-kun." Cicit gadis itu dengan manja.

"Baiklah, aku sungguh terkejut." Menma tersenyum lebih lebar. Hinata memandang mereka berdua dengan tatapan iri. Iri? Tentu, dia memang kekasih Menma tapi gadis surai merah ini pun juga kekasih Menma.

Sejak resmi berpacaran dengan Menma, kenyataan yang harus diterima Hinata adalah siap diduakan. Karena memang Menma tidak mencintai Hinata, dari dulu Hinata lah yang selalu mengejar-ngejar Menma sehingga Menma jera dan menerima Hinata menjadi kekasihnya.

Hinata sempat teramat senang, namun hanya sesaat sebab pemuda itu mengajukan sebuah syarat yang berhasil meruntuhkan suasana baik dalam hatinya.

Menma menerima Hinata hanya karena muak selalu dikejar oleh gadis bodoh yang selalu menyatakan cintanya setiap hari, membawakan bento yang bahkan tak pernah sekalipun Menma menyentuh atau memakannya.

Status Hinata adalah kekasih tak dianggap. Perih, sakit dan sesak sudah Hinata rasakan. Terkadang Hinata hanya bisa mengalah karena rasa cintanya pada Menma terlalu besar.

Menma dan Sara meninggalkan Hinata yang masih membatu dan tampak lesu tak bersemangat. Jelas saja Hinata pun ingin bermanja-manja seperti gadis itu. Meskipun sudah sejak lama menjalin hubungan namun ia tak pernah menyentuh Menma sekalipun.

Jangankan bergelayut manja, menggenggam tangan Menma saja Hinata tidak pernah.

Hinata memandangi telapak tangannya seraya bergumam. "Bagaimana rasanya digenggam seperti itu?". Hinata menghela nafas.

Berjalan menunduk menyusuri lorong yang ramai oleh para siswa Konoha High School. Sesampainya dikelas Hinata mendudukkan dirinya di bangku paling belakang. Menatap keluar jendela..

"Seharusnya tidak sesesak ini kan rasanya?" Bergumam lirih tangannya meremas bagian kiri dadanya. Menjatuhkan kepalanya pada meja seraya memejamkan matanya, berharap agar sesaknya segera hilang.

...

Kring...kring...kring...

Bel berbunyi nyaring ke seluruh antero sekolah. Semua murid berhamburan menuju surga sekolah yaitu kantin untuk mengisi amunisi mereka yang terkuras setelah pelajaran yang memusingkan.

Delayed LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang