15

5K 491 84
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

Sasuke belum bisa menerima penolakan ini. Ia butuh alasan mengapa Hinata menolaknya. Menma yang mengetahui Hinata dalam situasi sulit segera mendekat lalu merangkul bahu sahabatnya yang kini malah menatap tajam kearahnya.

"Apa-apaan kau Menma, lepaskan!" Sasuke meronta, tapi rangkulan Menma mengerat.

"Pulanglah Hinata-nee." Menma mengucapakan itu dengan santai. Membuat Sasuke terdiam, melihat Sasuke dalam mode jinak, Menma menariknya menjauh.

"Menma, sudah berani memanggilmu kakak." Ujar Shizuka menyenggol pundak Hinata dengan pundaknya.

Wajah Hinata merona, dipanggil kakak oleh Menma. Apa Menma menerimanya sebagai kakak ipar?

Flashback...

Menma berlari kencang, langkah kakinya membawa ke kedai dimana Hinata bekerja, masuk dengan tidak sopan kedalam kedai, membuat pengunjung terkaget. Matanya berkeliaran mencari sosok orang yang dicintainya. Tertangkap. Atensi Hinata tertangkap oleh netranya, berlari, Menma menerjang Hinata dengan pelukan. Hinata yang diperlakukan seperti itu jelas terkejut, nampan yang ia bawa jatuh kelantai dan menimbulkan suara nyaring.

Siapa yang tak kenal Menma? Salah satu anggota keluarga Namikaze itu cukup terkenal dikalangan para gadis. Menma memeluk Hinata erat, mata Hinata membola dan dadanya sesak.

"Hinata... Kembali padaku..." Ujar Menma lirih, suaranya bergetar, Hinata merasakan pundaknya basah, Menma menangis? Karena apa?

Hinata melepas pelukan Menma pelan, ia berbalik menghadap Menma.

"Ada apa Menma?" Tanya Hinata menatap pada iris merah mantan kekasihnya ini.

"Kembali padaku... Maafkan semua salahku Hinata" Menma berujar dengan suara parau.

Hinata terhenyak, Hinata sudah tidak punya perasaan apapun pada Menma, Hinata telah mencurahkan semua cintanya pada calon anaknya.

Bibi kedai yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, ia tidak mau berurusan dengan Namikaze.

"Maaf Menma, aku tidak bisa, kau pasti baru saja mengetahui faktanya kan? Aku hanya ingin hidup dengan anakku."

"Aku akan menerima anakmu sebagai anakku juga Hinata. Asal kau kembali padaku." Pinta Menma. "Jangan tinggalkan aku Hinata." Menma menarik Hinata masuk kembali dalam pelukannya. Hangat dan nyaman, dia buta selama ini. Dia mengakui dia bodoh, enam tahun terbuang sia-sia, kini ia hanya mendapat penyesalan.

"Maaf , Menma aku tak bisa." Hinata melepaskan Pelukan Menma lalu menunduk.

"Jika... Suatu hari nii-san tak bisa membuatmu bahagia, maka kembalilah padaku Hinata. Aku akan menunggu sampai kau sendiri yang menyuruhku berhenti menunggu."

Flashback off...

Shizuka menjitak pelan kepala Hinata yang malah melamun. Hinata meringis memegang kepalanya.

Fuu dan yang lainnya tertawa melihat interaksi mereka berdua. Tak menyangka jika mereka bisa berteman dengan Hinata, dan mereka baru tahu jika Hinata itu jahil dan sangat menyenangkan.
.
.
.

"Menma... Lepaskan, sialan!" Sasuke meronta kembali saat sadar dirinya ditarik menjauh dari Hinata. Menma melepaskan rangkulannya. Sasuke membenahi baju seragamnya yang berantakan karena ulah Menma. Dia berdecak, ketika melihat bajunya kusut.

Menma pergi menjauh dari Sasuke, hatinya belum sama sekali terobati walau sedikit. Menma hanya memberi ruang untuk Hinata, semoga kakaknya itu bisa membahagiakan Hinata tidak seperti dirinya. Tapi, jika sang Kakak menyakiti Hinata, maka Menma akan merebutnya kembali. Bagaimana pun caranya.

Delayed LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang