2

4.5K 491 66
                                    


Part 2 ini penuh sama flashback ya...
Selamat membaca...

***

Flashback...

Kemarin dini hari Fuu dan Shizuka berbelanja di pasar tradisional. Mereka rela bangun pada dini hari demi bahan-bahan masakan yang berkualitas baik dan segar tentunya. Saat sedang asik memilih-milih sayuran, mata Fuu tidak sengaja melihat Hinata yang sedang berada di kios See Food.
Fuu tersenyum jahat, dia berniat mempermalukan Hinata disini. Sungguh nikmat bertemu Hinata.
Saat langkahnya semakin dekat dengan Hinata, Fuu tiba-tiba menghentikan langkahnya saat mendengar celoteh Hinata.

"Iya Bibi, udang ini untuk kekasihku dia sangat suka seafood Bi." Ujar Hinata sambil membersihkan udang segar.

"Memang lelaki bodoh mana yang mau menjadi kekasihmu heh? Mempunyai kekasih yang latar belakangnya anak seorang pelacur rendahan?" Ujar bibi itu dengan nada sinis.

Fuu serius memandang wajah Hinata. Fuu mengira Hinata akan marah karena dihina tapi yang Fuu dapat sebaliknya. Hinata hanya meringis saja mendengar ucapan bibi penjual seafood itu.

"Lagian, mana ada yang mau punya menantu sepertimu? Kau dekil, kurus, bau, miskin dan yang paling penting kau itu anak seorang pelacur. Siapa yang mau hah?" Bibi itu masih saja menghina Hinata.

Hinata menggembungkan pipinya, bibirnya mengerucut lucu.
"Aku tau Bi, aku tau... Tidak  mungkin juga ada yang mau menikah denganku. Hanya saja aku memang sangat mencintainya. Setidaknya sampai waktu batasku, aku ingin sekali memilikinya Bi. Walau hanya sebagai kekasih tak dianggapnya." Hinata berujar dengan tenang.

"Hahahaha... Sudah kuduga kau pasti tidak diperlakukan sebagaimana kekasih pada umumnya kan? hahahah." Tawa Bibi itu keras.

Hinata semakin mengerucutkan bibirnya, wajahnya terlihat imut.
Fuu. Entah hatinya berdesir saat mendengar penuturan Hinata. Sebegitu cintanya kah Hinata pada Menma.

"Serius sekali mengupingnya?" Fuu tersentak, sejak kapan Shizuka berada disini.

"Hinata, setiap hari gadis itu kesini. Membeli bahan makanan segar tentu untuk Menma." Shizuka memandang Hinata yang masih berkutat dengan udang.

"Kau... Tau Fuu?" Sambung Shizuka. "Aku adalah saksi bagaimana Hinata berjuang dalam hidupnya. Dia hidup sendiri sejak wanita pelacur yang merawatnya itu menikah. Berjuang agar tetap hidup dan mewujudkan mimpi ibunya."

"Bagaimana kau tau Shizuka?" Fuu heran, karena setaunya Shizuka itu orang yang egois dan tidak perduli dengan sekitarnya.

"Kebetulan aku dan Hinata selalu satu sekolah dari kami taman kanak-kanak hingga sekarang. Sejujurnya banyak hal yang aku ambil dari Hinata Fuu." Jelas Shizuka.

"Lalu kenapa kau selalu membullynya?"

Shizuka terdiam dengan wajah menunduk. Ia berfikir apakah ia harus bercerita pada Fuu.

"Aku akan menceritakan semuanya, tidak disini Fuu. Ayo, kita pulang dulu karena cerita ini akan panjang. Mungkin dengan secangkir teh dan beberapa camilan akan membuatmu nyaman ketika mendengar cerita tetang gadis bodoh itu hehe." Shizuka berjalan dahulu diikuti Fuu.

"Bisa melucu juga kau rupanya." Fuu terkekeh. Selama tinggal satu Apartemen dengan Shizuka baru kali ini dia mendengar Shizuka melucu.

Sesampainya di Apartemen, Shizuka benar-benar membuat teh dan mengambil beberapa biskuit coklat sebagai cemilan.

"Ceritakan. Sungguh aku sudah tidak sabar mendengarnya." Fuu berujar menggebu membuat Shizuka tersenyum.

"Baiklah, Hinata ya..." Shizuka bersiap memulai ceritanya, matanya menerawang seakan mengingat masa lalunya yang berhubungan dengan Hinata.

Delayed LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang